tag:blogger.com,1999:blog-7321603566827731102023-11-15T09:03:00.107-08:00NGAWI EDUCATIONSelamat Datang di Blognya Orang Ngawi
"Membimbing Anak Mencapai Akhlakul Karimah"SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-55057247052724393072009-03-15T22:43:00.000-07:002009-03-15T22:46:55.488-07:00ARTIKELANDA INGIN TAHU TINJAUAN KEPEMIMPINAN YANG BENAR? ATAU APAKAH KEPALA SEKOLAH KITA ITU MASUK DALAM KLASIFIKASI PEMIMPIN? INI SEDIKIT REFERENSI AGAR TERHINDAR DARI PRASANGKA BURUK<span class="fullpost"><br />KEPALA SEKOLAH; PEMIMPINKAH?<br />Oleh : SUKIR, S.Pd, M.Pd<br />Guru SMP Negeri 2 Bringin Ngawi<br /><br /><br />“Sakderengipun nyuwun lumunturing sih pangaksama dumateng para pangarsa pawiyatan wonten pundi kemawon”<br /><br />Pengantar<br /><br /> Berangkat dari sebuah hipotesa bahwa 90% guru pernah ngarasani (membicarakan) keburukan kepala sekolah dan 10% saja guru yang membicarakan kebaikan seorang kepala sekolah itulah maka tulisan ini kami sampaikan. Tujuan utama tulisan ini adalah membarikan wawasan mengenai kemimpinan jika ditinjau dari sisi religius yang terlepas apakah jika dirasakan nylekit atau tidak. Tulisan ini dimaksudkan agar kita tidak selalu berprasangka buruk pada kepala sekolah di manapun berada. Sebab, dalam sebuah guyon pada media Online “Okezone” pernah dimuat bahwa dalam koran nasional diturunkan (dengan perubahan) headline yang berbunyi “50% Pejabat Negeri Ini Korupsi”. Paginya, para penegak hukum marah dan meminta redaksi merubah tulisan tersebut agar tidak menjadi fitnah maka esok hari diubahlah headline tersebut menjadi “50% Pejabat Negeri Ini Tidak Korupsi”. Nah….adakah perbedaan makna dari headline tersebut?. Di sinilah maksud tulisan ini dipaparkan agar tidak hanya berakhir dengan prasangka buruk ketika kita berhadapan dengan siapapun. Selain itu, dengan tinjauan secara religius ini, tentunya bisa mengingatkan kita bahwa sebenarnya ada aturan yang benar mengenai kepemimpinan itu dalam Islam.<br /><br />Pemimpin itu Amanah<br /> Menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut, karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu. Janganlah terlalu jauh membicarakan pemimpin dalam arti penguasa negara, penguasa dalam organisasi, penguasa dalam perusahaan, menguasa dalam sekolah, penguasa dalam RT, kita sendiri adalah pemimpin. Kita adalah pemimpin bagi diri sendiri, pemimpin bagi istri maupun pemimpin bagi anak-anak kita. Memang, kita tidak akan dimintai pertanggungjawaban oleh instansi atau lembaga manapun akan tetapi, kita tetap akan dimintai pertanggungjawab oleh Allah Swt. Sejauhmana kita memanaj diri sendiri, istri maupun anak semua tidak akan terlepas dari pertanggungjawaban pada Allah Swt. Ini adalah pasti. Lalu bagaimana kalau kita menjadi pemimpin suatu lembaga atau instansi? Wah…. jangan ditanya lagi, pengadilan Allah takkan pernah bisa direkayasa. Kalau pada atasan, kita bisa merekayasa kwitansi, merekayasa laporan keuangan, maka dihadapan Allah Swt. sama sekali tidak bisa dan tidak mengenal rekayasa.<br /> Amanah adalah tanggungjawab, oleh karenanya tidak berlebihan kiranya jika para da’i senantiasa menjelaskan bagaimana penghuni neraka ketika Rasulullah mengintip neraka yaitu para wanita dan orang-orang yang tidak bisa menjalankan amanah. Sementara penghuni surga adalah orang-orang miskin dan pemimpin yang adil yakni miskin sehingga memang tidak ada yang harus dipertanggungjawabkan dan para pemimpin yang dapat mempertanggungjawabkan kepemimpinannya karena sikap jujur dan adilnya ketika memegang amanah. Dan disinilah makna amanah yang sebenarnya yakni mempertanggungjawabkan segala sesuatu kepada siapa yang telah memberi amanah yakni kepada atasan kita maupun secara individu nanti ketika kita menghadap Allah Swt.<br /><br /> Pemimpinkah kepala sekolah itu?<br /><br /> Suatu pertanyaan yang ringan namun tidak lebih dari suatu masalah yang dapat menimbulkan prasangka buruk jika tidak cermat menjawabnya dan jika hanya melihat sisi kelemaham manusia sebagai tempat salah dan lupa. Dan dalam tulisan ini memang sengaja tidak akan memberi jawaban atas pertanyaan tersebut. Tulisan ini hanya ingin menggiring akal nalar kita mencari referensi dari kaidah yang diyakini kebenarannya. Selain itu, memang tidak ada kewenangan pada diri seseorang untuk menilai apakah si “A” itu pemimpin atau tidak. Dan melalui tulisan ini setidaknya ada gambaran (yang tidak harus digunakan sebagai instrumen) apakah orang yang dihadapan kita itu pemimpin yang benar atau pemimpin yang dholim.<br /> Rasulullah SAW bersabda: Demi Allah, saya tidak akan menyerahkan jabatan kepada orang yang meminta dan tidak pula kepada orang yang berharap-harap untuk diangkat. (H.R. Hukhari dan Muslim). Senada dengan hadits ini, Nabi Muhammad SAW berkata kepada Abdur Rahman Ibnu Samurah ra: Wahai Abdur Rahman, janganlah engkau meminta untuk diangkat menjadi pemimpin. Sebab, jika engkau menjadi pemimpin karena permintaanmu sendiri, tanggung jawabnmu akan besar sekali. Dan jika engkau diangkat tanpa permintaanmu sendiri engkau akan ditolong orang dalam tugasmu. (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan dua hadis tersebut jelas bahwa pemimpin menurut pandangan Islam adalah orang yang tidak pernah meminta untuk diangkat menjadi pemimpin dan juga tidak pernah berharap kepada seseorang untuk diangkat menjadi pemimpin. Oleh karenanya jika seseorang pemimpin diangkat karena permintaan sendiri maka tanggungjawabnya akan menjadi besar sekali. Sedangkan jika pemimpin itu bukan karena permintaannya sendiri maka Rasulullah menyatakan bahwa orang (pemimpin) itu akan ditolong oleh orang lain dalam menjalankan tugas.<br /> Dari uraian itu jelas bahwa kreteria pemimpin jika ditinjau dari cara pengangkatannya saja akan tampak tanggungjawabnya. Pemimpin yang benar, memang mereka diminta untuk menjadi pemimpin karena kemampuannya, kebijaksanaanya dan jiwa kepemimpinannya. Pemimpin yang dimikian akan memunculkan kebijakan-kebijakan yang bermanfaat dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Artinya kebijakan yang ditetapkan akan menjadikan orang yang dipimpin menjadi tentram karena kemanfaatanya dalam kehidupan dunia dan kemanfaatanya di akhirat. Kebijakan yang diterapkan akan mampu menggiring orang yang dipimpin senantiasa dekat dengan Allah. <br /> Dalam hadis yang lain dijelaskan bahwa Abu Dzar ra. pernah berkata: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, Wahai Rasulullah, apakah engkau tidak hendak mengangkatku memegang suatau jabatan?. Rasulullah SAW menepuk bahuku dan berkata: Wahai Abu Dzar, engkau ini lemah sedangkan jabatan ini amanah yang pada hari kiamat kelak harus dipertanggungjawabkan dengan risiko penuh penghinaan dan penyesalan, kecuali orang yang memenuhi syarat dan dapat memenuhi tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik. (HR. Muslim). Dari keterangan-keterangan hadits di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mengajukan diri untuk diangkat menjadi pemimpin<br />adalah sesuatu yang tercela apalagi tidak dibarengi dengan kelayakan diri menjadi pemimpin. Namun sebaliknya, apabila seseorang diangkat menjadi pemimpin karena dukungan atau permintaan umat, memenuhi syarat dan mampu menjalankan tugas dengan amanah maka yang seperti ini tidaklah tercela.<br /> Dari penjelasan tersebut tampak bahwa jabatan adalah amanah yang tidak hanya harus dipertanggungjawabkan di dunia melainkan kelak harus dipertanggungjawabkan dengan risiko penuh penghinaan dan penyesalan. Masyaallah, begitu beratnya menjadi pemimpin sehingga sampai akhirat pun harus tetap bertanggungjawab. Namun demikian, penjelasan Rasulullah tersebut sangat berimbang, di satu sisi seorang pemimpin diberi warning berupa penghinaan dan penyesalan tapi di sisi yang lain Rasulullah membarikan pengecualian yakni orang yang memenuhi syarat dan dapat memenuhi tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik maka ia akan mendapatkan kebahagiaan karena dapat melaksanakan kepemimpinannya secara adil. Lalu, bagaimana dengan pertanyaan, pemimpinkah kepala sekolah? Maka jawabnya, bahwa kalimat tanya tersebut adalah kalimat tanya retoris artinya kalimat tanya yang tidak perlu mendapatkan jawaban karena penanya sebenarnya sudah tahu jawabannya. <br /> Memang, kalau kita baca Al Quran, maka sejauh ini hanya ada salah seorang yang meminta untuk diangkat menjadi pejabat, yakni Nabi Yusuf as. Dalam Quran tersebut dijelaskan bahwa Nabi Yusuf as. yang meminta jabatan dan menonjolkan dirinya agar diberikan jabatan sebagai bendaharawan negara di Mesir. Sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran: Jidikanlah aku bendaharawan Negara (Mesir). Sesungguhnya aku pandai menjaga lagi berpengetahuan. (Q.S. Yusuf: 55). Dalam sejarah memang ada yang meminta jabatan tetapi itu adalah Nabi Yusuf as. Lalu, apakah dengan dasar tersebut kita mengasumsikan bahwa kita identik dengan Nabi Yusuf yang kemudian minta jabatan? Atau masihkah kita ngeyel kalau kita sama dengan Nabi Yusuf sehingga tetap menonjolkan diri untuk diangkat menjadi pejabat atau pemimpin. Astaghfirullah, mustahil itu ya Allah.<br /><br />Konsepsi Pemimpin dalam Islam<br /> Dalam Islam sudah ada aturan-aturan yang berkaitan dengan kepemimpinan, diantaranya sebagai berikut:<br />1. Niat yang Lurus<br />Hendaklah saat menerima suatu tanggung jawab, dilandasi dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah perintahkan. Lalu iringi hal itu dengan mengharapkan keridhaan-Nya saja. Kepemimpinan atau jabatan adalah tanggung jawab dan beban, bukan kesempatan dan kemuliaan. Artinya, seorang pemimpin tentu memiliki niat yang lurus yakni mencari ridha Allah. Jika ada pemimpin berorientasi pada nilai materi atau hanya mencari prestise maka itu bukan konsep kepemimpinan dalam Islam.<br />2. Tidak Meminta Jabatan<br /> Nabi Muhammad SAW berkata kepada Abdur Rahman Ibnu Samurah ra: Wahai Abdur Rahman, janganlah engkau meminta untuk diangkat menjadi pemimpin. Sebab, jika engkau menjadi pemimpin karena permintaanmu sendiri, tanggung jawabnmu akan besar sekali. Dan jika engkau diangkat tanpa permintaanmu sendiri engkau akan ditolong orang dalam tugasmu. (HR. Bukhari dan Muslim). Hadist ini (sebagaimana dijelaskan di atas) adalah konsep kepemimpinan yang sangat kuat, kalau seseorang berusaha miminta pada orang lain atau atasan untuk diangkat menjadi pemimpin tentu ada sesuatu tendensi yang lain selain amanah, sebab amanah itu diberikan bukan diminta. <br />3. Berpegang pada Hukum Allah.<br /> Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin. Allah berfirman,”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (al-Maaidah:49). Ayat ini mengisyaratkan bahwa seorang pemimpin harus berpegang teguh pada ketentuan Allah sebagaimana dalam Al Quran. Kalau tidak bisa atau tidak mengetahui hukum Allah ya…..Allahuakbar sajalah…..<br />4. Memutuskan Perkara dengan Adil<br /> Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir). Masyaallah….. jika seorang pemimpin itu tidak adil maka digambarkan jika nanti hari kiamat akan datang dengan keadaan terikat. Jika di dunia ia menjadi pemimpin yang adil maka karena keadilannya itu ia akan selamat tetapi jika ia tidak adil maka ia akan dijerumuskan oleh kezhalimannya<br />5. Tidak Menutup Diri Saat Diperlukan Rakyat.<br /> Hendaklah selalu membuka pintu untuk setiap pengaduan dan permasalahan rakyat.Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin atau pemerintah yang menutup pintunya terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinan kecuali Allah akan menutup pintu-pintu langit terhadap kebutuhan, hajat, dan kemiskinannya.” (Riwayat Imam Ahmad dan At-Tirmidzi).<br /> Dari hadis tersebut tersirat bahwa pemimpin yang benar adalah pemimpin yang selalu dekat dengan rakyat baik saat dibutuhkan maupun tidak dibutuhkan. Tetapi sebaliknya pemimpin yang dzolim adalah pemimpin yang menutup diri untuk kepentingan orang yang dipimpin atau selalu mempersulit orang yang dipimpin atau bahkan pemimpin yang benci pada orang yang dipimpin jika lebih baik atau lebih berhasil dari dirinya. Ingatlah, doa Rasullullah,’ Ya Allah, barangsiapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus satu perkara umatku lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah kepadanya<br />6. Mampu memberi nasehat <br /> Rasulullah bersabda,”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum Muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasehati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk surga bersama mereka (rakyatnya).”. Inilah mengapa pemimpin itu dipilih, sebab pemimpin yang berkualitas adalah pemimpin yang mampu memberikan nasehat pada orang yang dipimpin bukan sebalinya mengajak untuk melakukan perbuatan dosa. Konsep, menasehati adalah kompetensi diri seorang pemimpin yang benar-benar universal karena prinsip ini pemimpin tidak hanya menunjukkan kekurangan orang yang dipimpin tetapi juga mampu menunjukkan alternatif pemecahan masalah, tidak sebaliknya hanya membuat masalah.<br />7. Tidak Menerima Hadiah<br /> Seeorang yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati. Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari orang yang dipimpin.Rasulullah bersabda,” Pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan.” (Riwayat Thabrani). Keprofesionalan seseorang akan tampak pada sikap prosedural atau sesuai aturan. Oleh karenanya pemimpin yang baik seharusnya tidak menerima hadiah tetapi memberikan hadiah atas prestasi orang yang dipimpinnya.<br />8. Memiliki Pembantu yang Amanah<br /> Rasulullah bersabda,”Tidaklah Allah mengutus seorang nabi atau menjadikan seorang khalifah kecuali ada bersama mereka itu golongan pejabat (pembantu).Yaitu pejabat yang menyuruh kepada kebaikan dan mendorongnya kesana, dan pejabat yang menyuruh kepada kemungkaran dan mendorongnya ke sana.Maka orang yang terjaga adalah orang yang dijaga oleh Allah,” (Riwayat Bukhari dari Abu said Radhiyallahu’anhu). Dalam hal ini, seorang pemimpin tentu memiliki seorang pembantu atau kepercayaan yang amanah, mampu berbuat baik dan mengarahkan kepada hal yang baik. Pembantu dalam hal ini lebih pada mitra kerja yang bisa diajak kerjasama melaksanakan tugas demi kemaslahatan bersama, bukan justru berkolaborasi merekayasa sesuatu demi kepentingan dan keuntungan individu.<br />9. Dan masih banyak lagi konsepsi kepemimpinan yang lain.<br />Dari uraian tersebut kiranya bisa dijadikan suatu wacana kepemimpinan dalam Islam, meskipun dasar yang dipaparkan baru sebagaian kecil dari dasar kepemimpinan dalam Islam yang ada. Dengan beberapa dasar yang telah dipaparkan setidaknya juga bisa dijadikan pedoman dalam melangkah bagi para calon pemimpin. Namun yang perlu dipahami, Pertama, bahwa siapapun kita adalah pemimpin yang nantinya tetap akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt karena “tiada selembar daun pun yang jatuh kecuali sepengetahuan Allah” apalagi rekayasa yang kita lakukan. Kedua, kita adalah manusia kalaupun toh berbaju mungkin berupa; staf tata usaha, guru, pesuruh dan lain sebagainya, oleh karena ingatlah akan baju kita sendiri, artinya, maaf…..kita tidak ada kewenangan menilai apakah kepala sekolah kita itu tipe pemimpin atau tidak, atau tidak ada hak bagi kita menilai apakah kalau ia pemimpin itu termasuk adil atau dholim. Sebab penilai yang sebenarnya hanya Allah Swt, Dzat yang tak pernah mau direkayasa oleh akal busuk manusia. Ketiga, siapapun kita dan baju kita adalah manusia tempat salah dan dosa sehingga sikap yang bijak adalah senantiasa memohon ampunan kepada Dzat yang mampu memberi ampunan. Semoga bermanfaat*<br /><br />Ngawi, September 2008<br />Penulis<br /><br /><br />Sukir, S.Pd, M.Pd.<br /><br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-76804251546600392692009-03-15T04:58:00.000-07:002009-03-15T05:03:15.824-07:00MATERI BHS INDONESIA POWERPOINTUntuk mempermudah pemahaman siswa dalam belajar keterampilan bahasa perlu adanya media yang disiapkan. Salah satu media yang dapat kita gunakan adalah komputer. Jika di sekolah kita sudah tersedia LCD Proyektor akan sangat membantu kita. Berikut contoh bahan pembelajaran bahasa berbasis Power Point yang bisa diunduh:<span class="fullpost"><br /><br /><p></p> <p>1. <a href="http://www.ziddu.com/download.php?uid=aK%2BfmZelbLKemZmlsqyZlJyiZLCWlpWn4" target="_blank">Menyusun Paragraf</a></p> <p>2. <a href="http://www.ziddu.com/download.php?uid=aq%2Bimpiob7KdluKnaaqhkZSrZqyalZWq9" target="_blank">Menyusun Ucapan Selamat</a></p> <p>3. <a href="http://www.ziddu.com/download/1451306/memo-dan-surat.ppt.html" target="_blank">Menulis Memo dan Surat </a></p> <p>4. <a href="http://www.ziddu.com/download/1451304/makna-denotasi-dan-konotasi-2.ppt.html" target="_blank">Makna Denotasi dan Konotasi</a></p> <p>5. <a href="http://www.ziddu.com/download/1451303/majas-perbandingan-2.ppt.html" target="_blank">Majas Perbandingan </a></p> <p>6. <a href="http://www.ziddu.com/download/1451090/kata-ulang.ppt.html" target="_blank">Kata Ulang</a></p> <p>7. <a href="http://www.ziddu.com/download/1451089/kata-kajian-dan-kata-populer.ppt.html" target="_blank">Kata Kajian dan Kata Populer</a></p> <p>8. <a href="http://www.ziddu.com/download/1450825/kata-baku-kata-tdk-baku.ppt.html" target="_blank">Kata Baku dan Tidak Baku </a></p> <p>9. <a href="http://www.ziddu.com/download/1450824/kalimat-berita-negatif-dan-larangan.ppt.html" target="_blank">Kalimat Berita Negatif dan Larangan</a></p> <p>10. <a href="http://www.ziddu.com/download/1450823/kalimat-aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung.ppt.html" target="_blank">Kalimat Aktif-Fasif dan Kalimat Langsung-Tak Langsung</a></p></span><span class="fullpost"></span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-6957544790811125872009-02-28T04:21:00.000-08:002009-02-28T04:30:29.781-08:00OBAT DARI ROSULULLAHINI ADALAH SEBUAH REFERENSI TENTANG OBAT YANG DIREMONEDARIKAN OLEH ROSULULLAH DI ANTARANYA ADALAH Habbatus sauda ialah sejenis tumbuhan yang banyak didapati di kawasan Mediterranean dan di kawasan yang beriklim gurun<span class="fullpost"><br /><br />Pada tahun 1986, Dr. Ahmad Al Qadhy dan rekan-rekannya melakukan penelitian di Amerika tentang pengaruh habatussauda terhadap sistem kekebalan tubuh (imuniti) manusia. Penelitian yang dilakukan dalam dua tahap itu menghasilkan kesimpulan pertama: Kelebihan prosentase The Helper T-Cell atas suppresor cells ts mencapai 55% dan ada sedikit kelebihan atas killer cell orcytoxic sebanyak 30%.<br />Penelitian tahap kedua dengan melibatkan 18 suka- relawan yang badan mereka terlihat sehat dan segar. Mereka dibagi dalam dua kelompok, satu kelompok diberi satu gram habatussauda setiap harinya, dan kelompok lain diberi karbon. Selama empat pekan mereka mengkonsumsi habatus dan karbon yang sudah dikemas dalam butir-butir kapsul.<br />Hasilnya, habatus menguat-kan tugas-tugas imuniti dengan tambahan prosentase The Helper T-lymphocytes cell atas supressor cell-ts. Jadi, sistem kerja habatatussauda dalam tubuh manusia adalah dengan memperbaiki, menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia terhadap berbagai penyakit.<br />Dalam sistem kekebalan tubuh manusia, habatussauda adalah satu-satunya tatanan yang memiliki senjata khusus untuk menghancurkan segala macam penyakit. Sebab, setelah sel paghocytosis menelan kuman-kuman yang menyerang, ia membawa bakteri antigenic ke permukaannya, kemudian menempel dengan sel lymph, untuk mengetahui bagaimana susunan mikrobanya secara mendetil, lalu memerintahkan masing-masing sel T-lymphocytes untuk memproduksi antibodies atau sel T-spesific, khususnya adalah antigenic yang juga dibangkitkan untuk berproduksi.<br /><br />Dinding sel B-Lymphocytes memiliki kurang lebih 100 ribu molekul dari antibodies yang saling bereaksi secara khusus dan dengan kemampuan yang tinggi dengan jenis khusus yang ditimbulkan oleh antigenic dalam mikroba. Antibodies menyatu dengan sel T- Lymhocytes, lalu bersama-sama dengan antigenic melawan mikroba, sehingga mikroba tidak dapat berkerja dan sekaligus bisa menghancurkannya.<br />Dengan demikian, kekebalan itu merupakan kekebalan khusus untuk menghadapi setiap hewan asing yang masuk ke dalam tubuh. Karena, habatussauda mempunyai kekebalan spesifik yang didapat secara otomatis, yang memiliki kemampuan berbentuk antibodies dan senjata sel serta pengurai khusus untuk setiap hewan asing yang masuk dan menyebabkan penyakit.<br /><br />Menurut Dr. Al Qadhy, habatusaudah juga mempunyai kemampuan lain, seperti untuk melawan bermacam-macam virus, kuman dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh manusia.<br />“Karena itu, kami dapat menetapkan bahwa di dalam habatussauda terdapat kesembuhan untuk segala macam penyakit. Karena peranannya yang menguatkan dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh, suatu sistem yang di dalamnya ada kesembuhan dari segala macam penyakit, yang bereaksi terhadap segala sebab yang menimbulkan penyakit, yang memiliki kemampuan awal untuk memberikan kesembuhan secara sempurna atau sebahagian di antaranya untuk menyembuhkan segala penyakit,” ungkap Al Qadhy.<br />“Kata syifa’ dalam bentuk indefinitif di berbagai hadis juga menguatkan hasil kesimpulan ini, yang tingkat kesembuhannya berbeda-beda, tergantung pada kondisi sistem kekebalan tubuh manusia itu sendiri, jenis penyakit, sebab-sebab dan periodisasinya. Dengan bentuk keumuman lafaz dalam hadis, dapat ditafsiri sebagai suatu kesesuaian dengan berbagai pendapat di atas, yang disampaikan oleh para pen-syarh hadis,” imbuhnya.<br /><br />Berdasar keterangan di atas Insya Allah penyakit seperti Systemic Lupus Erythematosus yang kata dokter belum diketahui penyebabnya pun bisa disembuhkan dengan mengkonsumsi habbatus sauda secara teratur. Bagaimana dengan AIDS dan flu burung serta SARS? Mengapa tidak, tinggal kita buktikan saja kan? Dunia sudah mengakui kalau Rasulullah shalallahu alaihi wassalaam bukan pembohong dan penipu.<br />Habbatus sauda ialah sejenis tumbuhan yang banyak didapati di kawasan Mediterranean dan di kawasan yang beriklim gurun. Banyak kajian telah dijalankan. Bagaimanapun kebanyakkannya ditulis di dalam Bahasa Arab, oleh itu pendedahan terhadap dunia antarabangsa tidak banyak dibuat.<br /><br />Habbatus sauda digunakan secara tradisional untuk beberapa keadaan seperti untuk menghasilkan kulit muka yang cerah, membantu merawat batuk dan asma, kencing manis, selsema, keguguran rambut, tekanan darah tinggi, masalah untuk tidur, sakit-sakit otot dan sendi, rasa loya dan muntah, mengurangkan kolesterol, merawat batu karang dan sebagainya.<br /><br />Ibnu Sina di dalam bukunya Canon of Medicine menyatakan Habbatus sauda …… merangsang tenaga dan membantu pemulihan kepenatan dan semangat.<br />Ibnu Qayyim di dalam bukunya Medicine of the Prophet menyatakan Habbatus sauda berupaya memulihkan penyakit-penyakit seperti batuk, bronchitits, masalah perut, kecacingan, masalah kulit seperti jerawat, sakit senggugut dan haid yang lain, menambah susu badan, menambah pengaliran air liur dan sebagainya.<br />Dr Ahmad Elkadi pula membuat kajian dan mendapati Habbatus sauda mempertingkat kan daya tahan sakit (immune system).<br /><br />Antara bahan-bahan kandungan Habbatus sauda ialah Fixed Oil (saturated dan unsaturated), Minyak-minyak Asas (sterol, thymohydroquinone, carvone, limonine, cymene), Alkaloids, Saponin dan Asid Amino.<br />Di bawah ini disertakan 7 ciri-ciri utama habbatus sauda:<br /><br />1. Nilai pemakanan<br />Habbatus sauda kaya dengan: monosaccharide glukosa, xylosa; polysaccharide; fatty acid yang tidak tepu (unsaturated essential fatty acids, EFA). EFA tidak boleh dihasilkan oleh badan kita, oleh itu sumber utamanya ialah dari pemakanan; amino acid yang membentuk protein; karotene iaitu sumber vitamin A; kalsium, zat besi, dsb.<br /><br />2. Sistem imunisasi<br />Kajian yang dilakukan di Arab Saudi mendapati, habbatus sauda berupaya meningkatkan sistem imunisasi anda (daya melawan penyakit). Oleh itu ia mungkin penting dalam pengawalan kanser, AIDS dan penyakit-penyakit berkaitan yang lain.<br /><br />3. Anti-histamine<br />Histamine ialah bahan yang dikeluarkan oleh sel-sel mast di dalam badan yang menyebabkan kesan-kesan allergik (alahan). Habbatus sauda mengandungi bahan yang menghalang protein kinase C, sejenis bahan yang mencetus penghasilan histamine. Oleh kerana penghidap penyakit asma selalunya mengalami masalah alahan, habbatus sauda mungkin baik diambil secara berterusan oleh pesakit-pesakit ini.<br /><br />4. Anti-tumor<br />Kajian in vitro mendapati habbatus sauda berupaya menghalang pembentukan sel-sel tumor. Oleh itu, ia baik untuk digunakan untuk membantu menghalang penyakit kanker.<br /><br />5. Anti-bakteria<br />Penyelidikan ke atas bahan ini mendapati ia mempunyai aktiviti anti-bakteria . Habbatus sauda didapati berupaya mengawal bakteria seperti E.coli, V.cholera dan spesies Shigella. Ini bermakna habbatus sauda baik untuk mereka yang menghidapi beberapa jenis penyakit seperti cirit-birit dan masalah-masalah perut yang lain.<br /><br />6. Anti-radang (anti-inflammation)<br />Habbatus sauda didapati boleh mengurangkan radang (bengkak). Oleh itu ia baik untuk pesakit asma (mengurangkan radang dalam paru-paru), eczema (alahan yang menyebabkan gatal, kulit merah dsb.) dan arthritis (bengkak sendi).<br /><br />7. Menggalakkan pengeluaran susu<br />Kombinasi lemak dan hormon yang didapati di dalam habbatus sauda menyebabkan pengeluaran susu ibu yang menyusukan bayi bertambah.<br /><br />Habbatuh sauda yang beredar di pasaran ada 3 jenis<br />1.Yang asli … masih berbentuk bijiran2 kecil hitam, bentuknya seperti jintan atau wijen disebut juga dengan nama lain JINTAN HITAM. Rasanya paphit-pahit pedas sedikit, baik digunakan untuk orang dewasa.<br />2.Yang sudah diolah menjadi MINYAK.ini sangat baik untuk anak2 dan bayi yang belum bisa mengunyah biji aslinya. karena bijiran asli habbatuh sauda’ harus dikunyah sampai halus baru ditelan, kalau gak halus maka bijirin nya gak akan bisa di cerna oleh tubuh, karena saking kecilnya.<br />3.Yang diolah menjadi KAPSUL.<br /><br />APA ITU NIGELLA SATIVA<br />Nigella Sativa tumbuh di berbagai belahan dunia, termasuk Saudi, Afrika Utara dan sebagian Asia. Nigella Sativa merupakan bunga fennel dari keluarga Ranunculaceae. Biji-biji Nigella Sativa ukurannya kecil dan pendek (panjang antara 1-2mm), hitam, berbentuk trigonal, memiliki rasa yang kuat dan pedas seperti lada.<br />Jenis Bunga Nigella Sativa ada dua macam, satu berwarna ungu kebirubiruan dan lainnya putih. Pertumbuhan bunga terletak pada bagian cabang, sementara itu daunnya saling tumbuh berseberangan secara berpasangan. Daun dibagian bawah bentuknya kecil dan pendek, sedangkan daun bagian atas lebih panjang (6 - 10 cm). Batang bunga tersebut bisa mencapai ketinggian 12 -18 inchi.<br /><br />Nigella Sativa adalah tumbuhan biseksual artinya dapat mengembangbiakkan dirinya sendiri, membentuk sebuah kapsul buah yang mengandung biji. Saat kapsul buah matang, ia akan membuka dan biji yang ada didalamnya akan mengudara dan berubah menjadi hitam, sehingga disebut Biji Hitam (Black Seed). Di beberapa negara dikenal dengan nama yang berbeda antara lain :<br />Indonesia = Jintan Hitam<br />Inggris = Fennel Flower<br />Mesir = Habat Et Baraka<br />Itali = Nigella<br />Perancis = Nigelle<br />Jerman = Nidella<br />Amerika = Black Cumin/Black Seed<br />Eropa = Black Caraway <br /><br />SEJARAH NIGELLA SATIVA<br />Nigella Sativa pertama ditemukan di daerah Tutankhamen, Mesir dan memiliki peranan penting dalam praktek kehidupan Mesir Kuno. Tanaman ini tumbuh liar di negara-negara Mediterania, dan dikembangbiakkan di Mesir dan Siria. Raja-raja pada masa itu pasti sangat berhati-hati dalam menggunakan tanaman terbaik sebagai obat.<br />Dioscoredes, ahli fisika Yunani di abad ke satu, melaporkan bahwa Nigella Sativa dipakai untuk mengobati Sakit Kepala, Hidung tersumbat, sakit gigi, dan penyakit internis. Selain itu juga digunakan untuk membantu masa menstruasi dan meningkatkan produksi Air Susu Ibu.<br /><br />Tokoh Muslim, Al Biruni (973-1048), yang menggabungkan obat-obatan leluhur India dan Cina menyebutkan bahwa Nigella Sativa adalah sejenis biji-bijian yang digunakan sebagai bahan nutrisi di abad ke 10 dan 11 Masehi.<br />Dalam sistem pengobatan di Greco-Arab/Unani-Tibb, yang berasal dari Hippocrates, Galen dan Ibnu Sina, Nigella Sativa merupakan penyembuh yang sangat bernilai dalam mengobati difungsi pencernaan dan hepatitis yang digambarkan sebagai stimulan untuk kondisi-kondisi berbeda, dan pereda demam tinggi.<br />Ibnu Sina (980-1037), dalam karya terbesarnya “The Canon of Medicine”, yang dianggap banyak orang sebagai buku paling terkenal di dunia kedokteran, baik di Timur atau di Barat, menyatakan Nigella Sativa bermanfaat “Menstimulasi energi di tubuh dan membantu penyembuhan dari kelelahan atau kurang semangat”.<br />Berbagai penelitian memberikan bukti bahwa Nigella Sativa nyata dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh jika digunakan sepanjang waktu. Referensi Nabi SAW mendeskripsikan bahwa Nigella Sativa atau Habbatussauda sebagai “Penyembuh Segala Penyakit kecuali Kematian”.<br /><br />Di negara-negara Timur Tengah dan Timur Jauh selama berabad-abad menggunakan Nigella Sativa untuk mengobati penyakit ringan termasuk asma dan bronkhitis, rematik dan luka radang, meningkatkan produksi susu ibu hamil, mengobati gangguan pencernaan, membantu menjaga sistem kekebalan tubuh, meningkatlkan kemampuan perncernaan dan pembuangan, dan melawan infeksi parasit. Minyaknya digunakan untuk mengobati penyakit kulit, seperti eksim, dan luka radang serta mampu mengobati gejala meriang.<br />Sungguh banyak manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dari Nigella Sativa ini sehingga tidak mengherankan apabila ia populer disebut dengan “the seed of blessing” / “Habbatu barakah”, yang artinya “biji-bijian yang mengandung rahmat”.<br /><br />KANDUNGAN NIGELLA SATIVA<br />Kandungan Nutrisi Nigella Sativa selain membangunan sistem kekebalan tubuh sepanjang hari, juga menyediakan sumber yang optimal untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit.<br />Nigella Sativa kaya akan kandungan Nutrisi Monosakarida (molekul gula tunggal) dalam bentuk glukosa rhamnose, xylose dan arabinose yang dengan mudah dapat diserap oleh tubuh sebagai sumber energi, juga mengandung non-starch polisakarida yang berfungsi sebagai sumber serat yang sangat berguna untuk diet.<br />Lima belas asam amino pembentuk protein, delapan diantaranya asam amino esensial yang sangat diperlukan oleh tubuh, dimana tubuh tidak dapat mensistensisnya sendiri sehingga perlu asupan dari luar.<br />Kandungan Arginin didalamnya sangat penting untuk masa pertumbuhan, analisis kimia lanjutan menemukan bahwa ia mengangung Karotin, yang diubah menjadi Vitamin A oleh Liver.<br />Nigella Sativa juga sebagai sumber Kalsium, Zat Besi, Sodium dan Potassium yang berperan penting dalam membantu peran Enzim. Ia juga mengandung Asam Lemak, terutama Asam Lemak Esensial tak jenuh (Asam Linoleic dan Linolenic). Asam Lemak Esensial terdiri dari Asam Alfa-Linolenic (Omega-3) dan Asam Linoleic (Omega-6) sebagai pembentuk sel yang tidak dapat dibentuk sendiri dalam tubuh sehingga harus mendapat asupan atau makanan dari luar yang memiliki kandungan Asal Lemak Esensial yang tinggi.<br /><br />Daftar dibawah ini menunjukkan komposisi biji dan minyak Nigella Sativa dengan kandungan aktif, nutrisi dan lainnya sebagai berikut:<br />KOMPOSISI NUTRISI BIJI NIGELLA SATIVA<br />Protein 21%<br />Karbohidrat 35%<br />Lemak 35-38% <br />KOMPOSISI MINYAK ESENSIAL (1,4%) MINYAK NIGELLA SATIVA<br />Carvone 21,1%<br />Alfa-PInene 7,4%<br />Sabinene 5,5%<br />Beta-Pinene 7,7%<br />P-Cymene 46,8%<br />Ohters 11,5% <br />NUTRISI MINYAK NIGELLA SATIVA<br />Protein 208 ug/g<br />Thiamin 15 ug/g<br />Riboflavin 1 ug/g<br />Pyridoxine 5 ug/g<br />Niacin 57 ug/g<br />Folacin 610 IU/g<br />Calsium 1,859 mg/g<br />Iron 105 ug/g<br />Copper 18 ug/g<br />Zinc 60 ug/g<br />Phosphorus 5,265 mg/g <br />ASAM LEMAK MINYAK NIGELLA SATIVA<br />Myristic Asam (C14:0) 0,5%<br />Palmitic Asam (C16:0) 13,7%<br />Palmitoleic Asam (C16:1) 0,1%<br />Stearic Asam (C18:0) 2,6%<br />Oleic Asam (C18:1) 23,7%<br />Linoleic Asam (C18:2) (Omega-6) 57,9%<br />Linelenic Asam (C18:3n-3 (Omega-3) 0,2%<br />Arachidic Asam (C20:0) 1,3% <br />ASAM LEMAK JENUH DAN TAK JENUH MINYAK NIGELLA SATIVA<br />Saturated Acid 18,1 %<br />Monounsaturated Acids 23,8 %<br />Polyunsaturated Acids 58,1 % <br /><br /><br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-41731111241947957142009-02-22T06:30:00.000-08:002009-02-22T06:35:27.101-08:00TENTANG NGAWIANDA INGIN TAHU TENTANG KABUPATEN NGAWI? INFORMASI KECIL INI MUNGKIN BISA MEMBANTU ANDA MENGENAL NGAWI<span class="fullpost"><br />KABUPATEN NGAWI<br />(Bersemangat)<br /><br />Provinsi Jawa Timur<br />Ibu kota Ngawi<br />Luas 1.245,70 km²<br />Penduduk <br />• Jumlah 840.000 (2003)<br />• Kepadatan 674 jiwa/km²<br />Pembagian administrative <br />• Kecamatan 19 <br />• Desa/kelurahan 217<br />Bupati Harsono<br />Kode area telepon 0351<br /><br />Kabupaten Ngawi adalah sebuah wilayah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Ngawi. Kota kabupaten ini terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah.<br /><br />Wilayah<br />Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora (keduanya termasuk wilayah Provinsi Jawa Tengah), dan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Madiun di timur, Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun di selatan, serta Kabupaten Sragen (Jawa Tengah) di barat.<br />Kabupaten Ngawi terdiri atas 19 kecamatan [1] yang terbagi dalam sejumlah 213 desa dan 4 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Ngawi.<br />Bagian utara merupakan perbukitan, bagian dari Pegunungan Kendeng. Bagian barat daya adalah kawasan pegunungan, bagian dari sistem Gunung Lawu (3.265 meter).<br /><br />Transportasi<br />Kabupaten Ngawi dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, jalur utama Cepu, Bojonegoro-Madiun dan menjadi gerbang utama Jawa Timur jalur selatan. Kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api Jakarta-Yogyakarta-Bandung/Jakarta, namun tidak melewati ibukota kabupaten. Stasiun kereta api terdapat di Geneng, Paron, Kedunggalar dan Walikukun.<br /><br />Pendidikan<br />Pondok Pesantren Gontor Putri 1 dan Pondok Pesantren Gontor Putri 2 dan 3 terdapat di Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, yakni di dekat perbatasan dengan Jawa Tengah.<br />SMU Negeri 2 Ngawi, salah satu sekolah favorit di Kabupaten Ngawi yang mempunyai segudang kegiatan / organisasi. Sekolah ini banyak menghasilkan generasi penerus Ngawi yang tanggung dan berpotensi untuk membangun kota Ngawi. Salah satu organisasi yang paling dominan di Smada Ngawi adalah Pramuka, [rakasmuda Ngawi]Situs Informasi Pramuka Smuda<br />Terdapat Perguruan Tinggi: Universitas Soerjo Ngawi (Unsur), STKIP PGRI Ngawi, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian dan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam di Paron, serta Akademi Keperawatan di RSUD Dr. Soeroto<br /><br />Objek wisata<br />Sedangkan tempat rekreasi yang ada saat ini adalah Pemandian Tawun, Waduk Pondok, Air terjun Srambang, serta kebun Teh Jamus yang berhawa sejuk dan terdapat Kolam Pemandian di sekitar Perkebunan Teh tersebut. Perkebunan Teh ini terletak di Kecamatan Sine. Selain itu terdapat juga situs purbakala Trinil yang menyimpan fosil pithecanthropus erectus (Manusia kera berjalan tegak) pertama kali di temukan oleh arkeolog Belanda bernama Eugene Dubois.<br />Sebuah benteng peninggalan belanda (Benteng VAN DEN BOSH) sebenarnya bisa pula dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang sangat bagus, sayang Pemerintah Kabupaten Ngawi tidak serius menanganinya. Benteng yang terletak diantara dua Sungai besar itu (Sungai Madiun dan Bengawan Solo) sangat mungkin menyedot wisatawan karena letaknya yang di tengah kota.<br /><br />Tokoh<br />Beberapa tokoh yang lahir di kota ini, antara lain Budayawan Umar Kayam, Seniman lukis Didik Nurhadi, Seniman Lokal Poeryanto (akrab dipanggil Dalang Poer), ekonom Sri Edi Swasono, Politikus Sri Bintang Pamungkas, Pengamat Politik Hermawan Sulistyo, peragawati Ratih Sanggarwati, dari Ngawi juga terlahir seorang Pahlawan Nasional bernama DR Radjiman Wedyodiningrat, sedangkan nama Koeshartoyo adalah pahlawan lokal yang sangat berjasa dan akhirnya dijadikan nama salah satu jalan di kota Ngawi, dari pelawak tersebutlah antara lain Kirun, Topan, Leysus. Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012, Prijanto juga berasal dari Ngawi.<br />Perlu diketahui bahwa gubernur Jawa Timur pertama yaitu Gubernur Soerjo dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Surabaya, pada tanggal 13 November 1948 di tengah hutan Peleng, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi dihadang dan dibunuh oleh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Tidak jauh dari tempat gugur beliau sekarang telah didirikan sebuah monumen untuk mengenangnya. Setelah beliau wafat dimakamkan di makam Sasono Mulyo, Sawahan, Kabupaten Magetan.<br /><br />Makanan khas<br />Makanan Khas Asli kota Ngawi Adalah Tahu Tepo, kemudian Wedang Cemue. karena rasanya yang enak banyak tempat lain mengklaim cemue berasal dari daerahnya, tapi Cemue adalah benar benar Asli kota Ngawi, Sate ayam Ngawi juga mempunyai rasa yang berbeda dengan sate ayam daerah lain. Selain itu makanan ringan semacam Kripik tempe, ledre, dan Geti banyak terdapat di Ngawi<br /><br />Kesenian<br />Kesenian Daerah Asli Kabupaten Ngawi adalah Tari Orek Orek, Tari Kecetan, Dongkrek, Wayang Krucil<br /><br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-84797462958038285042009-02-19T22:15:00.000-08:002009-02-19T22:25:33.476-08:00CARA MEMBUAT BLOGCara membuat blog sebenarnya sangat mudah, anda bisa mengikuti langkah berikut<span class="fullpost"><br />Langkah 1: Daftar Google<br />Silahkan kunjungi http://www.blogger.com. <br />Jika Anda sudah memiliki login di Google, Anda tinggal login, maka Anda akan masuk ke Control Panel atau Panel Kontrol.<br />Oh ya, Anda bisa memilih bahasa, apakah Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.<br />Untuk kali ini saya anggap Anda belum memiliki login Google.<br />Klik tanda panah besar yang bertuliskan CIPTAKAN BLOG ANDA.<br /><br />Langkah 2: Daftar Blog<br />Setelah Anda klik tanda panah besar yang bertuliskan CIPTAKAN BLOG ANDA, maka akan muncul formulir<br />Proses ini akan menciptakan account Google yang dapat Anda gunakan pada layanan Google lainnya. Jika Anda sudah memiliki sebuah account Google mungkn dari Gmail, Google Groups, atau Orkut.<br /><br />Satu account Google bisa digunakan untuk mengakses semua fasilitas yang disediakan oleh Google.<br /><br />Jika Anda sudah memiliki accout google, Anda bisa langsung login (masuk). Untuk login ke Google, Anda harus login dengan menggunakan alamat email.<br /><br />Silahkan lengkapi.<br /><br />1. Alamat email yang Anda masukan harus sudah ada sebelumnya. Anda akan dikirim konfirmasi ke email tersebut. Jika Anda menggunakan email palsu atau email yang baru rencana akan dibuat, maka pendaftaran bisa gagal. Anda tidak perlu menggunakan email gmail.com. Email apa saja bisa.<br /><br />2. Lengkapi data yang lainnya.<br /><br />3. Tandai "Saya menerima Persyaratan dan Layanan" sebagai bukti bahwa Anda setuju. BTW Anda sudah membacanya?<br /><br />Setelah lengkap, klik tanda panah yang bertuliskan lanjutkan.<br /><br />Langkah 3:Memilih Nama Blog dan URL Blog<br />Jika Anda berhasil, Anda akan dibawa ke halaman seperti pada gambar dibawah. Jika gagal? Gagal biasanya karena verifikasi kata Anda salah. Itu wajar karena sering kali verifikasi kata sulit dibaca.Setelah Anda berhasil mendaftar, Anda akan dibawa ke halaman seperti yang ada pada gambar dibawah ini.Sekarang Anda mulai membuat blog dengan mengisi nama dan alamat blog Anda.Sebagai contoh, saya menamakan blog tersebut dengan nama Blogku dan URL blognya adalah HTTP://WWW.NGAWI EDUCATION.BLOGSPOT.COM.<br /><br />Jika Anda membuat lensa dengan tujuan mempromosikan produk Anda atau produk afiliasi, maka dalam memilih nama, harus berisi nama produk atau jasa yang akan Anda tawarkan. Misalnya jika Anda ingin menjual ebook saya, Anda bisa memilih kata kunci seperti motivasi, sukses, berpikir positif, dan kata-kata kunci lainnya yang sesuai.<br /><br />Anda juga bisa meneliti kata kunci yang paling banyak dicari orang (tentu harus berhubungan dengan produk yang Anda jual) di<br />https://adwords.google.com/select/KeywordToolExternal<br /><br />Anda bisa mengecek ketersidaan alamat blog yang Anda pilih. Jika tersedia bisa Anda lanjutkan. Jika tidak tersedia, maka Anda harus kreatif mencari nama lain atau memodifikasi alamat yang sudah ada, misalnya ditambahkan abc, xzy, 101, dan bisa juga dengan menyisipkan nama Anda.<br /><br />Lanjutkan dengan klik tanda panah bertuliskan LANJUTKAN.<br /><br />Langkah : 4 Memilih Blog Template<br />Jika berhasil,Pilihlah tema yang sesuai dengan selera Anda . Jika tidak ada yang sesui dengan selera Anda, jangan khawatir, nanti masih banyak pilihan tema yang bisa Anda install sendiri misalnya Anda dapat mendownloadnya di http://btemplates.com.KLIK DISINI untuk melihat contoh blog saya yang memakai tema di http://btemplates.com . Sekarang pilih saja tema agar proses pembuatan blog bisa diselesaikan. Anda bisa preview tema dengan klik gambarnya.<br /><br />Setelah itu Anda klik tanda panah yang bertuliskan LANJUTKAN<br /><br />SELAMAT!!!!!!!!<br />Sekarang Anda sudah memiliki sebuah blog.Memang masih ada beberapa hal yang harus Anda lakukan, yaitu pengaturan, tata letak, penambahan eleman, dan penggantian tema jika Anda menginginkan tema yang lain. Ini untuk tingkat lanjut.<br />Setidaknya, Anda sudah memiliki blog dan bisa posting. Hal ini sudah cukup untuk tahap awal.<br />Kalau udah bisa jangan lupa kasih comment ya!!<br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-32644129475265159192009-02-19T06:20:00.000-08:002009-02-19T06:30:49.380-08:00Stelistika, Unsur Retorika, Gaya Bahasa (Lengkap)Bagi para siswa dimanapun kalian berada, berikut kalian bisa melihat Stelistika/Unsur Retorika atau Gaya Bahasa atau Majas secara lengkap<span class="fullpost"><br />2.3 Stelistika dan Unsur Retorika<br />2.3.1 Stelistika<br /> Stile (style atau gaya bahasa) (Keraf, 1994: 113) adalah cara pengungkapan pikirar melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pengarang. Stile pada hakekatnya merupakan teknik yakni teknik pemilihan ungkapan kebahasaan yang dirasa dapat mewakili sesuatu yang akan disampaikan atau diungkapkan <br />Stilistika berasal dari Bahasa Inggris yaitu “Style” yang berarti gaya dan dari bahasa serapan “linguistic” yang berarti tata bahasa. Stilistika menurut kamus Bahasa Indonesia yaitu Ilmu Kebahasaan yang mempelajari gaya bahasa. Sedangkan menurut C. Bally, Jakobson, Leech, Widdowson, Levin, Ching, Chatman, C Dalan, dan lain-lain menentukan stilistika sebagai suatu deskripsi linguistic dari bahasa yang digunakan dalam teks sastra. <br />Dalam konteks yang lebih luas, bahkan Jakobson dalam Amminuddin (1995::21) beranggapan bahwa poetics (puitika) sebagai teori tentang system dan kaidah teks sastra sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Linguistic. Bagi jakobson Poetics deals with problem of verbal structure, just as he analysis of painting is concered with pictorial structure since linguistics is the global science of verbal structur, poetics may be regarded as an integral of linguistic. <br />Stilistika adalah mana lain dari istilah “gaya bahasa”. Lebih khusus lagi, gaya bahasa yang dimaksud adalah penggunaan bahasa dalam karya sastra. Pengertian ini dipertentangkan dengan penggunaan bahasa biasa diluar karya sastra. Penggunaan bahasa diluar karya sastra (Atmazaki, 1990:93)dikenal dengan antara lain: gaya bahasa Koran, gaya bahasa formal, gaya bahasa keilmuan, gaya bahasa pejabat, gaya bahasa humor, gaya bahasa percakapan, an lain sebagainya. <br />Berbeda dengan wawasan di atas, Chvatik (Aminuddin :1995 :22) mengemukakan Stilistika sebagai kajian yang menyikapi bahasa dalam teks sastra sebagai kode estetik dengan kajian stilistik yang menyikapi bahasa dalam teks sastra sebagaimana bahasa menjadi objek kajian linguistik. Sedangkan menurut Rene Wellek dan Austin Warren (1990 : 221).Stilistika perhatian utamanya adalah kontras system bahasa pada zamannya.<br />Bertolak dari berbagai pengertian di atas, Aminuddin (1995:46) mengartikan stilistika sebagai studi tentang cara pengarang dalam menggunakan system tanda sejalan dengan gagasan yang ingin disampaikan dari kompleksitas dan kekayaan unsur pembentuk itu yang dijadikan sasaran kajian hanya pada wujud penggunaan system tandanya. Walaupun fokusnya hanya pada wujud system tanda untuk memperoleh pemahaman tentang ciri penggunaan system tanda bila dihubungkan dengan cara pengarang dalam menyampaikan gagasan pengkaji perlu juga memahami (i) gambaran obyek/peristiwa, (ii) gagasan, (iii) ideologi yang terkandung dalam karya sastranya.<br />Kajian Stilistika merupakan bentuk kajian yang menggunakan pendekatan obyektif. Dinyatakan demikian karena ditinjau dari sasaran kajian dan penjelasan yang dibuahkan, kajian stilistika merupakan kajian yang berfokus pada wujud penggunaan system tanda dalam karya sastra yang diperoleh secara rasional-empirik dapat dipertanggung jawabkan. Landasan empiric merujuk pada kesesuian landasan konseptual dengan cara kerja yang digunakan bila dihubungkan dengan karakteristik fakta yang dijadikan sasaran kajian.<br />Pada apresiasi sastra, analisis kajian stilistika digunakan untuk memudahkan menikmati,memahami,dan menghayati system tanda yang digunakan dalam karya sastra yang berfungsi untuk mengetahui ungkapan ekspresif yang ingin diungkapkan oleh pengarang. <br />Dari penjelasan selintas di atas dapat ditarik kesimpulan tentang analisis yang dilakukan apresiasi sastra meliputi (a) analisis tanda baca yang digunakan pengarang, (b) analisis hubungan antara system tanda yang satu dengan yang lainnya, (c) analisis kemungkinan terjemahan satuan tanda yang ditentukan serta kemungkinan bentuk ekspresi yang dikandungnya. Kaitannya dengan kritik sastra, kajian stilistika digunakan sebagai metode untuk menghindari kritik sastra yang bersifat impesionistis dan subyektif. Melalui kajian stilistika (Aminuddin :1995 : 42).diharapkan dapat memperoleh hasil yang memenuhi kriteria obyektifitas dan keilmiahan <br />2.3.2 Retorika<br />Bahasa di dalam karya sastra adalah bukan bahasa seperti yang dipakai dalam kommilkasi sehari-hari. Bahasa dalam karya sastra lebih banyak ditujukan untuk mendapat efek estetis. Untuk kepentingan itulah maka bahasa dalam karya sastra disiasati dan dimanipulasi sedemikian rupa sehinga akan berbeda dengan bahasa nonsastra. Semi (1993: 52) mengatakan bahwa "Bahasa yang dipergunakan sebagai perantara karya sastra itu bukan bahasa komunikasi yang dipergunakan sehari-hari, tetapi merupakan bahasa khas". Bentuk pengungkapan bahasa di dalam karya sastra haruslah berhasil guna mendukung gagasan secara tepat sekaligus mengandung efek estetis sebagai sebuah karya seni.<br /> Efek estetis untuk mendukungkefektifan kalimat dalam karya sastra dapat diperoleh dengan memanfaatkan unsure retorika. Retorika adalah suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni, yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik (Keraf, 1993:52). Yang dimaksud retorika dalam penelitisan ini adalah unsure-unsur kebahasaan dan makna yang digunakan oleh pengarang di dalam mengungkapkan ide dan gagasanya secara jelas dan indah sehingga akan tercipta wacana efektif dan khas. Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (2002: 298), unsur retorika meliputi penggunaan bahasa figuratif (figurative language) dan wujud pencitraaan (imagety). <br />Retorika berasal dari bahasa Ingeris rethoric yang artinya ‘ilmu bicara’. Dalam perkembangannya, retorika disebut sebagai seni berbicara di hadapan umum atau ucapan untuk menciptakan kesan yang diinginkan. Retorika adalah suatu gaya/seni berbicara baik yang dicapai berdasarkan bakat alami dan keterampilan teknis. Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti berbicara secara lancar tampa jalan fikiran yang jelas dan tampa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan mengesankan. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Berretorika juga harus dapat dipertanggung jawabakan disertai pemilihan kata dan nada bicara yang sesuai dengan tujuan, ruang, waktu, situasi, dan siapa lawan bicara yang dihadapi.<br />2.3.3 Macam Unsur Retorika<br />2.3.3.1 Pemajasan<br />Menurut Burhan Nurgiyantoro (2002: 296) pemajasan (Figure of thought) merupakan teknik pengungkapkan bahasa, penggayabahasaan, yang maknanya tidak menunjuk pada imkna kata-kata yang mendukungnya, melainkan pada makna yang ditambahkan, makna yang terkandung. Dengan demikian, pemajasan merupakan gaya bahasa yang memanfaatkan bahasa kiasan. Bahasa kiasan adalah bahasa yang dipakai untuk mengungkapkan sesuatu dengan tidak menunjuk secara langsung, terhadap objek yang, dituju.<br />Penggunaan bahasa kiasan dimaksudkan untuk menunjukkan efek tertentu sehingga apa yang dikemukakan lebih menarik. Dalam karya sastra penggunaan kiasan ini dimaksudkan untuk memperoleh efek estetis, sehingga pembaca akan lebih tertarik. Menurut Dale (lewat Tarigan, 1985: 179), bahasa kias adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk menimbulkan efek tertentu dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan benda atau hal tertentu dengan benda lain yang lebih umum. <br />Bahasa figuratif sendiri menurut Waluyo (1995:83) disebut pula sebagai majas. Menurutnya “bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung”.<br />Gaya inilah yang membuat setiap penulis mempunyai cara yang berbeda-beda dalam menuangkan setiap karya tulisnya. Rasa dan watak dari setiap penulis itulah yang melatarbelakangi sebuah gaya tulisnya, terutama pada gaya bahasa yang digunakan. Dengan demikian, penggunaan gaya bahasa yang dipakai oleh seorang penulis dalam tulisannya bergantung pada penulis itu sendri. Sebagaimana yang diungkapkan Jabrohim, Suminto A. Sayuti, dan Chairul Anwar (2001:119) bahwa gaya bahasa merupakan ciri khas seorang pengarang atau cara yang khas pengungkapan seorang pengarang.<br />Bahasa kiasan di sini memang menjadi salah satu unsur yang menarik dari sebuah tulisan yang dihasilkan oleh seorang penulis. Oleh karena itu, setiap penulis akan berusaha membuat tulisan semenarik mungkin untuk menarik pembaca. Untuk mendukung tulisannya agar menarik itulah, seorang penulis menggunakan sebuah bahasa yang unik dan berbeda dengan penulis lain.<br />Bahasa kiasan dalam sebuah penulisan karya sastra mencerminkan sifat dan kepribadian penulis. Hal inilah yang akan menjadi ciri tersendiri dari penulis tersebut. Bahasa kiasan juga merupakan sumber dan daya yang amat penting dalam menulis. Oleh karena itu, lebih lanjut dapat dikatakan bahwa para ahli mempunyai batasan-batasan sendiri mengenai gaya bahasa.<br />Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Gaya atau style menjadi masalah atau bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya emakaian kata, frasa, atau klausa tertentu untuk menghadapi hirarki kebahasaan, pilihan kata secara individual, frasa, atau klausa dan kalimat, bahkan mencakup pula sebuah wacana secara keseluruhan. Dengan demikian, style atau gaya bahasa (Keraf, 2004:113) dapat dikenal dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa) <br />Ahli sastra Panuti Sudjiman (1990:33) menyatakan bahwa yang disebut gaya adalah cara menyampaikan pikiran dan perasaan dengan kata-kata dalam bentuk tulisan maupun lisan. Sementara A. Widyamartaya (1991:53) menjelaskan bahwa pembicaraan tentang gaya bahasa bukanlah soal menggaya, melainkan daya guna bahasa. Gaya bahasa ini merupakan kesanggupan menyampaikan pengalaman batin dengan hasil sebesar-besarnya.<br />Andi Baso Mappatoto (1994:86) menerangkan bahwa gaya adalah (1) cara, teknik, atau prosedur; (2) menyatakan diri yang menunjukkan adanya keunikan; (3) tuturan mesti jelas, sejelas seperti apa yang mau dituturkan oleh penutur. Selanjutnya menurut FX. Koeswoyo, JB. Margantoro, dan Ronnie S. Viko (1994 :86), gaya atau style adalah pemilihan dan penggunaan kata-kata sedemikian sehingga menghasilkan pengertian tertentu bagi pembacanya. Kemudian Jacob Sumardjo dan Saini K.M (1998:127) berpendapat bahwa : gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa agar daya ungkap atau daya tarik atau sekaligus kedua-duanya bertambah.<br />Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah cara atau teknik mengungkapkan pikiran dan perasan alam bentik lisan maupun tulisan dengan menggunakan bahas yang khas sehingga dapat memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis serta dapat menghasilkan suatu pengertian yang jelas dan menarik bagi para pembaca.<br />2.3.3.2 Jenis-jenis majas<br /> Perrin (dalam Henry Guntur Tarigan, 1995:141) membedakan gaya bahasa menjadi tiga, yaitu: (1) perbandingan yang meliputi metafora, kesamaan, dan analogi; (2) hubungan yang meliputi metonimia dan sinekdoke; (3) pernyataan yang meliputi hiperbola, litotes, dan ironi. <br />Badudu (dalam Riyono Pratikno, 1984: 151) menerangkan bahwa gaya bahasa dibedakan menjadi empat yaitu: (1) gaya bahasa perbandingan; (2) gaya bahasa sindiran; (3) gaya bahasa penegasan; (4) gaya bahasa pertentangan. Sementara itu, Keraf (2004:124-145) membagi gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat yang meliputi: (1) klimaks; (2) antiklimaks; (3) paralelisme; (4) antitesis, dan (5) repetisi (epizeukis, tautotes, anafora, epistrofa, simploke, mesodiplosis, epanalepsis, dan anadiplosis). Kemudian berdasarkan langsung tidaknya makna, meliputi: (1) gaya bahasa retoris terdiri dari aliterasi, asonansi, anastrof, apofasis (preterisiso), apostrof, asindenton, polisindenton, kiasmus, elipsis, eufemisme, litotes, hysteron, prosteron, pleonasme dan tautology, perifrasis, prolepsis (antisipasi), erotesis (pertanyaan retoris), silepsis dan zeugma, koreksio (epanortosis), hiperbola, paradoks, dan oksimoron; (2) gaya bahasa kiasan meliputi persamaan atau simile, metafora, alegori, parable, fable, personifikasi (prosopopoeia), alusi, eponym, epitet, sinekdoke, metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, sinisme, dan sarkasme, satire, innuendo, antifrasis.<br />Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa dapat dibedakan menjadi lima kelompok, yaitu: (1) gaya bahasa perbandingan, (2) gaya bahasa perulangan, (3) gaya bahasa sindiran, (4) gaya bahasa pertentangan, (5) gaya bahasa penegasan.<br />Adapun penjelasan masing-masing gaya bahasa di atas adalah sebagai berikut :<br />1) Gaya Bahasa Perbandingan<br />Pradopo (1990:62) berpendapat bahwa gaya bahasa perbandingan adalah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal dengan yang lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding, seperti: bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, seumpama, laksana, sepantun, penaka, se, dan kata-kata pembanding yang lain.<br />Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa perbandingan adalah gaya bahasa yang mengandung maksud membandingkan dua hal yang dianggap mirip atau mempunyai persamaan sifat (bentuk) dari dua hal yang dianggap sama. Contoh: bibirnya seperti delima merekah<br />Adapun gaya bahasa perbandingan ini meliputi: hiperbola, metonimia, personifikasi, perumpamaan, metafora, sinekdoke, alusi, simile, asosiasi, eufemisme, pars pro toto, epitet, eponym, dan hipalase.<br />a) Hiperbola<br />Keraf (2004:135) berpendapat bahwa hiperbola yaitu semacam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan dengan membesar-basarkan suatu hal. Sementara itu, menurut Burhan Nurgiyantoro (2002:300) hiperbola adalah gaya bahasa yang cara penuturannya bertujuan menekankan maksud dengan sengaja melebih-lebihkan Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlabihan dari kenyataan.<br />b) Metonimia<br />Aminuddin (1995:241) berpendapat bahwa metonimia adalah pengganti kata yang satu dengan kata yang lain dalm suatu konstruksi akibat terdapatnya ciri yang bersifat tetap. Kemudian menurut pendapat Altenbernd sebagaimana dikutip Pradopo (1995:77) mengatakan bahwa metonimia adalah penggunaan bahasa sebagai sebuah atribut sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metonimia adalah penaman terhadap suatu benda dengan menggunakan nama yang sudah terkenal atau melekat pada suatu benda tersebut.<br />c) Personifikasi<br /> Pradopo (1995:75) berpendapat bahwa personifikasi adalah kiasan yang mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati dibuat dapat berbuat, perpikir, dan sebagainya seperti manusia. Pendapat tersebut menyiratkan bahwa personifikasi adalah gaya bahasa yang mempersamakan benda-benda mati seolah-olah dapat hidup atau mempunyai sifat kemanusiaan. <br />d) Perumpamaan<br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:24) berpendapat bahwa perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Pendapat tersebut menyiratkan bahwa perumpamaan merupakan suatu gaya bahsa yang berusaha membandingkan sesuatu dengan hal lain yang dianggap mempunyai sifat sama atau mirip.<br />e) Metafora<br /> Keraf (2004:139) brpendapat bahwa metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung tetapi dalam bentuk yang singkat.<br />f) Sinekdoke<br /> Keraf (2004:142) berpendapat bahwa sinekdoke adalah semacam bahasa figurative yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian. Sejalan dengan pendapat tersebut, Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:24) mengemukakan bahwa sinekdoke adalah gaya bahasa yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhan atau sebaliknya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sinekdoke adalah gaya bahasa yang menggunakan nama sebagian untuk seluruhnya atau sebaliknya.<br />g) Alusi <br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:24) berpendapat bahwa alusi adalah gaya bahasa yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu tokoh atau peristiwa yang sudah diketahui. Dari pendapat di tersebut dapat disimpulkan bahwa alusi adalah gaya bahasa yang menunjuk sesuatu secara tidak langsung kesamaan antara orang, peristiwa atau tempat.<br />h) Asosiasi<br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:24) berpendapat bahwa asosiasi adalah gaya bahasa perbandingan yang bersifat memperbandingkan sesuatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskan. Pendapat tersebut menyiratkan bahwa asosiasi adalah gaya bahasa yang berusaha membandingkan sesuatu dengan hal lain yang sesuai dengan keadaan yang digambarkan.<br />i) Eufemisme<br />Gorys Keraf (2004:132) berpendapat bahwa eufemisme adalah acuan berupa ungkapan-ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung perasaan, atau mensugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan. Sementara itu, menurut Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:25) eufemisme adalah gaya bahasa perbandingan yang bersifat menggantikan satu pengertian dengan kata lain yang hampir sama untuk menghaluskan maksud. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa eufemisme adalah gaya bahasa yang berusaha menggunakan ungkapan-ungkapan lain dengan maksud memperhalus.<br />j) Pars pro toto<br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:25) berpendapat bahwa pars pro toto adalah gaya bahasa yang melukiskan sebagian untuk keseluruhan. Maksud pendapat tersebut adalah pars pro toto merupakan suatu bentuk penggunaan bahasa sebagai pengganti dari wakil keseluruhan.<br />k) Epitet <br />Gorys Keraf (2004:141) berpendapat bahwa epitet adalah acuan yang berusaha mensugestikan kesamaan antar orang, tempat, atau peristiwa. Sementara itu, Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:25) epitet adalah gaya bahasa berwujud seseorang atau suatu benda tertentu sehingga namanya dipakai untuk menyatakan sifat itu.<br />l) Eponim<br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:25) berpendapat bahwa eponim adalah gaya bahasa yang dipergunakan seseorang untuk menyebutkan suatu hal atau nama dengan menghubungkannya dengan sesuatu berdasarkan sifatnya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gorys Keraf (2004:141) menjelaskan bahwa eponim adalah suatu gaya bahasa di mana seseorang yang namanya begitu sering dihubungkan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa eponym adalah pemakaian nama seseorang yang dihubungkan berdasarkan sifat yang sudah melekat padanya.<br />m) Hipalase<br />Gorys Keraf (2004:142) berpendapat bahwa hipalase adalah semacam gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata tertentu untuk menerangkan sebuah kata yang seharusnya dikenakan pada sebuah kata yang lain. Maksud pendapat di atas adalah hipalase merupakan gaya bahasa yang menerangkan sebuah kata tetapi sebenarnya kata tersebut untuk menjelaskan kata yang lain.<br />n. Simile<br />Gorys Keraf (2004:142) berpendapat bahwa simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud perbandingan yang bersifat eksplisit ialah bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yakni kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya.<br />2) Gaya Bahasa Perulangan<br />Ade Nurdin, Yani Muryani, dan Mumu (2002:28) berpendapat bahwa gaya bahasa perulangan adalah gaya bahasa yang mengulang kata demi kata entah itu yang diulang pada bagian depan, tengah, atau akhir, sebuah kalimat. Gaya bahasa perulangan ini meliputi: aliterasi, antanaklasis, anafora, anadiplosis, mesodiplosis, epanaplipsis, dan epuzeukis.<br />a) Alitersi<br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:28) berpendapat bahwa aliterasi adalah gaya bahasa yang memanfaatkan kata-kata yang permulaannya sama bunyinya. Jadi aliterasi adalah gaya bahasa yang mengulang kata pertama yang diulang lagi pada kata berikutnya.<br />b) Antanaklasis<br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:28) berpendapat bahwa antanaklasis adalah gaya bahasa yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Jadi yang dimaksud dengan antanaklasis adalah sebuah perulangan kata yang sama dengan maksud yang berbeda.<br />Contoh : Bunga sangat cantik dengan blus bermotif bunga yang dikenakannya.<br />c) Anafora<br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:28) berpendapat bahwa anafora adalah gaya bahasa yang berwujud perulangan kata pertama dalam kalimat berikutnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anafora adalah perulangan kata pertama yang sama pada kalimat berikutnya.<br />d) Anadiplosis<br />Gorys Keraf (2004:128) berpendapat bahwa anadiplosis adalah kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa atau kalimat berikutnya. Sementara itu, Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:28) anadiplosis adalah gaya bahasa yang selalu mengulang kata terakhir atau frasa terakhir dalam suatu kalimat atau frasa pertama dari klausa dalam kalimat berikutnya. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anadiplosis adalah gaya bahasa yang mengulang kata pertama dari suatu kalimat menjadi kata terakhir.<br />e) Mesodiplosis<br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:29) berpendapat bahwa mesodiplosis adalah gaya bahasa repetisi yang menggunakan pengulangan di tengah-tengah baris atau kalimat secara berurutan. Sementara itu menurut Gorys Keraf (2004:128) mesodiplosis adalah repetisi di tengah-tengah baris atau beberapa kalimat berurutan. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mesodiplosis adalah gaya bahasa repetisi yang mengulang kata di tengah-tengah baris atau kalimat.<br />f) Epanalipsis<br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:30) berpendapat bahwa epanalipsis adalah gaya bahasa repetisi kata terakhir pada akhir kalimat atau klausa. Kemudian menurut pendapat Gorys Keraf (2004:128) yang dimaksud dengan epanalipsis adalah pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa, atau kalimat, mengulang kata pertama. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa epanalipsis adalah pemngulangan kata pertama untuk ditempatkan pada akhir baris dari suatu kalimat.<br />g) Epizeukis<br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:30) berpendapat bahwa epizeukis adalah gaya bahasa repetisi yang bersifat langsung dari kata-kata yang dipentingkan dan diulang beberapa kali sebagai penegasan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gorys Keraf (2004:127) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan epizeukis adalah repetisi yang bersifat langsung artinya kata-kata yang dipentingkan diulang berturut-turut. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa epizeukis adalah pengulangan kata yang bersifat langsung secara berturut-turut untuk menegaskan maksud.<br />3) Gaya Bahasa Sindiran<br />Gorys Keraf (2004:143) berpendapat bahwa gaya bahasa sindiran atau ironi adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya. Jadi yang dimaksud dengan gaya bahasa sindiran adalah bentuk gaya bahasa yang rangkaian kata-katanya berlainan dari apa yang dimaksudkan. Gaya bahasa sindiran meliputi: sinisme, innuendo, melosis, sarkasme, satire, dan antifrasis. Lebih jelasnya akan dipaparkan maksud satu persatu dari jenis gaya bahasa sindiran tersebut.<br />a) Sinisme<br />Gorys Keraf (2004:143) berpendapat bahwa sinisme adalah gaya bahasa sebagai suatu sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Sementara itu menurut Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:27) sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang pengungkapannya lebih kasar. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sinisme adalah gaya bahasa yang bertujuan menyindir sesuatu secara kasar.<br />b) Innuendo<br />Gorys Keraf (2004:144) berpendapat bahwa innuendo adalah semacam sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Kemudian menurut pendapat Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:27) innuendo adalah gaya bahasa sindiran yang mengecilkan maksud yang sebenarnya. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa innuendo adalah gay bahasa sindiran yang mengungkapkan kenyataan lebih kecil dari yang sebenarnya.<br />c) Melosis<br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002: 27) berpendapat bahwa melosis adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang merendah dengan tujuan menekankan atau mementingkan hal yang dimaksud agar lebih berkesan dan bersifat ironis. Jadi yang dimaksud melosis adalah gaya bahasa sindiran yang merendah dengan tujuan menekankan suatu yang dimaksud.<br />d) Sarkasme<br />Herman J. Waluyo (1995:86) berpendapat bahwa sarkasme adalah penggunaan kata-kata yang keras dan kasar untuk menyindir atau mengeritik. Jadi yang dimaksud dengan sarkasme adalah gaya bahasa penyindiran dengan menggunakan kiata-kata yang kasar dan keras.<br />e) Satire<br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:28) berpendapat bahwa satire adalah gaya bahasa yang berbentuk penolakan dan mengandung kritikan dengan maksud agar sesuatu yang salah itu dicari kebenarannya. Sementara itu menurut Gorys Keraf (2004:144) satire adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa satire adalah gaya bahasa yang menolak sesuatu untuk mencari kebenarannya sebagai suatu sindiran.<br />f) Antifrasis<br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:28) berpendapat bahwa antifrasis adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang bermakna kebalikannya dan bernada ironis. Sementara itu, menurut pendapat Gorys Keraf (2004:132) menjelaskan bahwa antifrasis adalah semacam ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna kebalikannya, yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menangkal kejahatan, roh jahat, dan sebagainya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa antifrasis adalah gaya bahasa dengan kata-kata yang bermakna kebaliknnya dengan tujuan menyindir.<br />4) Gaya Bahasa Pertentangan<br />Gaya bahasa pertentangan adalah gaya bahasa yang maknanya bertentangan dengan kata-kata yang ada. Menurut Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:26), gaya bahasa pertentangan meliputi: paradoks, antitesis, litotes, oksimoron, hysteron prosteron, dan okupasi.<br />a) Paradoks<br /> Gorys Keraf (2004:136) berpendapat bahwa paradoks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta yang ada. Sementara itu menurut Ade nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:26) paradoks adalah gaya bahasa yang bertentangan dalam satu kalimat. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa paradoks adalah gaya bahasa yang kata-katanya mengandung pertentangan dengan fakta yang ada. <br /><br />b) Antitesis<br /> Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:26) berpendapat bahwa antitesis adalah gaya bahasa yang menggunakan paduan kata yang artinya bertentangan. Jadi dapat dijelaskan bahwa antitesis adalah gaya bahasa yang kata-katanya merupakan dua hal yang bertentangan.<br />c) Litotes<br /> Henry Guntur Tarigan (1995:144) berpendapat bahwa litotes adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan, dikurangi dari pernyataan yang sebenarnya. Sementara itu menurut Gorys Keraf (2004:132) yang dimaksud dengan litotes adalah gaya bahasa yang mangandung pernyataan yang dikurangi (dikecilkan) dari makna sebenarnya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan dikurangi (dikecilkan) dari makna yang sebenarnya.<br />d) Oksimoron<br /> Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:26) menjelaskan bahwa oksimoron adalah gaya bahasa yang antara bagian-bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Sementara itu, menurut Gorys Keraf (2004:136) oksimoron adalah suatu acuan yang berusaha untuk menggabungkan kiata-kata untuk mencapai efek yang bertentangan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa oksimoron adalah gaya bahasa yang menyatakan dua hal yang bagian-bagiannya saling bertentangan.<br />e) Histeron Prosteron<br /> Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:26) berpendapat bahwa histeron prosteron adalah gaya bahasa yang berwujud kebalikan dari sesuatu yang logis. Jadi dapat dikatakan bahwa histeron prosteron adalah gaya bahasa yang menyatakan makna kebalikannya yang dianggap bertentangan dengan kenyataan yang ada.<br />f) Okupasi<br /> Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:26) berpendapat bahwa okupasi adalah gaya bahasa pertentangan yang mengandung bantahan, tetapi disertai penjelasan. Jadi dapat dijelaskan bahwa okupasi adalah gaya bahasa yang isinya bantahan terhadap sesuatu tetapi diikuti dengan penjelasan yang mendukung.<br />5) Gaya Bahasa Penegasan<br />Gaya bahasa penegasan adalah gaya bahasa yang mengulang kata-katanya dalam satu baris kalimat. Adapun pembagiannya, Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:22), membagi gaya bahasa penegasan ini menjadi dua, yaitu repetisi dan pararelisme.<br />a) Repetisi<br />Keraf (2004:127) berpendapat bahwa repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang nyata. Sementara itu, menurut Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:22) berpendapat bahwa repatisi adalah gaya bahasa penegasan yang mengulang-ngulang suatu kata secara berturut-turut dalam suatu kalimat atau wacana. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa repetisi adalah gaya bahasa yang mengulang kata-kata sebagai suatu penegasan terhadap maksudnya.<br />b) Paralelisme<br />Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu (2002:22-23) paralelisme adalah gaya bahasa perulangan seperti repetisi yang khusus terdapat dalam puisi, terdiri dari anafora (pengulangan pada awal kalimat) dan epifora (pengulangan di akhir kalimat). Jadi dapat dijelaskan bahwa pararelisme adalah salah satu gaya bahasa yang berusaha mengulang kata atau yang menduduki fungsi gramatikal yang sama untuk mencapai suatu kesejajaran.<br /><br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-81577433478202614422009-02-19T06:11:00.000-08:002009-02-19T06:18:10.139-08:00PROPOSAL TESISAnda ingin melihat contoh proposal tesis? Silahkan buka contoh yang kami sajikan ini.<span class="fullpost"><br />BAB I<br />PENDAHULUAN<br /><br />Pada bab I ini dipaparkan mengenai hal-hal yang terkait dengan latar belakang penelitian yang terdiri (1) latar belakang masalah, (2) Rumusan masalah, (3) Tujuan penelitian, (4) Hipotesis, (5) Asumsi, (6) Ruang lingkup dan keterbatasan, (7) Kegunaan penelitian, dan (8) Penegasan istilah. <br />1.1 Latar Belakang Masalah<br />Pembelajaran bahasa Indonesia selama ini sangat kurang melatih anak dalam keterampilan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Siswa lebih banyak diberi pengetahuan dan aturan-aturan tata bahasa tanpa pernah tahu bagaimana mengaitkan-nya dalam latihan-latihan menulis dan berbicara. Siswa lebih banyak diberi bekal pengetahuan bahasa daripada dilatih menggunakan bahasa. Akibatnya, setelah mere-ka lulus, mereka tetap tidak mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomu-nikasi, baik untuk komunikasi tulis maupun lisan (Muchlishoh, 1992:1).<br />Pembelajaran bahasa Indonesia, yang menyangkut aspek keterampilan menyi-mak, berbicara, dan menulis sampai sekarang hasilnya dianggap belum makasimal. Sejak tahun 1960-an banyak suara dimasyarakat yang menyatakan ketidakpuasannya terhadap hasil-hasil pembelajaran bahasa Indonesia (Burhan, 2001:43). Kemampuan berbahasa Indonesia para siswa atau lulusan sekoalah menengah sangat rendah dan sangat memprihatinkan. <br />Dalam realitas pembelajaran menulis di sekolah menengah pertama masih ba-nyak dijumpai model strategi pembelajaran yang terlalu konvensional. Sehingga mendorong guru maupun sekolah untuk cenderung tidak kreatif dan inovatif karena terkekang oleh satu model strategi pembelajaran saja. Namun demikian, tidak di-pungkiri juga bahwa banyak juga sekolah sudah menerapkan berbagai strategi pem-belajaran yang dianggap efektif. Pada kenyataannya, justru dengan keanekaragaman model tersebut semakin mendorong guru atau sekolah untuk sekedar mencari nama yang terbaik. Jadi, guru maupun sekolah masih terpola untuk menjadikan satu model strategi pembelajaran sebagai suatu patokan yang baku dan kaku, bukan sebagai sa-rana untuk peningkatan variasi pembelajaran dan sarana kreatif guru.. <br />Secara realitas, pembelajaran bahasa Indonesia (menulis) di SMP NEGERI 2 Ngawi belum mampu membuat anak berkemampuan menulis. Upaya yang dilakukan guru bahasa Indonesia tampaknya terus dilakukan baik melalui bimbingan belajar maupun penerapan metode pembelajaran. Dan dalam hal penggunaan metode pembelajaran ini SMP Negeri 2 Ngawi telah mencobakan beberapa metode pembelajaran seperti Kooperatif STAD, Jigsaw, Inkuiri dan lain-lain. Dan sebagaimana telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya bahwa dalam hal meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia utamanya dalam menulis pengalaman pribadi metode inkuiri sangat baik dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun demikian secara kuantitatif keefektifan metode inkuiri tersebut belum bisa dibuktikan kebenarannya.<br />Strategi inkuiri mupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dan menemukan sesuatudan memecahkan masalah. Strategi inkuiri membantu siswa me-ngembangkan disiplin dan ketrampilan intelektual, yang diperlukan untuk memun-culkan masalah dan mencari jawabannya sendiri melalui rasa keingintahuannya sen-diri. Dengan demikian strategi ini dapat meningkatkan cara berfikir kritis dan memi-<br />cu siswa mendapatkan pengetahuan yang seluas-luasnya. <br />Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melakukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan metode inkuiri di dalam meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP NEGERI 2 Ngawi. Strategi inkuri merupakan salah satu strategi pembelajaran yang mengedepankan kemandirian siswa dalam melakukan proses belajar. Strategi ini merupakan bagian dari implementasi pendekatan kontekstual. Strategi ini juga menerapkan pola berpilir kritis, kreatif, sistamtis, dan ilmiah. Tujuan utamanya agar siswa memiliki kemampuan dalam mencari, memproses, dan menyerap informasi dari sesuatu yang sang dipelajari.<br />Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menganggap bahwa penelitian yang berjudul Keefektifan Strategi Inkuiri dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Pengalaman pribadi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi Tahun Pelajaran 2008/2009 , layak untuk dilaksanakan.<br />1.3 Rumusan Masalah<br /> Mengacu pada kontek peneliltian dan fokus penelitian maka masalah pene-litian ini secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut.<br />Bagaimanakah keefektifan strategi inkuiri dalam meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2008/2009 ?<br />Dari rumusan masalah secara umum tersebut maka masalah dapat dirumuskan secara khusus sebagai berikut.<br />1) Apakah siswa yang diajar dengan menggunakan strategi inkuiri memiliki kemampuan menulis pengalaman pribadi lebih baik dibanding dengan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran yang konvensional pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2008/2009?<br />2) Apakah strategi inkuiri mampu meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2008/2009?<br />1.4 Tujuan Penelitian<br /> Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengetahui keefektifan strategi inkuiri dalam meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2008/2009 . dan secara khusus tujuan penelitian ini dapat dirumuskan yakni.<br />1) Untuk memperoleh perian tentang perbedaan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi inkuiri antara kelompok eksperimen dan kelompok control dalam menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2008/2009.<br />2) Untuk memperoleh perian tentang keefektifan strategi inkuiri dalam meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2008/2009<br />1.5 Hipotesis<br />Untuk memperjelas arah penelitian, perlu dirumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Dalam penelitian ini hipotesis yang <br />diajukan adalah :<br />1) Hipotesis Null (Ho)<br />Tidak ada perbedaan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi inkuiri dalam menulis pengalaman pribadi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2008/2009.<br />2) Hipotesis Alternatif (Ha)<br />Ada perbedaan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi inkuiri dalam menulis pengalaman pribadi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2008/2009.<br />1.6 Asumsi Penelitian<br />Penelitian ini dilandasi oleh adanya beberapa asumsi berikut.<br />(1) Pembalajaran keterampilan menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII <br />SMP Negeri 2 Ngawi merupakan salah satu implementasi dari pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum Bahasa Indonesia sehingga standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator berdasarkan kurikulum sesuai dengan kurikulum bahasa Indonesia sekolah menengah.<br />(2) Strategi inkuiri dapat digunakan sebagai sebagai varian penggunaan metode pembelajaran menulis pengalaman pribadi kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi melalui penggunaan strategi inkuiri ini siswa dapat lebih termotivasi dan kreatif di dalam mengembangkan gagasan dalam menulis pengalaman pribadi<br />(3) Strategi inkuiri sebagai alternatif penggunaan strategi pembelajaran dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dalam menulis pengalaman pribadi pada siswa kelas VII SMP<br />(4) Pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan menggunakan strategi inkuiri dapat dilaksanakan dalam tahapan-tahapan, yakni pra-menulis, pemburaman, perevisian, dan penyuntingan.<br />1.7 Ruang Lingkup dan Keterbatasan<br />1.7.1 Ruang Lingkup<br /> Ruang lingkup dalam penelitian ini mengacu pada hal-hal sebagai berikut.<br />1) Penelitian ini berfokus pada keefektifan penggunaan stategi inkuiri dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi .<br />2) Pembelajaran menulis pengalaman pribadi dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan menulis di antaranya pra-menulis, pemburaman, perevisian, dan penyuntingan.<br />3) Sebagai populasi atau subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi semester 2 tahun pelajaran <br />1.6.2 Keterbatasan<br />Ada beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga tidak diperhatikan oleh peneliti. Keterbatasan tersebut meliputi hal-hal berikut.<br />1) Jenis kelamin dan usia siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi .<br />2) Latar belakang sosial, ekonomi, dan geografis orang tua siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi .<br />3) Tingkat kehadiran dan kedisiplinan siswa sebelum penelitian ini dilakukan.<br />5) Pengambilan data hanya dibatasi pada jam pelajaran bahasa Indonesia dan hanya dalam kurun waktu yang terbatas, sehingga data yang diperoleh tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan menulis pengalaman pribadi dari subjek penelitian secara komprehensif. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa tumbuh dalam proses yang panjang dan terus menerus.<br />1.8 Kegunaan Penelitian<br />Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis mau-pun praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan dasar konseptual bagi pengembangan teori pembelajaran ketrampilan menulis di SMP. Selain itu, hasil ini juga juga dapat memperkaya prinsip-prinsip penerapan strategi inkuiri dalam me-nulis pengalaman pribadi yang menarik. <br />Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pi-hak-pihak antara lain guru, siswa dan peneliti lai. Bagi guru, hasil penelitaian ini da-pat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman praktis dalam melak-sanakan pembelajaran menulis serta merupakan pengalaman nyata dalam menyusun strategi pembelajaran menulis dan titik awal untuk mengembangkan model pembe-lajaran yang lain. Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kom-petensi siswa dalam menulis pengalaman pribadi dan menumbuhkan minat belajar siswa dalam menulis. Sedangkan bagi peneliti lain, hasil penelian ini dapat dijadikan satu perban-dingan guna mengembangkan penelitian sejenis dengan subjek, objek, dan sasaran penelitian yang lebih luas.<br /><br />1.9 Batasan Istilah<br />Dalam rangka menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang secara operasional digunakan dalam penelitian ini, berikut dikemukakan bebe-rapa definisi istilah.<br />1) Keefektifan<br />Keefektifan berasal dari kata efektif yang artinya ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya), manjur, mempan (Poerwadarminta, 1986:266). Dengan demikian maka keefektifan merujuk pada tingkat pengaruh/akibat yang ditimbulkan.<br />2) Peningkatan adalah usaha yang dilakukan untuk membuat lebih dari yang biasa dilakukan atau membuat lebih baik/lebih meningkat kualitasnya dari yang sebe-lumnya.<br />3) Kemampuan menulis adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk melakukan aktifitas komunikasi melalui tulisan yang bertujuan untuk menyampaikan gaga-san dengan menggunakan bahasa dan lambang grafis yang dapat dipahami oleh orang lain.<br />3) Menulis pengalaman pribadi adalah salah satu materi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VII yang berupa tulisan pengalaman pribadi yang berisi peristiwa, kejadian, atau hal-hal yang pernah terjadi pada diri sendiri dan bersifat menyenangkan, meyedih-kan, dan mengharukan. <br />4) Strategi inkuiri adalah prosedur pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menemukan sesuatu dan memecahkan masalah, yang menekankan pada kegiatan <br />mengamati, bertanya, menduga, mendata dan menyimpulkan. <br />5) Pramenulis adalah tahap awal dalam menulis yang mengarahkan siswa dalam mencurahkan topik sesuai tema, memilih topik, mengembangkan topik, dan me-nyusun kerangka wacana argumentasi.<br />6) Pengedrafan adalah tahap menulis yang mengarahkan siswa pada proses penu-angan ide-ide secara tertulis berdasarkan pemahaman bentuk wacana argumentasi melalui pengembangan kerangka yang telah disusun.<br />7) Perbaikan adalah tahap menulis yang mengarahkan siswa pada menata kembali pengembangan gagasan dan menambah, mengganti, menghilangkan kata/frase atau kalimat yang kurang lengkap/tidak tepat.<br />7) Penyuntingan adalah tahap menulis yang mengarahkan siswa untuk membetulkan kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca serta pilihan kata.<br /> <br />BAB II<br />KAJIAN KEPUSTAKAAN<br /><br />Prinsip-prinsip yang dikemukakan berikut ini memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut disebabkan oleh (1) terbatasnya buku-buku acuan yang bisa dijangkau oleh peneliti dan (2) terbatasnya kemampuan peneliti menjangkau buku-buku acuan. Karena itu pemahaman prinsip teoristis ini yang, berimplikasi terhadap pemahaman bagian-bagian yang lain, harus dilihat dari segi keterbatasan tersebut. Prinsip-prinsip teoristis yang lain, terutama yang berbeda atau yang bertentangan, dalam penelitian ini diabaikan.<br />2.1 Kegiatan Menulis<br />2.1.1 Pengertian Menulis<br />Menulis adalah suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Ujudnya adalah berupa tulisan yang terdiri dari rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapannya, seperti ejaan, dan tanda baca. Menulis juga merupakan suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan di-sepakati bersama oleh penulis dan pembaca (Akhadiyah,1997:1.3).<br /> Menurut Takala (dalam Ahmadi, 1990: 24), membuat ringkasan menulis seperti berikut ini. Menulis adalah suatu proses menyusun, mencacat, dan meng-komunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sistem tanpa konvensional yang dapat dilihat atau dibaca. Lebih lanjut, JN Hook (dalam Ahmadi,1989:325) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu medium yang penting bagi ekspresi diri, untuk ekspresi bahasa, dan untuk menemukan makna. Lebih luas, Murray (dalam Ahmadi,1989:3) mengemukakan bahwa menulis adalah proses berpikir yang berkesinambungan, mencobakan, dan mengulas kembali. Menurut Rubin (dalam Ahmadi,1989:128), menulis merupakan proses penuangan ide dalam bentuk tertulis. Substansi retorika menulis adalah penalaran yang baik. Ini berarti bahwa sebelum atau saat setelah menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan secara tertulis diperlukan keterlibatan proses berpikir. Menulis dalam pembela-jaran merupakan aktivitas yang menggunakan proses berpikir.<br /> Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian menulis dapat <br />disimpulkan bahwa menulis merupakan proses berpikir yang mempunyai sejum-lah esensi yaitu mengingat, menghubungkan, memprediksi, mengorganisasikan, membayangkan, memonitor, mereview, mengevaluasi dan menerapkan. Sehingga dengan proses berpikir tersebut akan terwujud suatu tulisan yang berkualitas.<br />2.1.2 Tujuan Menulis<br />Orang menulis mempunyai maksud dan tujuan yang bermacam-macam, misal-nya memberitahukan atau mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan, dan mengutarakan atau mengekspresikan perasaan atau emosi (Tari-gan, 1986:23). Meskipun tujuan menulis sangatberagam. Hart dan Reinking berpen-dapat, tujuan umum menulis hanya dua yaitu menginformasikan (to inform) dan me-yakinkan (to Persuade). Gie juga berpendaat bahwa tujuan ornag mengarang pada dasarnya ada dua tipe, akan tetapi pendapat Gie berbeda dengan pendapat Hart dan Reinking tersebut, karena menurutnya dua tipe tujuan mengarang itu adalah (1) memberi informasi, memberitahukan sesuatu, dan (2) memberi liburan, menggerak-kan hati (Gie, 1992:24).<br />Secara umum seseorang yang menulis memiliki empat tujuan, yaitu: untuk menginformasikan, membujuk, mendidik dan menghibur. Dari empat tujuan terse-but, tujuan pertama dan utama dari menulis adalah menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data, maupun peristiwa termasuk pendapat, dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa tersebut agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang terdapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.<br /> Secara umum hakikat keterampilan berbahasa memang berorientasi pada pelatihan penggunaan bahasa dan pada siswa sebagai subyek belajar. Tujuan primer pembela-jaran keterampilan berbahasa Indonesia adalah peningkatan kemampuan siswa dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk berbagai tujuan, keperluan dan keadaan (Budinuryanta dkk, 1997:1.4–1.7). Hal tersebut sesuai dengan salah satu rambu – rambu pemelajaran bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa belajar bahasa pada hakikatnya belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.<br />2.1.3 Jenis Tulisan<br /> Dari beragamnya tujuan menulis, maka dapatlah dikatakan bahwa bentuk-ben-tuk atau jenis tulisan akan mengarah pada jenis tulisan yang bersifat menginformasi-kan, membujuk, mendidik dan menghibur. Jenis – jenis tulisan seperti itu dalam du-nia tulis menulis lebih dikenal dengan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi (Akhadiah, dkk, 1989:14– 5).<br /> Narasi adalah ragam tulisan/wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan atau rangkaian terjadinya sesuatu hal. Ben-tuk tulisan ini dapat ditemukan misalnya pada karya prosa atau drama, biografi atau otobiografi, laporan peristiwa, serta resep atau cara membuat dan melakukan sesuatu.<br /> Deskripsi (pemeran) adalah ragam tulisan yang melukiskan atau menggambar-kan sesuatu berdasarkan kesan – kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terjadinya imajinasi (daya khayal) pembaca, sehingga dia seolah – olah melihat, mengalami dan merasa-kan sendiri apa yang dialami penulisnya.<br /> Eksposisi atau pemaparan adalah ragam tulisan yang dimaksudkan untuk me-nerangkan, menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah meng-informasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran, perasaan dan sikap pembacanya. Fakta dan ilustrasi yang disampaikan penulis sekedar memperjelas apa yang disampaikannya.<br /> Argumentasi adalah ragam tulisan yang dimaksudkan untuk meyakinkan pem-baca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis, kritis dan sistematis disertai bukti-bukti yang ada untuk memperkuat ke-<br />objektifan dan kebenaran yang disampaikannya, sehingga dapat menghapus konflik<br /> dan keraguan pembaca terhadap pendapat penulis. Contoh karangan seperti ini ada-lah hasil penilaian, pembelaan dan timbangan buku.<br /> Persuasi adalah ragam tulisan yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal yang disampaikan penulisnya. Berbeda dengan argumentasi yang pendekatannya bersifat rasional dan diarahkan untuk mencapai suatu pembenaran, persuasi lebih menggunakan pendekatan emosional. Seperti argumentasi, persuasi juga menggunakan bukti – bukti atau fakta. Hanya saja, dalam persuasi bukti – bukti itu digunakan seperlunya atau kadang-kadang dimanipulasi untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pembaca, bahwa apa yang disampaikan penulis itu benar. Contoh karangan ini adalah propaganda, iklan, selebaran atau kampanye.<br /> Dari uraian di atas dapatlah dikatakan apapun wujud sebuah tulisan, di alamnya akan terdapat fakta, emosi, sikap dan isi pikiran seorang penulis. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Hadiyanto (2001:9–10) yang menyatakan bahwa apapun juga moti-vasinya, tulis menulis selalu selalu berhubungan dengan usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang penulis untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap dan isi pikirannya secara jelas dan efektif, kepada pembaca. Selanjutnya dikatakan bahwa menulis akan berbeda dengan mengarang. Menulis buah karnya berupa tulisan non-fiksi, sedangkan mengarang buah karyanya berupa tulisan fiksi seperti cerpen, cerbung atau novel, yang umumnya dihasilkan oleh para sastrawan.<br /> Klasifikasi yang berbeda dibuat oleh Adelstein dan Piva. Mereka membuat klasifikasi tulisan berdasarkan nada (voice). Berdasarkan nada, terdapat enam jenis tulisan yakni (1) tulisan bernada akrab, (2) tulisan bernada informatif, (3) tulisan bernada menjelaskan, (4) tulisan bernada argumentatif, (5) tulisan bernada meng-kritik, dan (6) tulisan bernada otoritatif (Tarigan, 1986:28–29). Keenam jenis tulisan tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut: <br />2.1.4 Hakikat Pembelajaran Keterampilan Menulis<br /> Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyai fungsi yang sejalan <br />dengan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa rasional dan bahasa negara. Ada lima fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, yaitu sebagai sarana (1) pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) peningkatan pengetahuan dan kete-rampilan berbahasa Indonesia dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, (3) peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (4) penyebarluasan pe-makaian bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, (5) pengembangan penalaran (Depdikbud, 2003:76). Hakikat pembelajar-an keterampilan berbahasa memang berorientasi pada pelatihan penggunaan bahasa dan pada siswa sebagai subyek belajar. Tujuan primer pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia adalah peningkatan kemampuan siswa dalam penggunaan baha-sa Indonesia untuk berbagai tujuan, keperluan dan keadaan (Budinuryanto dkk, 1998:141). Hal tersebut sesuai dengan salah satu rambu pembelajaran bahasa Indo-nesia yang menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan ke-mam-puan siswa dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. Hal itu dikemukakan di dalam kurikulum (Depdikbud, 1993b:21).<br /> Orientasi pada pelatihan penggunaan bahasa diandai oleh adanya kegiatan yang secara langsung melatih siswa berbahasa yang mendominasi sebagaian besar waktu belajar. Sedikitnya, dua pertiga dari waktu belajar digunakan berlatih berbahasa (Budinuryanto dkk, 1998:105).<br /> Dalam kegiatan menulis, siswa perlu disadarkan bahwa ada berbagai kemung-kinan cara penataan atau penyusunan kata. Oleh karena itu, penting sekali siswa mendapat kesempatan saling membaca hasil tulisan sesama teman. Dalam kegiatan menulis termasuk kegiatan menemukan kesalahan dalam menulis (dalam berbagai bidang: ejaan, tanda baca, kelengkapan dan kejelasan kalimat, pemilihan kata) dan cara memperbaikinya (Purwo, 1997:7–8).<br /> Kegiatan yang mendukung peningkatan keterampilan menulis adalah kegiatan banyak membaca (Purwo, 1997:7-8). Semi (1990:8) berpendapat penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Kemampuan membaca dan menyimak memberi tiga ke-untungan bagi kemampuan menulis, yaitu (1) dapat memperoleh ide, memperkaya ide dari berbagai sumber informasi, (2) dapat mengetahui selera pembaca ; (3) dapat belajar menulis dengan jalan pintas. Orang tidak mungkin menjadi penulis yang baik bila sebelumnya tidak memiliki kemampuan membaca dan menyimak yang baik. Se-lain itu, kegiatan menulis sama sekali tidak dipisahkan dengan kegiatan membaca dan menyimak (Semi, 1990:8-9).<br /> Kegiatan menulis dapat dipadukan dengan kegiatan membaca, misalnya melan-jutkan isi teks yang belum selesai, merangkai sejumlah kalimat yang belum tertata secara urut dan runtut sehingga menjadi paragraf yang baik atau menata kembali urutan paragraf.<br /> Akhadiah dkk (1989:2–3) berpendapat proses menulis terdiri dari tiga tahap yaitu tahap prapenulisan, penulisan, dan revisi. Ketiga tahap tersebut menunjukkan kegiatan utama yang berbeda. Akan tetapi, dalam praktiknya, ketiga tahap penulisan itu tidak dapat dipisahkan secara jelas, dan sering bertumpang tindih.<br /> Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang kedua setelah berbicara da-lam komponen pembelajaran penggunaan. Pembelajaran menulis merupakan pem-belajaran keterampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis. Kete-rampilan ini merupakan hasil dari keterampilan menyimak, berbicara dan membaca.<br /> Dalam pembelajaran menulis perlu diperhatikan prinsip–prinsip pembelajaran-nya yang meliputi: (1) menulis tidak dapat dipisahkan dari membaca. Pada jenjang pendidikan dasar pembelajaran menulis dan membaca terjadi serempak, (2) pembela-jaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa, (3) pem-belajaran menulis adalah pembelajaran tata tulis atau ejaan bahasa Indonesia, dan (4) pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang bermula dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah.<br />2.1.5 Metode Pembelajaran Keterampilan Menulis<br /> Metode pembelajaran bahasa, khususnya menulis telah mengalami perkem-bangan yang pesat. Dengan hadirnya metode humanistik, pembelajaran bahasa sema-kin mendekati harapan. Dalam pembelajaran menulis kini muncul empat metode yang bagus untuk kegiatan tersebut. Keempat metode itu adalah (1) community Language Learning, (2) Metode Suggestopedy, (3) Metode Total Physical Response dan (4) metode The Silent Way (Kormen, 1997:6-7).<br /> Penyelenggaraan pembelajaran bahasa senantiasa dipengaruhi oleh pendekatan tertentu dalam ilmu bahasa. Kadang – kadang seluruh penyelenggaraan pembela-jarannya bahkan dirancang atas dasar pendekatan yang digunakan sebagai acuan po-kok itu. Pendekatan itu akan mempengaruhi penentuan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan bahan pembelajaran dan sebagainya (Djiwandono, 1997:7).<br /> Beberapa pendekatan yang berpengaruh besar dalam pembelajaran bahasa, yak-ni pendekatan struktural, pendekatan kognitif dan pendekatan komunikatif. Pende-katan struktural menitikberatkan pembelajaran bahasa pada pengetahuan atau kaidah tata bahasa. Pembelajaran materi pelajaran berupa butir-butir gramatikal (tata baha-sa) yang disusun berdasarkan tahapan – tahapan. Pendekatan ini memberi kesem-patan kepada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa (Muchlisoh dkk, 1992:7). Beberapa metode pembelajaran bahasa yang lahir berlatar belakang pendekatan struktural misalnya metode langsung (direct method) yang juga dikenal dengan berbagai nama yaitu New Method, reform method, natural method, oral method, metode berlitz (Berlitz Method) metode membaca (Reading method), metode pembelajaran.<br /> Metode pembelajaran bahasa yang berhubungan dengan pembelajaran kete-rampilan menulis di sekolah dasar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni metode menulis permulaan dan metode menulis lanjutan.<br /> Kurikulum 1994 tidak menyajikan secara khusus dan menyarankan pemakaian metode tertentu. Hal ini mengandung maksud agar guru dapat memilih metode yang dianggap tepat, sesuai dengan tujuan, bahan, dan keadaan siswa (Depdikbud, 2003: 27). Meskipun demikian, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan beberapa buku petunjuk yang menginformasikan berbagai metode pemelajaran bahasa yang dapat digunakan.<br />2.1.6 Tahapan Menulis<br /> Kegiatan menulis meliputi serangkaian aktivitas yang berkesinambungan. Sebagaimana dikemukakan Tompkins (1994:126) rangkaian kegiatan atau tahapan menulis yaitu pra-penulisan, pemburaman, perbaikan, penyuntingan, dan pempubli-kasi. Sesangkan menurut Britton (dalam Tompkins, 1994:8) rangkaian aktivitas itu meliputi konsepsi (conception), inkubasi (incubation), dan produksi (production). Rangkaian aktivitas dalam proses menulis ii tidak bersifat mutlak dan konstan, tetapi bersifat fleksibel dan luwes. Lebih lanjut, diyatakan babwa rangkaian aktivitas terse-but tidak dilaksanakan secara linier, tetapi bersifat rekursif-simultan. Artinya secara simultan penulis senantiasa dapat melakukan pemaduan antar-tahap yakni dengan cara pada satu tahapan menulis dilakukan, penulis dapat kembali pads tahapan sebelumnya.<br /> Tahapan-tahapan dalam menulis sebagaimana dikemukakan Arief (2006:22-23) dikemukakan sebagai berikut.<br />1. Tahap pra-menulis meliputi memilih terra, memilih topik/subtopik, mengumpul¬mengorgonisasikan bahan, menentukan tujuan tulisan, menentukan sasaran tulisan, menentukan bentuk/jems tulisan,<br />2. Tahap pengedrapan /pemburaman meliputi menentukan komposisi topik dan sub topik, menentukan ide pokok dan pengembang, menyusun kerangka tulisan, me¬ngembangkan kahmat utama dan pengembang, mengembangkan paragraf pem¬buka, paragraf isi, dan paragraf penutup.<br />3. Tahap perevisian/perbaikan meliputi mencermati kembali hasil tulisan, menandai bagian yang kurang tepat, mentbah bagian yang kurang tepat sesuai dengan ke¬rangka, bentuk Berta tujuan tulisan, membandingkan hasil perbaikan dengan draft/ buram awal.<br />4. Tahap penyuntingan/pengeditan meliputi meneliti kembali keutuhan dan kepadu¬an tulisan, menandai kesalahan teknis kebahasaan, menghilangkan atau menam¬bah bagian dalam tulisan, dan membetulkan kesalahan teknis kebahasaan.<br />5. Tahap penyajian/pemublikasian meliputi mengkreasikan unsur-unsur formal tuli¬san jenis, bentuk, dan ukuran huruf, besar-kecil), mengembangkan media publi¬kasi tulisan jenis dan bentuk sarana; audio, visual, audio visual).<br />2.1.7 Penilaian Keterampilan Menulis<br /> Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil pro-gram kegiatan telah sesuai dengan tujua atau kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian dapat dilakukan secara tepat jika kita tersedia data yang berkaitan dengan objek peni-lain. Untuk memperoleh data tersebut diperlukan alat penilaian yang berupa peng-ukuran. Penilaian dan pengukuran merupakan dua kegiatan yang saling berkaitan.<br /> Keberhasilan merupakan harapan setiap orang. Demikian juga bagi guru dan <br />siswa dalam proses pembelajaran. Keberhasilan tersebut akan dapat diketahui dengan <br />melakukan penilaian atau evaluasi (Pujiati dan Rahmina, 1997:1.1).<br /> Penilaian merupakan salah satu subsisten yang penting dalam sistem pendidi-kan. Penilaian termasuk komponen penting dalam sistem pendidikan karena mencer-minkan perkembangan atau kemajuan pendidikan dari satu waktu ke waktu lain. Se-lain itu, melalui penilaian dapat dibandingkan tingkat pencapaian prestasi pendidikan antara satu sekolah dengan sekolah atau wilayah lainnya.<br /> Menurut Depdikbud penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk mempe-roleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Pada dasarnya, yang dinilai adalah program, yaitu suatu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya, lengkap dengan rincian tujuan dari kegiatan tersebut.<br /> Penilaian proses dan hasil belajar bertujuan untuk menentukan ketercapaian tujua pendidikan dan atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kuriku-lum, garis-garis besar program pembelajaran, atau dalam perangkat perencanaan kegiatan pembelajaran lainnya (Depdikbud, 2003:2).<br /> Penilaian merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru sebagai bagian dari system pengajaran yang direncanakan dan diimplementasikan di kelas. Komponen – komponen pokok penilaian meliputi pengumpulan informasi, interpres-tasi terhadap informasi yang telah dikumpulkan, dan pengambilan keputusan. Ketiga komponen itu kait mengait dan sebelum melakukannya guru harus menentukan atau merumuskan tujuan penilaian.<br /> Tujuan dan fungsi penilaian khususnya penilaian hasil belajar dapat berma-<br />cam, yang antara lain adalah (1) mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran, (2) <br />mengetahui kinerja berbahasa siswa, (3) mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (4) memberikan umpan balik (feedback) terhadap peningkatan mutu program mutu program pembelajaran, (5) menjadi alat pendorong dalam meningkatkan kemam-puan siswa, (6) menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan jurusan, kenaikan kelas, atau kelulusan, (7) menjadi alat penjamin, pengawasan, dan pengendalian mutu pendidikan. Lebih dari itu, penilaian hasil belajar yang dilakukan secara siste-matis merupakan bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada masya-rakat.<br /> Penilaian yang baik harus memiliki kriteria atau ciri-ciri terpercaya (reliable), <br />tepat (valid), dan praktis (Nuraini dalam Supriyadi dkk, 1992:375). Dikatakan terper-<br />caya (reliable) apabila hasil penelitian dengan alat itu pada siswa yang sama bebe-rapa kali pada siswa yang sama dalam beberapa kali penilaian hasilnya hampir sama, dengan tingkat kesalahan kurang dari 5% (Pujiarti dan Rahmina, 1997:8.7).<br /> Alat penelitian disebut tepat (valid) apabila mampu mengukur apa yang seha-rusnya diukur, dengan kata lain, alat ukur tersebut memenuhi fungsinya sebagai alat ukur. (Pujiarti dan Rahmina, 1997:8.4). Dengan kata lain alat ukur tersebut mampu memenuhi fungsinya sebagai alat ukur.<br /> Menurut Pujiati dan Rahmina (1997:8.4) ada tiga jenis ketepatan atau validitas, yaitu validitas isi (content validity), validitas criteria terkait (criterian related val-idity), dan validitas konstrk (contruct validity). Amran Halim dkk. (1974:31-34 dan Nuraeni dalam Supriyadi dkk. (1992:56) menyebut ada validitas isi, validitas empiris (empirical validity) dan validitas bentuk (face validity).<br /> Validitas isi maksudnya ialah validitas yang menunjukkan suatu alat ukur mampu mengukur hal – hal yang mewakili keseluruhan isi yang harus diukur (Pujiati dan Rahmina, 1997:8.4), atau mampu mengukur bidang aspek keterampilan yang hendak diukur (Nuraeni dalam Supriyadi dkk. 1992:375). Validitas kriteria terkait (ada yang menyebut dengan istilah validitas empiris atau validitas pragmatis) adalah validitas alat ukur ditinjau dari hubungan alat ukur yang sedang disusun dengan alat ukur lain yang dianggap sebagai kriteria. Apabila kriterianya tersebut pada waktu yag bersamaan disebut validitas konkuren, sedangkan apabila kriterianya terdapat pada waktu yang akan datang maka disebut validitas prediktif (Pujiati dan Rahmina, 197:8.6). Validitas konstruk adalah validitas yang didasarkan pada konsep, logika atau konstruk suatu teori (Pujiati dan Rahmina, 1997:8.6). Validitas bentuk adalah validitas berdasarkan perwajahan dari susunan soal (Nuraeni dalam Supriyadi dkk., 1992:376). <br /> Selain harus terpercaya (reliable) dan valid, alat ukur yang baik juga harus <br />praktis, objektif dan baku. Praktis maksudnya mudah digunakan, hemat dalam biaya dan mudah diadministrasikan. Objektif artinya pemberian skor tidak terpengaruh oleh siapa yang melakukannya dan siapa yang diberi skor. Sedangkan baku berarti petunjuk mengerjakan soal, cara memberi skor, cara menerjemahkan hasil pengukur-<br />an menjadi bilangan, dan cara menafsikan pengukuran menggunakan bentuk yang baku atau dianggap baku (Pujiati dan Rahmina, 1997:8.11-8.12).<br /> Penyelenggaraan pembelajaran bahasa selalu dipengaruhi oleh pendekatan tertentu dalam ilmu bahasa. Penggunaan pendekatan tertentu akan mempengaruhi penentuan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan pengembangan alat eva-luasi yang akan digunakan (Djiwandono, 1997:7).<br />2.2 Pengalaman pribadi sebagai bentuk tulisan deskripsi<br />Seiring dengan adanya tujuan rnenulis memunculkan lima jenis wacana dalam sistem retorika, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi. Narasi bertitik tolak untuk menceritakan peristiwa, deskripsi bertolak melukiskan kesan dan hasil observasi, eksposisi mengarah pada pemaparan suatu masalah, persuasi berorientasi untuk membujuk, dan argumentasi berangkat dari keinginan mempertahankan gagasan.<br />Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu ben¬da, tempat, suasana, dan keadaan (Marahimin, 2001:45). Seorang penulls deskripsi mengharapkan pernbacanya, melalui tulisannya, dapat `melihat' apa yang dilihatnya, dapat `mendengar' apa yang didengamya, `mencium' apa yang diciumnya, ‘mencicipi' apa yang dimakannya, `merasakan' apa yang dirasakannya, serta sampai pada 'kesim-pulan' yang sama dengannya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupa-kan hasil dari observasi melalui panca indera yang disampaikan melalui kata-kata. <br />Ada berbagai cara untuk menuliskan deskripsi, dan perbedaan-perbedaan ini timbul karena pada dasamya tidak ada dua orang manusia yang mempunyai penga¬matan yang sama, dan tujuan pengamatannya juga berbeda-beda. Bentuk deskripsi dibedakan atas dua macam, yaitu deskripsi ekspositoris dan deskripsi impresionitis (Marahimin, 2001:47).<br />Deskripsi ekspositoris merupakan deskripsi yang sangat logis, yang isinya pada umumnya merupakan daftar rincian yang disusun menurut sistem dari urutan-urutan logis objek yang diamatinya. Deskripsi ini juga sering dikatakan seba-gai deskripsi dengan pengembangan ruang atau spasi. Adapun deskripsi impresioni-tis, sering juga disebut dengan deskripsi simulatif, merupakan deskripsi untuk meng-gambarkan impresi penulisnya atau untuk menstimulir pembacanya.Berbeda dengan deskripsi ekspositoris yang sangat terikat pada objek atau proses yang dideskripsi-kan, deskripsi impresionitis mpresionitis lebih menekankan impresi atau kesan penulisnya.<br />Ketika dalam deskripsi ekspositoris dipakai urutan-ururtan logika atau urutan¬Lz-utan peristiwa objek yang dideskripsikan, maka dalam deskripsi impresionitis urutan-urutan yang dipakai adalah menurut kuat lemahnya kesan penulis terhadap bagian-bagian objek tersebut. Dalam prakteknya, seorang penulis dapat mengkombi¬nasikan dua cara deskripsi di atas. <br /><br />2.3 Pendekatan Kontekstual dan Strategi Inkuiri<br />2.3.1 Pendekatan Kontekstual<br />Pendekatan kontekstual (contextual leaching and learning) tumbuh dan berkem-<br />bang di bawah payung filsafat konstraktivisme. Dalam pandangan ini belajar meru-<br />pakan proses merekonstruksi pengetahuan baru yang berpusat pada diri pembelajar sendiri. Lima elemen belajar yang konstruktivistik, meliputi (1) pengaktifan pengeta¬huan yang sudah ada, (2) pemerolehan pengetahuan baru dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu kemudian memperhatikan detailnya, (3) pemahaman penge¬tahuan dilakukan dengan cara (a) menyusun konsep sementara, (b) melakukan proses <br />sharing dengan orang lain, dan (c) mengembangkan konsep lebih lanjut.<br />Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama yaitu konstruktivisme (con-structivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat-belajar lear-ning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian benar-nya (authentic assessment). Di atas telah disampaikan bahwa ada tujuh komponen dalam pendekatan CTL. Tujuh komponen tersebut sebenarnya dapat dengan mudah diterapkan di kelas, bidang studi apa saja dapat menerapkan CTL, dan dapat diberi-kan pada semua keadaan atau semua situasi dan kondisi. Secara garis besar, penera-pannya adalah; (1) mengembengkan pemikiran bahwa anak akan bekerja sendiri, menemukan sendiri, mengkonstruksikan pengetahuannya, mengimplementasikan pada kehidupan yang nyata, (2) melakukan sejauh mungkin kegiatan menemukan (inquiry) untuk semua topik (3)mengembangkan rasa ingin tabu siswa dengan bertanya, (4) mengkondisikan anak menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam. kelompok), (5)menghadirkan, model sebagai yang sebenarnya dengan berbagai cara selama. proses dan hasil akhir. Penerapan CTL seperti pada langkah di atas akan se-makin mudah bila ketujuh kom ponen CTL dapat dipahami dan dilakukan oleh guru. <br />2.3.2 Strategi Inkuiri<br />Strategi inkuri merupakan salah satu strategi pembelajaran yang mengede-<br />pankan kemandirian siswa dalam melakukan proses belajar. Strategi ini merupakan bagian dari implementasi pendekatan kontekstual. Strategi ini juga menerapkan pola berpilir kritis, kreatif, sistamtis, dan ilmiah. Tujuan utamanya agar siswa memiliki kemampuan dalam mencari, memproses, dan menyerap informasi dari sesuatu yang sang dipelajari.<br />Strategi inkuri adalah strategi pembelajaran dalam pendekatan kontekstual yang memberikan kesempa-tan kepada siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan yang sebelumnya belum mereka miliki. Tujuan utama membantu mengembangkan intelektual dan ketrampi-lan siswa dari berbagai aktivitas mulai dari munculnya pertanyaan-pertanyaan ten-tang suatu hal sampai dengan menyelesaikannya. <br />Sehubungan dengan aktivitas pembelajaranjase atau tahapan pemebela-jaran dengan strategi inkuiri dapat dikemukakan sebagai berikut.<br />Tahapan pertama : Menyajikan masalah<br /> Menjelaskan prosedur inkuiri<br /> Menyajikan sistuasi yang bertentangan atau berbeda. <br />Tahapan kedua : Mengumpulkan dan mengkaji bahan<br /> Memeriksa hakikat objek dan kondisi yang dihadapi Memeriksa hat-hat yang terjadi pada objek<br />Tahap keiiga : Mengkaji data dan eksperimental<br /> Mengisolasi variabel yang sesuai<br /> Merumuskan hipotesis dan mengujinya<br />Tahap keempat : Mengorganisasikan dan merumuskon kesimpulan <br /> Menarik kesimpulan<br />Tahap kelima : Menganalisis proses inkuiri<br /> Menganalisis prosedur inkuiri dan mengembangkan prosedur yang lebih efektif<br />Sehubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas hat yang perlu diper¬bambangkan, yakni (1) interaksi antara guru dan siswa, dan (2) pesan guru. Interaksi antara guru dan siswa mengarah pada prosedur kerja sama antara guru-siswa, siswa¬siswa, dan siswa-guru. Pesan guru dalam penerapan strategi ini adalah sebagai: (a) fasilitator yang menciptakan kondisi belajar kondusif, (b) motivator yang senantiasa¬ mendorong siswa untuk aktif dalam belajar, dan (c) informan yang menyediakan ber¬bagai keperluan informasi bagi siswa.<br />2.3.3 Pembelajaran Deskripsi Melalui Strategi Inkuiri<br /> Berkaitan dengan implementasi strategi inkuri dalam pembelajaran menulis pengalaman pribadi di sekolah menengah pertama, maka langkah-langkah yang diternpuli guru melipui, lima tahap sebagai berikut.<br />1. Merumuskan Masalah<br />Pada awalnya guru menjelaskan arah dan tujuan pembelajaran yang dilakukan bersama. Guru memperkenalkan substansi pembelajaran melalui teks wacana tulisan pengalaman pribadi yang dibagikan oleh guru ataupun yang telah dibawa oleh siswa. Melalui pengantar guru tersebut mulai muncul kesadaran siswa tentang sesuatu yang akan dipe¬bjari. Kesadaran tersebut terekam dalam benak siswa dalam bentuk pertanyaan¬-pertanyaan. Pada saat inilah muncul permasa-lahan dan upaya/motivasi siswa untuk mecahkan permasalahan tersebut melalui belajar.<br />Kemudian guru mengajukan pertanyan lanjutan, misalnya mengapa ka-lian ingin mengetahui masalah-masalah itu? Terdiri dari atau dapat diklasifikasikan termasuk dalam kategori masalah apa? Bagaimana cara pemecahannya? Sebagai akhir tahap ini, guru meminta dan mengarahkan siswa untuk mencemati kembali masalah-masa¬lah yang sudah ditulis. Hal ini penting untuk proses belajar pada tahap selanjutnya.<br />2. Menetapkan Jawaban Sementara<br /> Pada tahap ini siswa diberi motivasi untuk memberi penjelasan atau jawaban terhadap masalah-masalah tentang pengalaman pribadi. Siswa diberi tugas baik indivudual maupun kelompok untuk memberi jawaban atau pernecahan masalah tersebut. Untuk membantu siswa merumuskan hipotesis atau jawaban sementara, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan lanjutan.<br />3. Pengumpulan Data<br />Pengumpulan data oleh siswa berkaitan dengan trieneruskan atau mening-gal¬kan jawaban sementara. Guru perlu menginfomasikan kepada siswa untuk menggu- nakan berbagai media belajar sebagai sumber belajar. Kegiatan siswa dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Selama tahap ini untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, guru meminta secara berkala siswa melapor-kan basil pengumpulan informasinya.<br />4. Mengkaji Jawaban<br />Untuk mengkaji hasil kerja siswa menyelesaikan masalah-maslah yang ber¬kaitan dengan pengalaman pribadi, guru membimbing siswa untuk saling menu-kar basil pe¬kerjaan. Masing-masing siswa mengoreksi berbagai aspek hasil kerja siswa lainnya sesuai dengan rambu-rambu yang dikemukakan guru. Jawaban-jawaban yang telah sesuai (disertai bukti-bukti yang kuat) diberikan penguatan, sedangkan yang tidak diberikan catatan perbaikannya.<br />5. Menarik Kesimpulan<br />Para siswa dengan bimbingan guru mencoba untuk mengkombinasikan saran yang dituliskan dengan tu.juan masing-masing memecahkan masalah. Ber-kaitan den¬gan pengalaman pribadi, maka masalah-masalah yang maksud adalah struktur. judul isi, struktur kebahasaan (kosakata, ejaan, tanda baca, unsur serapan, kalimat, paragraf, kelengkapan isi).<br />Siswa dipandu guru untuk menarik generalisasi mikro; yakni berkaitan de¬ngan pengalaman pribadi yang dimiliki secara individual dan generalisasi makro; kesimpulan ahir tentang berbagai aspek tulisan pribadi mulai dari perencanaan, penyusunan, sampai penilaian.<br /> <br />BAB III<br />METODE PENELITIAN<br /><br /> Pada bab ini uraian tentang (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan Sampel penelitian (3) instrumen penelitiaan, (4) prosedur pengumpulan data, dan (5) teknik analisi data. <br />3.1 Rancangan Penelitian<br />Rancangan penelitian adalah strategi pengaturan latar penelitian, agar peneliti memperoleh data yang valid, sesuai karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini ialah rancangan eksperimental. Rancangan eksperimental digunakan untuk meneliti hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih<br />Adapun rancangan eksperimen yang dipakai adalah eksperimen dengan desain one group pre test – post test desain, dimana tujuan desain ini adalah digunakan untuk mengetes, mengecek, dan menverivikasikan hipotesa tentang ada tidaknya perbedaan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi inkuiri dalam menulis pengalaman pribadi dengan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2008/2009. Rancangan dapat digambarkan dibawah ini :<br /> O1 X O2<br />Pre Test Treatment Post Test<br />Alasan digunakannya desain tersebut adalah pada awal penelitian ini pengambilan data diambil dari dua tahap, yaitu tahap awal dengan cara belum diberikan perlakuan / tretment yang disebut pre test dan pengambilan data setelah diberikan perlakuan / treatment yang disebut post test, untuk kemudian keduanya diambil kesimpulan dengan metode statistik. Dimana tes dilakukan dua kali yaitu test awal (pre test) sebelum diberikan perlakuan pembelajaran dan tes akhir (post test) sesudah diberikan perlakuan pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keefektifan strategi inkuiri terhadap kemampuan menulis pengalaman pribadi antara siswa yang diberi perlakuan dengan siswa yang tidak diberi perlakuan dengan strategi inkuiri.<br />3.2 Populasi dan Sampel<br />3.2.1 Populasi<br />Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Arikunto, 1991:102). Sedang<br />kan Komaruddin menyatakan bahwa “populasi adalah sekumpulan kasus yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Kasus-kasus tersebut dapat berupa orang, barang, binatang, hal, atau peristiwa” (1987:203)<br />Di dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VII-H SMP Negeri 2 Ngawi. Oleh karena itu dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII-H SMP Negeri 2 Ngawi yang berjumlah 40 siswa.<br />3.2.2 Sampel <br /> Mengingat tujuan penelitian ini hanya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi inkuiri dalam menulis pengalaman pribadi dengan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2008/2009 maka sample yang digunakan adalah keseluruhan dari populasi yakni kelas VII-H yang berjumlah 40 siswa. Teknik penetapan sample ini di dasarkan atas pendapat Suharsimi Arikunto (1998:120) yang menyatakan bahwa “Apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.” <br />Sedangkan teknik pengambilan sampling adalah dengan total sampling, alasan digunakan total sampling, karena jumlah subyek dari populasi kurang dari 100 subyek, sehingga sampel diambil semua populasi yang ada, dengan harapan semua populasi dapat diberikan perlakuan penelitian dengan merata.<br />3.3 Instrumen Penelitian<br /> Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini digunakan tagihan sebagai alat pengumpul data. Tagihan adalah konsep penilaian yang digunakan untuk menagih kepada siswa perihal yang berkaitan dengan upaya untuk mengetahui standar kompetensi, kompetensi darar, dan indikator yang dicapai siswa sesudah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran (Depdiknas, 2004:21). <br />Jenis tagihan yang digunakan dalam penelitian ini berupa non tes. Jenis tagihan non tes dapat berupa lembar observasi, untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis pengalaman pribadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.<br />Untuk mengatasi kesukaran dalam melakukan penilaian terhadap kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa, dalam penelitian ini instrumen penilaian yang digunakan dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian. Fokus penilaian yang dimaksud dipilah ke dalam tahapan menulis yakni pra-menulis, pemburaman, perevisian, dan penyuntingan.<br />Lembar evaluasi digunakan untuk mengukur proses dan basil belajar menulis pengalaman pribadi siswa melalui strategi inkuiri. Data yang terkumpul berupa skor kemampuan menulis pengalaman pribadi siswa digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan penelitian tindakan. Lembar ini berbentuk panduan evaluasi basil belajar siswa. Di dalamnya memuat kriteria jawaban dan pensekoran yang di dasarkan atas intrumen berikut.<br />Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi<br />No KRITERIA JAWABAN PENSEKORAN<br /> Bobot jawaban Rentang skor<br />1 Kesesuaian judul dengan isi<br />o Sesuai<br />o Cukup sesuai<br />o Kurang sesuai<br />o Tidak sesuai <br />4<br />2 Kelengkapan isi <br />o sesuai <br />o cukup sesuai<br />o kurang sesuai <br />o tidak lengkap <br />3 Ketepatan penggunaan huruf kapital, ejaan dan tanda baca : <br />o tidak ada kesalahan<br />o sedikit kesalahan<br />o banyak kesalahan<br />o semua salah <br />4 Ketepatan pilihan dan penggunaan kosakata <br />o Kosakata sesuai dengan ragam jurnalistik<br />o Kosakata cukup sesuai dengan ragam jurnalistik<br />o Kosakata kurang sesuai dengan ragam jurnalistik<br />o Semua kosakata tidak sesuai dengan ragam jurnalistik <br />4<br />5 Ketepatan pilihan dan penggunaan kalimat <br />o Kalimat dapat dipahami dan saling bertautan<br />o Kalimat cukup dapat dipahami dan cukup bertautan<br />o Kalimat kurang dapat dipahami dan kurang bertautan<br />o Kalimat tidak dapat dipahami dan tidak bertautan <br />4<br />6 Isi keseluruhan <br />o jelas dan lengkap<br />o cukup jelas dan cukup lengkap<br />o kurang jelas dan kurang lengkap<br />o tidak jelas dan tidak lengkap <br />4<br />7 Kerapian penyajian <br />o terbaca, rapi, dan bersih<br />o terbaca, rapi dan kurang bersih<br />o terbaca, tidak rapi dan tidak bersih<br />o tidak terbaca, tidak rapi dan tidak bersih <br /><br /> Skor Maksimal 28<br /><br /> Untuk menentukan nilai menulis pengalaman pribadi maka peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:<br />Nilai = <br />3.4 Prosedur Pengumpulan Data<br />Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :<br />3.4.1 Metode Tes<br />Tes adalah alat yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan dalam jangka wakti tertentu. Dalam penelitian ini metode tes berupa pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan, sedangkan dalam penelitian ini metode tes yang digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan menulis pengalaman pribadi yang diimplikasikan pada pre test dan post test. Tes yang digunakan dalam pretest dan postest ini adalah sama yakni menuliskan pengalaman pribadi. Hanya saja keduanya dilakukan dalam kurun waktu yang berbeda.<br /><br />3.4.2 Metode Observasi <br />Metode observasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai metode bantu yang berfungsi untuk melengkapi data-data yang sekiranya belum tercakup dalam tes. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi partisipan, karena peneliti terlibat langsung dalam proses belajar Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang proses pelaksanaan pembelajaran dengan strategi inkuiri pada pembelajaran menulis pengalaman pribadi yang dilakukan oleh subjek. Sebagai instrument digunakan pedoman observasi yang berbentuk check list. Sedangkan langkah-langkah penyusunan pedoman obserasi adalah : <br />1) Observasi pada penelitian ini adalah dengan observasi sistematis, dimana setiap obsever sudah diberikan item-item yang akan diobservasikan.<br />2) Observasi pada penelitian ini adalah digunakan untuk mengamati siswa dalam situasi pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri.<br />3) Item observasi mencakup pembelajaran variabel strategi inkuiri.<br />Untuk memperoleh data yang benar-benar objektif, peneliti meminta bantuan dua orang guru bahasa Indonesia untuk melakukan observasi tentang kemampuan menulis pengalaman pribadi dengan instrument yang telah disiapkan.<br />3.5 Teknik Analisis Data<br />Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis peneliti yang akan diajukan maka setelah data terkumpul diadakan pengolahan data sehingga dapat menghasilkan kesimpulan, teknik analisis data merupakan cara yang digunakan dalam mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian, guna membuktikan hipotesis yang telah diajukan.<br />Pengolahan dan analisis ini sangat penting dalam penelitian, utamanya apabila diinginkan kesimpulan tentang masalah yang diteliti. Sebab data kasar yang tidak dianalisis tiak memberikan arti dalam implikasinya, maka perlu diadakan pengolahan dan analisis dengan menggunakan metode dan teknik tertentu, sebagai teknik analisis data penelitian ini digunakan teknik analisis secara kuantitatif.<br />Teknik analisis data secara kuantitatif pada penelitian ini dilakukan melalui pengujian persyaratan analisis, dengan teknik analisis uji t-test sample for means (uji kesamaan dua rata-rata yang berpasangan) dengan rumus sebagai berikut.<br /> <br />Keterangan :<br />t = Hasil uji t<br />MD = Mean dari defference <br />SEMD = Standart error dari Mean defference (Sudijono, tt:295)<br />Alasan digunakannya uji t adalah karena hasil dari data penelitian yang diperoleh dari pre test dan post test akan dibandingkan, sehingga akan didapatkan hasil penelitian yang diharapkan. Dan setelah mengetahui nilai t maka langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis penelitian yakni<br />1) Merumuskan terlebih dahulu Hipotesis alternative (Ha) dan Hipotesis nihilnya (Ho) yakni:<br />a. Hipotesis Null (Ho) yang berbunyi tidak ada perbedaan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi inkuiri dalam menulis pengalaman pribadi dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2008/2009.<br />b. Hipotesis Alternatif (Ha) yang berbunyi ada perbedaan siswa yang diajar dengan menggunakan strategi inkuiri dalam menulis pengalaman dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Ngawi tahun pelajaran 2008/2009.<br />2) Menguji signifikansi t o, dengan cara membandingkan besarnya t o ( ”t” hasil observasi atau ”t” yang tercantum dalam Tabel Nilai ”t”), dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya (df) atau derajat kebebasannya (db), yang dapat diperoleh dengan rumus: df atau db = N-1.<br />3) Mencari harga kritik ”t” yang tercantum pada Tabel Nilai ”t” dengan berpegang pada df atau db yang telah diperoleh, baik pada taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1%.<br />4) Melakukan perbandingan antara t o dan t t, dengan patokan sebagai berikut :<br />a. Jika t o lebih besar atau sama dengan t t maka Hipotesa Nihil ditolah; sebaliknya Hipotesa alternatif diterima atau disetujui. Berada antara kedua variabel yang sedang kita selidi perbedaaannya, secara signifikan memang terdapat perbedaan.<br />b. Jika t o lebih kecil daripada t t maka Hipotesa Nihil diterima atau disetujui; sebaliknya Hipotesa alternatif ditolak. Berarti bahwa perbedaan antara variabel I dan variabel II itu bukanlah perbedaan yang berarti, atau bukan perbedaan yang signifikan.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br /><br />Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. Cet. Ke-2. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.<br /><br />Akhadiah, S. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud<br /><br />Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.<br /><br />Ahmadi, M. 1989. Penyusunan dan Pengembangan Paragraf. Malang: YA3 Malang. <br /><br />Ahmadi, M. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang:YA3<br /><br />Ashadi, P. 1998. Gambar sebagai media Pembelajaran, Bandung:Sinar Baru<br /><br />Aminudin, 1996. Pendekatan Pembelajaran. Bandung : Rosdakarya<br /><br />Arief, N. F. 2006. Ketrampilan Berbahasa. Bahan Matakuliah Bahasa Indonesia Lanjut. Malang: Tidak Dipublikasikan<br /><br />Arief, N. F. 2006. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bahan Matakuliah Bahasa Indonesia lanjut. Malang : Tidak Dipublikasikan<br /><br />Budinuryanta, JM. Kasurijanta, dan Imam Koemen. 1998.Pengajaran Ketrampilan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud.<br /><br />Depdiknas. 2003. Kurikulum Bahasa Indonesia 2004 SD. Jakarta: Depdiknas<br /><br />Depdiknas.2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi guru mata Pelajaran bahasa Indonesia. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Depdiknas<br /><br />Depdiknas.2003. pelatihan Terintegrasi berbasis kompetensi guru mata pelajaran bahasa Indonesia.Berbicara. modul : Ind A. 02. jakarta : Depdiknas<br /><br />Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004, Standar kompetensi Mata pelajaran bahasa dan Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. (Draft final). Jakarta : Depdiknas<br /><br />Gorys, Keraf. 1994. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemampuan Berbahasa. Ende: Flores.<br />Hadiyanto. 2001Membudayaakan Kebiasaan Menulis : Sebuah Pengantar. Jakarta : Fikahati Aneska.<br /><br />Djiwandono, Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB.<br /><br />Purwo, Bambang Kaswanti.1997.Pokok-pokok Pengajaran Bahasa dan Kurikulum 1994. Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.<br /><br />Hasibuan, Mujiono. 1989. Proses belajar Mengajar Keterampilan Dasar Mikro. Bandung : Rosdakarya.<br /><br />Gorys, Keraf. 1994. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemampuan Berbahasa. Ende: Flores.<br /><br />Marahimin, Ismail. 2001. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.<br /><br />Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung : Sinar Baru<br /><br />Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Kontekstual. Malang : UM Press<br /><br />Nurhadi dan Roekhan. 1987. Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajarannya. Malang: FPBD IKIP<br /><br />Nurgiyantoro, B. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE<br /><br />Parera, J. D. 1998. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta : Gramedia<br /><br />Peter, Bidlr, G. 1992. Writing Matter. New York: Mac Millan Comp.<br /><br />Pujiati Suyoto dan Iim Rahmania. 1998. Materi Pokok Evaluasi Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.<br /><br />Sadiman, Arief. 1986. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali.<br /><br />Semi, Atar, M. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkatan Raya.<br /><br />Koemen, Imam. 1997. Pembelajaran Ketrampilan Menulis. Dalam Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud.<br /><br />Sabarti dkk. 1997. Menulis I. Jakarta: Depdikbud.<br /><br />Syafi’i, I. 1994. Retorika dalam Menulis. Jakarta : Depdikbud<br /><br />Suparno. 1998. Pengajaran Bahasa Indonenesia di Sekolah. Jakarta: Erlangga.<br /><br />Tarigan, Henri Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Tarsito.<br /><br />Tarigan, D. 1987. Membina Ketrampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannnya. Bandung : Angkasa <br /><br />The Liang Gie. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang.Yogjakarta: Liberty.<br /><br />Tompkisn, G. E. 1994. Teaching Writing Balancing Process and Product. New York : Macmilan College Publishing Company. <br /><br />Wiriatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya<br /><br />Widyamartaya, A. 1990. Seni Menuangkan Gagasan. Yogjakarta: Kanesius.<br /><br />Widodo Hs. Dkk. 1994. Pembelajaran Ketrampilan Menulis Terpadu. Jakarta: Depdikbud.<br /><br /><br /><br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-5939498958899241982009-02-12T04:44:00.000-08:002009-02-12T04:54:07.378-08:00MENYUSUN PROPOSAL PTKPendekatan kearah pencapaian kualitas akan berhasil melalui kegitaatan penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research (CAR). Dalam hal guru diharapkan senantiasa berusaha untuk mengintegrasikan ilmu ke dalam praktek, baik ilmu tentang bahan yang diajarkan, maupun ilmu tentang bagaimana mengajar, dan bagaimana bergaul dengan peserta didik. Dengan demikian, dia akan menjadi guru peneliti yang reflektif (reflective teacher - researcher<span class="fullpost"><br /><br />Sistematika Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut : <br /><br />1. JUDUL <br /><br />Judul PTK hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK bukan sosok penelitian formal. <br /><br />2. LATAR BELAKANG MASALAH <br /><br />Dalam latar belakang permasalahan ini hendaknya diuraikan urgensi penanganan permasalahan yang diajukan itu melalui PTK. Untuk itu, harus ditunjukkkan fakta - fakta yang mendukung, baik yang berasal dari pengamatan guru selama ini maupun dari kajian pustaka. Dukungan berupa hasil penelitian -penelitian terdahulu, apabila ada juga akan lebih mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi permasalahan yang akan ditangani melalui PTK yang diusulkan itu. Karakteristik khas PTK yang berbeda dari penelitian formal hendaknya tercermin dalam uraian di bagian ini. <br /><br />3. PERMASALAHAN <br /><br />Permasalahan yang diusulkan untuk ditangani melalui PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini. Masalah hendaknya benar - benar di angkat dari masalah keseharian di sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK. Sebaliknya permasalahan yang dimaksud seyogyanya bukan permasalahan yang secara teknis metodologik di luar jangkauan PTK. Uraian permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti dengan refleksi awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu di tangani itu nampak menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini dikunci dengan perumusan masalah tersebut. Dalam bagian inipun, sosok PTK harus secara konsisten tertampilkan. <br /><br />4. CARA PEMECAHAN MASALAH <br /><br />Dalam bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Alternatif pemecahan yang diajukan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Disamping itu, juga harus terbayangkan kemungkinan kemanfaatan hasil pemecahan masalah dalam rangka pembenahan dan/atau peningkatan implementasi program pembelajaran dan/atau berbagai program sekolah lainnya.Juga harus dicermati artikulasi kemanfaatan PTK berbeda dari kemanfaatan penelitian formal. <br /><br />5. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN <br /><br />Tujuan PTK hendaknya dirumuskan secara jelas.paparkan sasaran antara dan akhir tindakan perbaikan.perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan yang dikemukakan dalam bagian - bagian sebelumnya. Dengan sendirinya,artikulasi tujuan PTK berbeda dari tujuan formal. Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalaui penerapan strategi PBM yang baru, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi PBM baru bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverfikasi secara obyektif.Syukur apabila juga dapat dikuantifikasikan. Disamping tujuan PTK, juga perlu diuraikan kemungkinan kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik keuntungan - keuntungan yang dijanjikan, khususnya bagi siswa sebagai pewaris langsung (direct beneficiaries) hasil PTK, di samping bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan - rekan guru lainnya serta bagi para dosen LPTK sebagai pendidik guru. Berbeda dari konteks penelitian formal, kemanfaatan bagi pengembangan ilmu. Teknologi dan seni tidak merupakan prioritas dalam konteks PTK, meskipun kemungkinan kehadirannya tidak ditolak. <br /><br />6. KERANGKA TEORETIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN <br /><br />Pada bagian ini diuraikan landasan substantive dalam arti teoritik dan/atau metodologik yang dipergunakan peneliti dalam menentukan alternative, yang akan diimplementasikan. Untuk keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti pelakju PTK sendiri nyang relevan maupun pelaku - pelaku PTK lain disamping terhadap teori - teori yang lazim termuat dalam berbagai kepustakaan. Argumentasi logic dan teoretik diperlukan guna menyusun kerangka konseptual. Aras kerangka konseptual yang disusun itu, hipotesis tindakan dirumuskan. <br /><br />7. RENCANA PENELITIAN <br /><br />Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian <br /><br />Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita. Latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan,tingkat kemampuan dan lain sebagainya. Aspek substantive permasalahan seperti Matematika kelas II SMPLB atau bahasa inggris kelas III SMLB, juga dikemukakan pada bagian ini. <br /><br />Variabel yang diselidiki <br /><br />Pada bagian ini ditentukan variabel - variabel penelitian yang dijadikan titik - titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya, dan (3) varaibel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya. <br /><br />Rencana Tindakan <br /><br />Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan pembelajaran, seperti : 1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan entry behavior. Pelancaran tes diagnostic untuk menspesifikasi masalah. Pembuatan scenario pembelajaran, pengadaan alat - alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain - lin yang terkait bdengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan alternative - alternative solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah. Format kemitraan antara guru dengan dosen LPTK juga dikemukakan pada bagian ini. 2) Implementasi Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan di gelar. Scenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan. 3) Observasi dan Interpretasi yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang. 4) Analisis dan Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan daur berikutnya. <br /><br />Data dan cara pengumpulannya <br /><br />Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya. Di samping itu teknik pengumpilan data yang diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan juranal harian, observasi aktivitas di kelas (termasuk berbagai kemungkinan format dan alat bantu rekam yang akan digunakan)penggambaran interaksi dalam kelas (analisis sosiometrik), pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur asesmen dan sebagainya.selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data PTK ini tidak boleh dilupakan bahwa sebagai pelaku PTK, Para guru juga harus aktif sebagai pengumoul data, bukan semata - mata sebagai sumber data. Akhirnya semu teknologi pengumpulan data yang digunakan harus mendapat penilaian kelaikan yang cermat dalam konteks PTK yang khas itu. Sebab meskipun mungkin saja memang menjanjikan mutu rekaman yang jauh lebih baik. Penggunaan teknologi perekaman data yang canggih dapat saja terganjal keras pada tahap tayang ulang dalam rangka analisis dan interpretasi data. <br /><br />Indikator kinerja <br /><br />Pada bagaian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam bentuk pengurangan (njumlah jenis dan atau tingkat kegawatan)miskonsepsi yang tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud. <br /><br />Tim peneliti dan tugasnya <br /><br />Pada bagian ini hendaknya dicantumakan nama - nama anggota tim peneliti dan uraian tugas peran setiap anggota tim peneliti serta jam kerja yang dialokasikan setiap minggu untuk kegiatan penelitian.. <br /><br />8. JADWAL PENELITIAN <br /><br />Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam matriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari awal sampai akhir. <br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-85619032340443460092009-02-09T05:02:00.000-08:002009-02-09T05:20:23.233-08:00Istilah-istilah bloggerANDA BUTUH PENGERTIAN-PENGERTIAN DALAM BLOGGER? INI MUNGKIN BISA MENJADI JAWABANNYA<span class="fullpost">til<br />A-List<br />Sebuah daftar blogger-blogger yang memiliki blog dengan traffic relatif tinggi dan banyak dikenal di dunia blogging. Biasanya merujuk pada daftar 100 Technorati Blog.<br /><br />Adsense<br />Jaringan periklanan online yang paling terkenal di internet. Adsense dimiliki oleh Google dan memberikan kesempatan kepada para blogger untuk melakukan monetisasi blognya dengan menampilkan iklan kontekstual di blog mereka. Setiap kali seseorang mengklik teks iklan Google Adsense, maka si pemilik blog akan mendapatkan sejumlah komisi.<br /><br />Adwords<br />Kebalikan dari Adsense. Adwords memungkinkan perusahaan atau individu untuk memasang iklan dan mempromosikan produk, jasa atau situs mereka berdasarkan perhitungan cost per click (CPC). Seorang pemasang iklan harus menentukan kata kunci yang hendak dibidiknya dan berapa harga yang bisa ia berikan untuk setiap kliknya. Iklan Adwords bisa muncul di halaman hasil pencarian Google maupun di unit iklan Adsense di situs atau blog yang mengikuti program Adsense.<br /><br />Affiliate Marketing<br />Disebut juga affiliasi, adalah sebuah cara yang sangat populer untuk mendapatkan uang dari internet dimana seorang pemilik program affiliasi memberi kesempatan orang lain untuk memasarkan produk atau jasanya dengan imbalan sejumlah komisi. Komisi bisa bersifat tetap atau berubah-ubah, dan bisa berdasarkan klik, leads atau penjualan yang terjadi.<br />Akismet<br />Plugin filter spam untuk blog berplatform WordPress yang sangat populer. Dibuat oleh perusahaan yang sama dengan yang membuat kode WordPress, Automattic.<br /><br />Alexa<br />Sebuah perusahaan online (milik Amazon.com) yang memantau traffic semua situs yang ada di internet. Sistem ranking yang digunakan didasarkan pada data statistik dari toolbar browser pengguna internet. Belakangan mereka mengubah algoritme ranking ini untuk menghilangkan bias toolbar yang banyak menguntungkan situs-situs bertopik teknologi. Semakin rendah ranking Alexa, maka semakin tinggi trafficnya. Walaupun demikian terdapat sejumlah kontroversi mengenai akurasi ranking Alexa ini.<br />Anchor Text<br /><br />Teks yang digunakan di dalam back link. Kebanyakan pakar optimasi mesin pencari (SEO) sepakat bahwa anchor text merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi posisi ranking sebuah situs atau blog di hasil pencarian search engine.<br /><br />Atom<br />Sebuah format sindikasi feed yang dikembangkan sebagai alternatif RSS. Atom memungkinkan seseorang mendapatkan updates artikel dari sebuah situs atau blog manakala ada posting baru.<br /><br />Automattic<br />Perusahaan yang didirikan oleh Matt Mullenweg dan bertanggungjawab terhadap pengembangan WordPress.org (software blog) dan WordPress (hosting) selain proyek-proyek lainnya.<br /><br />Backlink<br />Hiperlink yang tampil di blog atau situs lain dan menaut pada halaman utama atau halaman lain dalam suatu blog atau situs. Backlink penting karena Google dan mesin pencari yang lain mempergunakan jumlah dan kualitas backlink sebagai ukuran tingkat kepercayaan sebuah blog atau situs.<br /><br />Blackhat<br />Gabungan teknik SEO dan online marketing yang seringkali tidak etis dan bahkan kadang ilegal dengan tujuan tertentu. Menyembunyikan teks dibalik gambar atau mempergunakan halaman doorway dengan re-direct adalah contoh teknik-teknik blackhat.<br /><br />Blog<br />Suatu jenis situs dimana sang pemiliknya mempublikasikan pikiran, ide atau pengetahuan mengenai topik tertentu. Biasanya isinya berupa artikel, yang disebut post, dan disusun berdasarkan urutan kronologis. Awalnya blog muncul sebagai diary online, namun saat ini blog mencakup berbagai macam ceruk topik, dan bersaing ketat dengan media massa kebanyakan.<br /><br />Blog Carnival<br />Sebuah event ketika para blogger berkumpul untuk untuk membuat sebuah koleksi artikel mengenai sebuah topic tertentu. Biasanya blog carnival hanya terdiri dari satu blog dengan sejumlah blog yang berpartisipasi mengirimkan artikelnya.<br /><br />Blogger<br />Seseorang yang memiliki blog. Blogger juga merupakan nama komersil platform dan hosting blog gratis milik Google (yang lebih dikenal dengan nama ekstensi Blogspot).<br /><br />Blogging<br />Aktivitas menulis sesuatu di dalam blog. Bisa juga berarti aktivitas yang lebih luas yang dilakukan oleh seorang blogger (misalnya berinteraksi dengan pembaca, mempersiapkan materi konten, dan lain-lain).<br /><br />Bloglines<br />Salah satu RSS Feed Reader yang paling populer. Bloglines merupakan aplikasi berbasis web yang memungkinkan penggunanya untuk berlangganan dan mengelola RSS Feed.<br /><br />Blogosphere<br />Istilah yang dipergunakan untuk menjelaskan dunia yang diciptakan oleh jaringan blog.<br /><br />Blogroll<br />Fitur blog yang sangat populer yang memungkinkan pemilik blog menampilkan daftar blog-blog lain yang direkomendasikannya. Fitur ini biasanya ditampilkan di bagian sidebar. Namun saat ini semakin sedikit blog yang menampilkan blogroll.<br /><br />Comments<br />Hampir semua platform blog memungkinkan pembacanya untuk memberikan komentar dan meninggalkan feedback di setiap halaman posting artikel sebuah blog. Fitur inilah yang membuat blog menjadi sebuah media percakapan langsung dan telah menjadi salah satu faktor kesuksesan blog di dunia internet.<br /><br />Comment spam<br />Komentar yang ditulis semata-mata untuk mendapatkan backlink dan diharapkan akan memberikan aliran traffic pengunjung ke blog pihak yang menuliskan komentar spam tersebut.<br /><br />Compete<br />Perusahaan analis web, seperti halnya Alexa, yang memantau dan memperkirakan jumlah traffic situs atau blog.<br /><br />CPC (cost-per-click)<br />Merepresentasikan suatu bentuk online advertising dimana si pengiklan (advertiser) memberikan sejumlah uang kepada setiap pengunjung yang meng-klik iklannya dan mengunjungi situs atau halaman penjualan produknya.<br />Di sisi lain, terdapat penerbit iklan (publisher) yang menampilkan iklan CPC di situs atau blognya dan mendapatkan uang untuk setiap klik yang dilakukan pengunjung situs atau blognya. Jaringan iklan CPC paling terkenal adalah Google Adwords.<br /><br />CPA (cost-per-action)<br />Merepresentasikan suatu bentuk online advertising dimana si pengiklan (advertiser) akan membayar ketika pengunjung sebuah situs melakukan tindakan tertentu (misalnya ketika mereka berlangganan news letter atau membeli sebuah produk tertentu). Kebanyakan program affiliasi menggunakan skema CPA.<br /><br />CPM (cost-per mille)<br />dimana mille berarti 1000 dalam bahasa Latin. CPM, dengan demikian berarti harga per 1000 impresi, dan ia merepresentasikan suatu bentuk online advertising dimana si pengiklan (advertiser) akan membayar harga tertentu ketika iklan banner atau iklan lain mereka ditampilkan setiap 1000 kali disebuah situs atau blog.<br /><br />CSS (cascading style sheets)<br />Merupakan bahasa pemrograman yang dipergunakan untuk membuat halaman wes yang ditulis dengan kode HTML atau XHTML.<br />Kelebihan CSS adalah memungkinkan Anda untuk mengontrol tampilan halaman situs secara bersamaan dari lokasi yang sama (file CSS).<br /><br />Digg<br />Situs social bookmarking paling terkenal di dunia. Pada dasarnya Digg adalah sebuah situs yang dihidupi oleh penggunanya, dimana anggota komunitas Digg memberikan vote terhadap sebuah artikel yang akan tampil di halaman depan situs tersebut. Bagi kebanyakan pemilik situs, tampil di halaman depan Digg adalah sebuah kebanggaan. Ia bisa memberikan ribuan pengunjung hanya dalam waktu sehari. Meskipun demikian, terdapat kontroversi terhadap kualitas traffic pengunjung yang datang dari Digg karena pengunjung biasanya jarang kembali lagi dan jarang meng-klik iklan.<br /><br /><br />Domain<br />Juga dikenal sebagai nama domain atau nama hosting domain, adalah nama situs atau blog yang tercatat di dalam dunia internet. Contoh nama domain adalah Yahoo.com.<br /><br />Duplicate content<br />Konten hasil duplikasi (biasanya berupa teks/artikel) dalam sebuah situs atau blog. Mesin pencari (misalnya Google Search Engine) cenderung menjatuhkan penalti untuk situs atau blog dengan konten-konten hasil duplikasi.<br /><br />Favicon<br />Kependekan dari "Favorite Icon", adalah sebuah ikon yang diasosiasikan dengan logo sebuah situs atau blog dan akan muncul pada bagian browser atau bagian bookmark. Favicon dimaksudkan untuk memudahkan mengidentifikasi sebuah situs atau blog.<br /><br />Feed<br />Disebut juga feed web atau feed news, adalah sebuah format data yang digunakan di dunia internet untuk memudahkan penggunanya mendapatkan updates artikel dari situs atau blog favoritnya. Terdapat dua jenis format utama feed: RSS Feed dan Atom Feed.<br /><br />Feed Count<br />Biasanya merujuk pada widget dari FeedBurner yang berfungsi memberikan laporan jumlah pelanggan RSS pada suatu situs atau blog.<br /><br />FeedBurner<br />Sebuah perusahaan online milik Google yang menyediakan layanan RSS Feed. FeedBurner merupakan layanan gratis yang menyediakan RSS Feed dengan berbagai fitur menarik, dan memudahkan pemilik situs atau blog mengumpulkan data statistic RSS Feed situs atau blognya.<br /><br />FTP (file transfer protocol)<br />FTP merupakan sebuah protocol jaringan yang digunakan untuk mentransfer data dari satu komputer ke komputer lainnya. Jika Anda menggunakan layanan perusahaan hosting, Anda membutuhkan FTP untuk mentransfer file situs Anda dari komputer Anda ke server perusahaan hosting tersebut.<br /><br />Google Analytics<br />Sebuah layanan gratis dari Google yang memberi pemilik situs sejumlah informasi dan data statistik mengenai jumlah traffic dan pengunjung situsnya. Google Analytics juga dikenal sebagai salah satu layanan web paling terpercaya (layanan lain seperti Webalizer atau AWStats cenderung melebihkan angka dengan memasukkan traffic bukan-manusia ke dalam data yang dihasilkan).<br /><br />Google Reader<br />RSS Reader paling populer di dunia internet. Google Reader merupakan aplikasi berbasis web yang memungkinkan para penggunanya untuk berlangganan dan mengelola RSS Feed situs atau blog tertentu. Karena saking populernya, banyak situs yang menampilkan badge khusus Google Reader agar pembacanya bias berlangganan RSS Feed melalui Google Reader.<br /><br />Hotlinking<br />Juga dikenal dengan sebutan tautan inline dan pencuri bandwith, hotlinking merujuk pada praktek-praktek menggunakan obyek tertentu (seringkali berupa gambar) dari satu situs ke dalam situs yang lain. Meskipun praktek ini awalnya merupakan bagian dari desain besar dunia web, namun belakangan orang cenderung mengaitkannya dengan praktek penyalahgunaan. Ketika Anda melakukan hotlinking sebuah gambar yang ada di situs lain, misalnya, Anda telah "mencuri" bandwith situs tersebut dan kemungkinan besar juga telah melanggar hak ciptanya.<br /><br />Linkbait<br />Segala macam konten (artikel, tools, kuis, video, gambar) yang dibuat dengan tujuan utama untuk menarik link ke situs yang bersangkutan. Kuantitas dan kualitas backlink adalah salah satu factor dibalik sistem algoritma mesin pencari Google, itulah alasan mengapa orang sangat memperhatikannya. Bahkan ada pemasar online yang mengkhususkan diri menciptakan cara promosi linkbait.<br /><br />Movable Type<br />Sofware blogging yang diciptakan oleh Six Apart. Pada tahun 2007 Movable Type menjadi layanan blogging gratis (dikeluarkan dibawah ketentuan GPL atau General Public License).<br /><br />Meta tags<br />Meta tags adalah kode-kode HTML yang ada di bagian halaman sebuah situs. Tidak seperti tag HTML yang lain, meta tags tidak muncul di halaman posting, sehingga kebanyakan pengunjung tidak pernah melihatnya. Meta tags yang berbeda memiliki fungsi yang berbeda, namun secara umum semuanya digunakan untuk memberikan informasi tambahan mengenai kondisi sebuah halaman situs kepada robot mesin pencari.<br /><br />Niche<br />Dalam jargon dunia internet, niche merujuk kepada sebuah topik atau subyek tertentu. Kebanyakan situs mencakup satu atau lebih niche. Contoh-contoh niche misalnya adalah olahraga, gosip, humor dan keuangan. Beberapa niche dianggap lebih populer dan menguntungkan ketimbang yang lain.<br /><br />Nofollow<br />Juga disebut sebagai tag nofollow, adalah sebuah tag yang disisipkan dalam kode link yang berfungsi untuk memerintahkan robot mesin pencari agar mereka tidak mengikuti link bersangkutan, dan karenanya tidak menganggapnya sebagai link yang sesungguhnya. Google dan mesin pencari yang lain merekomendasikan agar semua link berbayar menggunakan tag nofollow.<br /><br />PageRank<br />Juga sering disebut Google PageRank, adalah sebuah sistem metrik yang digunakan oleh Google untuk menilai tingkat kepercayaan sebuah situs. Google PageRank memiliki nilai skala dari 0 hingga 10, dimana 10 adalah nilai tingkat kepercayaan tertinggi yang bisa Anda dapatkan. Terdapat algoritme yang rumit dibalik skala PageRank, namun faktor terpenting yang mempengaruhinya adalah jumlah dan kualitas backlink sebuah situs atau blog. Nilai PageRank (yang bisa dilihat menggunakan Google Toolbar) di-update setiap tiga bulan sekali.<br /><br />Page Views<br />Juga biasa disebut impresi. Setiap kali pengguna internet membuka sebuah halaman situs tertentu, satu page view akan dihitung. Seorang pengguna internet, misalnya, bias mendapatkan sejumalh page views selama mengunjungi sebuah situs. Situs-situs populer bisa mendapatkan jutaan page views setiap bulannya.<br /><br />PHP (poogramming hypertext processor)<br />sebuah bahasa pemrograman yang didesain untuk menciptakanhalaman web yang bergerak. Banyak situs (misalnya Digg.com) dibangun menggunakan PHP, seperti halnya beberapa platform blog (misalnya WordPress). Jika Anda seorang blogger atau web master, ada kemungkinan besar Anda akan menggunakan PHP.<br /><br />Pillar article<br />Sebuah istilah yang pertama kali diciptakan oleh Yaro Starak, untuk merujuk sebuah artikel panjang dan terstruktur, berisi informasi atau sumber rujukan yang bermanfaat, yang dipublikasikan di blog. Artikel pilar sangat penting untuk membangun otoritas dan menarik traffic pengunjung ke blog Anda. Kedua faktor diatas dating dari blogger yang lain yang mendapatkan manfaat dari artikel pilar dan menautkan link ke artikel pilar tersebut.<br /><br />Ping<br />Sebuah tool jaringan komputer yang digunakan untuk menguji apakah sebuah komputer atau hosting bisa dibuka di internet. Dalam jargon dunia blogger dan web master, ping juga berarti tindakan mengirimkan pesan jaringan ke suatu server untuk menginformasikan bahwa Anda telah meng-update blog atau situs Anda. Setiap kali Anda mempublikasikan sebuah posting artikel baru, sebagai contoh, Anda bisa melakukan ping ke mesin pencari untuk memberitahukan update yang Anda lakukan.<br /><br />Pingback<br />Sebuah tool jaringan yang digunakan untuk memberitahu sebuah situs ketika seseorang menautkan link atau merujuk kepada situs tersebut. Kebanyakan platform blog mencatat pingback secara otomatis. Artinya, manakala seseorang menautkan link ke suatu artikel yang Anda tulis, link-nya akan muncul di bagian komentar blog Anda.<br /><br />Pligg<br />Sebuah sofware open source yang memungkinkan penggunanya untuk membuat situs social bookmarking di situsnya. Situs paling terkenal yang menggunakan sofware Pligg adalah Sphinn.com.<br /><br />Pro Blogger<br />Sebutan untuk seorang blogger profesional yang mendapatkan penghasilan melalui blog dan hidup dari income yang ia terima dari aktivitas blogging.<br /><br />RSS (really simple syndication)<br />Suatu format yang digunakan untuk mengirimkan informasi dari sebuah situs dan halaman situs yang di-update secara berkala. Sebuah dokumen RSS (yang disebut feed) berisi ringkasan ataupun keseluruhan konten dari sebuah situs. Keuntungan terbesar menggunakan RSS adalah memungkinkan pengunjung sebuah situs untuk tetap berhubungan dengan situs-situs favorit mereka tanpa harus mengunjunginya secara online. Manakala Anda berlangganan sebuah RSS Feed, secara otomatis Anda akan menerima updates konten situs bersangkutan apabila situs tersebut mempublikasikan konten baru.<br /><br />Scraper<br />Seseorang yang menyalin konten dari sumber lain (baik situs ataupun blog) dan mempublikasikannya di blognya sendiri, dengan atau tanpa memberikan kredit link, dan tanpa meminta izin kepada penulis aslinya. Scraper bisa dilakukan secara manual ataupun otomatis dan biasanya menggunakan tool scraping RSS Feed. Scraper jelas-jelas merupakan pelanggaran hak cipta.<br /><br />Splog<br />Blog yang hanya digunakan untuk mempublikasikan kontenkonten spam. Splogs biasanya berisi teks yang dikopi dari sumber lain, dikombinasikan dengan link-link situs-situs obat-obatan terlarang, minuman keras dan judi.<br /><br />SEO (search engine optimization)<br />SEO mencakup sejumlah aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan ranking sebuah situs di halaman hasil pencarian search engine (terutama Google). Ada dua jenis aktivitas yang dilakukan yaitu: optimisasi on-page, yakni mengoptimalkan penggunaan tag dan konten sebuah situs; dan optimisasi off-page, yakni mengoptimalkan faktor-faktor eksternal misalnya jumlah dan kualitas backlink, teknik-teknik promosi, dan lain-lain.<br /><br />SERP (search engine results page)<br />Ketika Anda mencari sebuah kata kunci melalui Google search engine, Anda akan mendapatkan halaman 10 hasil pencarian yang sesuai dengan kata kunci yang Anda cari. Halaman itulah yang disebut SERP.<br /><br />Social Bookmarking<br />Disebut juga social aggregators atau community bookmarking. Social Bookmarking adalah situs yang memungkinkan penggunanya untuk menemukan, mengirimkan, menyebarluaskan dan memberikan vote terhadap sebuah artikel dari internet. Situs social bookmarking paling populer adalah Digg.com, Reddit.com, StumbleUpon.com dan Del.icio.us.<br /><br />Social Media<br />Sebuah istilah umum yang digunakan untuk mendefinisikan situs dan aplikasi web dimana terdapat unsur interaksi sosial didalamnya (dalam bentuk teks, gambar, suara, video atau gabungan dari semuanya).<br /><br />Social Networks<br />Dalam dunia internet, istilah ini merujuk kepada sejumlah situs dan aplikasi, dimana tujuannya adalah untuk memberi kesempatan penggunanya yang memiliki sebuah minat yang sama untuk saling berhubungan, berinteraksi dan berbagi. Contoh popular situs social network adalah MySpace.com dan LinkedIn.com.<br /><br />StumbleUpon<br />Situs social bookmarking populer yang bertujuan memampukan para penggunanya untuk menemukan situs-situs baru dan menarik. StumbleUpon bekerja dengan menggunakan browser toolbar yang memungkinkan penggunanya untuk memberikan vote dan meng-klik tombol “Stumble!” yang akan menampilkan sejumlah situs atau halaman situs berdasarkan pilihan penggunanya dan apa yang di-vote oleh pengguna lain.<br /><br />Subscriber<br />Pengunjung situs atau blog yang berlangganan RSS feed sebuah situs ataupun berlangganan melalui email. Manakala situs tersebut di-update dengan konten baru, pelanggan tersebut akan menerima konten melalui RSS Reader ataupun email. Para web master dan blogger sangat memperhatikan jumlah pelanggan RSS karena ia merepresentasikan jumlah pembaca setia dan traffic pengunjung yang konstan.<br /><br />Tag<br />Hampir sama dengan kategori, tag digunakan untuk mengklasifikasikan sebuah artikel atupun konten dalam sebuah situs. Tag bersifat lebih fleksibel ketimbang kategori dan biasanya digunakan dengan cara yang lebih spesifik. Satu artikel atau posting biasanya diberikan satu kategori besar dan banyak tag di dalamnya.<br /><br />Technorati<br />Layanan mesin pencari blog, yang memberikan informasi tracking blog, tautan link dan posting dari seluruh dunia. Sangat populer meskipun beberapa tahun belakangan mulai kehilangan perhatian. Salah satu fiturnya yang paling terkenal adalah daftar Technorati Top 100, yang memberikan ranking 100 blog terpopuler di dunia berdasarkan jumlah link dari blog lain.<br /><br />Twitter<br />Sebuah layanan social networking dan microblogging yang kini sangat populer. Pengguna Twitter dapat "mengikuti" pengguna yang lain untuk mendapatkan updates berita terbaru dari mereka. Setiap update hanya boleh berisi 140 karakter, dengan atau tanpa hiperlink.<br /><br />Text Link Ads<br />Suatu bentuk layanan periklanan online dimana si pemasang iklan membeli sebuah link di situs lain dengan teks yang ia pilih sendiri dan biasanya tanpa tag nofollow. Praktek ini sangat populer hingga kemudian Google mulai memberi penalti situs-situs yang menjual ataupun membeli teks link dengan tujuan untuk meningkatkan hasil pencarian search engine.<br /><br />Trackback<br />Sebuah tool networking, hampir sama dengan pingback, yang digunakan untuk memberi informasi kepada sebuah situs ketika seseorang menautkan link ke situs tersebut.<br /><br />Unique visitor<br />Jumlah pengunjung manusia yang masuk ke sebuah situs dalam jangka waktu tertentu, Katakanlah 3 orang mengunjungi sebuah blog pada hari yang sama, 2 orang mengunjunginya dua kali dan masing-masing membuka 5 halaman blog. Maka pada hari tersebut, blog ini memiliki 3 unique visitors, 5 total visitors, dan 15 page views.<br /><br />Viral Content<br />Konten yang menyebar dengan sangat cepat di dunia internet, seperti halnya virus flu dalam kehidupan nyata. Kontennya sendiri bisa berupa artikel, gambar, atau video, namun harus sangat lucu, kontroversial atau sangat bermanfaat sehingga orang merasa perlu untuk menulis tentangnya. atau memberitahu temannya mengenai hal tersebut.<br /><br />WordPress<br />Software blogging paling populer di dunia internet, diciptakan oleh sebuah perusahaan yang bernama Automattic. WordPress mendapatkan popularitas terutama karena dukungan komunitasnya yang sangat aktif. Ada ribuan orang yang menyediakan template gratis, plugin dan dukungan terhadap pengembangan proyek WordPress.<br /><br />WordPress Plugin<br />Kode-kode khusus yang dibuat dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan sebuah software, dalam hal ini adalah WordPress. Terdapat ribuan plugin WordPress yang telah dibuat, dengan fungsi yang sangat beragam.<br />URL (uniform resource locator)<br />URL mencakup nama domain dan protokol yang digunakan. Contoh URL adalah http://www.namadomain.com.<br /><br />Viral Marketing<br />Sebuah teknik pemasaran untuk menyebarluaskan informasi dengan cepat menggunakan sarana email, blog dan kabar dari mulut ke mulut. Banyak situs sosial media dan situs social bookmarking juga dipergunakan sebagai sarana viral marketing. Many social news sites and social bookmarking sites also lead to secondary citations.<br /><br />XML (extensible markup language)<br />Sebuah format teks sederhana dan sangat fleksibel yang diturunkan dari SGML, dan digunakan untuk memudahkan sindikasi informasi dengan menggunakan teknologi RSS.<br /><br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-81178926183877220292009-02-08T00:10:00.000-08:002009-02-08T00:39:07.358-08:00KISI-KISI UJIAN NASIONALLAMPIRAN PERMENDIKNAS NO. 78 TENTANG KISI-KISI UJIAN NASIONAL<br /><span class="fullpost"><br />KISI-KISI UNAS 2009<br />MATAPELAJARAN BAHASA INDONSEIA (SMP)<br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold;">Membaca dan memahami berbagai ragam wacana tulis (artikel, berita, opini/tajuk, tabel, bagan, grafik, peta, denah), berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, novel,dan drama.<br /><br />Menentukan isi dan bagian suatu paragraf<br />Menentukan kritik terhadap isi bacaan<br />Menentukan isi dan penyajian teks berita, opini/tajuk<br />Menentukan kalimat fakta/pendapat<br />Menyimpulkan isi paragraf<br />Menentukan isi tajuk<br />Menyimpulkan isi grafik, tabel, bagan, peta, denah<br />Menentukan unsur intrinsik puisi<br />Menentukan unsur intrinsik cerpen<br />Menentukan perbedaan unsur intrinsik beberapa novel<br />Menentukan unsur intrinsik drama<br /><br /><span style="font-weight: bold;">2 Menulis karangan nonsastra dengan menggunakan kosakata yang bervariasi dan efektif dalam bentuk buku harian, surat resmi, surat pribadi, pesan singkat, laporan,<br />petunjuk, rangkuman, slogan dan poster, iklan baris, teks pidato, karya ilmiah, dan menyunting serta menulis karya sastra puisi dan drama.<br /><span style="font-style: italic;"></span></span><br />Menulis catatan pengalaman pada buku harian<br />Menentukan isi pesan singkat sesuai konteks<br />Menulis/menentukan paragraf laporan<br />Menulis/melengkapi surat pribadi<br />Menulis/melengkapi surat resmi<br />Menulis/menentukan rangkuman<br />Menulis/menentukan slogan<br />Menulis/melengkapi petunjuk melakukan sesuatu<br />Menulis/melengkapi kutipan pidato<br />Menentukan unsur karya ilmiah (perumusan<br />permasalahan karya ilmiah, latar belakang karya ilmiah)<br />Menyunting kalimat, ejaan/tanda baca, pilihan kata<br />Menulis/melengkapi pantun<br />Menulis/melengkapi puisi<br />Menulis/melengkapi drama<br /> </span><br /> </span></span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-31646841681898832552009-02-07T04:39:00.000-08:002009-02-07T05:41:09.872-08:00Soal prediksi UAN BIN 2009<a href="http://www.4shared.com/file/84898604/5147cd8b/pre-bahasa-indonesia-un-smp-2009.html">Soal prediksi UAN BIN 2009</a><br /><span class="fullpost"><br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-34676260360294750482009-02-07T04:17:00.001-08:002009-02-07T04:28:14.280-08:00ARTIKEL LESSON STUDYLESSON STUDY PENGEMBANGAN PROFESSIONAL GURU SECARA BERKELANJUTAN BERBASIS SEKOLAH<br />(*Diposting ulang oleh: Mbah Sukir, Ngawi)<br /><br />Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya Jugyokenkyu, adalah proses pengembangan profesi inti yang dipraktikkan guru-guru di Jepang agar secara berkelanjutan mereka dapat memperbaiki mutu pengalaman belajar siswa dalam proses pembelajaran.<br /><span class="fullpost"><br /><br />Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya Jugyokenkyu, adalah proses pengembangan profesi inti yang dipraktikkan guru-guru di Jepang agar secara berkelanjutan mereka dapat memperbaiki mutu pengalaman belajar siswa dalam proses pembelajaran. Praktik ini mempunyai sejarah panjang, dan secara signifikan telah membantu perbaikan dalam pembelajaran (teaching) dan pemelajaran/proses belajar (learning) siswa dalam kelas, juga dalam pengembangan kurikulum. Banyak guru sekolah dasar dan sekolah menengah di Jepang menyatakan bahwa lesson study merupakan salah satu pendekatan pengembangan profesi penting yang telah membantu mereka tumbuh berkembang sebagai profesional sepanjang karer mereka (Yoshida 1999).<br /><br />Guru-guru Jepang menyelenggarakan lesson study dalam berbagai bentuk dan cara. Lesson study dilaksanakan sebagai bagian dari pengembangan profesi berbasis sekolah yang dikenal dengan nama Konaikenshu dan diselenggarakan menurut kelompok sekolah atau kelompok mata pelajaran. Lesson study juga dapat dilaksanakan antar sekolah. Di Jepang kegiatan lesson study dilaksanakan menurut wilayah (seperti, kecamatan, kabupaten, dsb.), kelompok guru (misalnya, kelompok guru mata pelajaran di sekolah dan kelompok). Lesson study juga menjadi bagian dari pendidikan guru di tahun pertama mereka bertugas, serta sebagai bagian dari kegiatan asosiasi maupun institusi pendidikan.<br /><br />Lesson study terdiri dari tiga bagian utama: (1) identifikasi tujuan jangka panjang lesson study (research theme); (2) pelaksanaan sejumlah research lesson yang akan mengeks-plorasi implementasi research theme; dan (3) refleksi terhadapa proses lesson study, termasuk pembuatan laporan tertulis.<br /><br />Identifikasi Research Theme (Tujuan Lesson Study)<br />Proses penetapan research theme (tujuan utama) untuk lesson study tertentu melibatkan diskusi awal di antara semua guru dalam tim. Proses ini biasanya dilakukan pada awal proses pelaksanaan lesson study. Research theme biasanya disusun dengan terlebih dulu mengidentifikasi kesenjangan antara kenyataan kemampuan belajar dan pemahaman siswa dengan harapan guru terhadap kemampuan siswa, berdasarkan pada data yang ada dan refleksi terhadap praktik pembelajaran di kelas. Selain itu, guru-guru mendiskusikan bagaimana mereka akan dapat menutup kesenjangan kinerja siswa itu. Melalui kegiatan ini, guru-guru mengembangkan research theme dan memanfaatkannya sebagai fokus upaya perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan lesson study. Research theme juga digunakan untuk menentukan berhasil tidaknya suatu lesson study.<br /><br />Sekolah Dasar Tsuta di Hiroshima, Jepang memilih research theme-nya “Meningkatkan kemampuan berfikir mandiri siswa, menemukan, dan belajar antar sesama siswa saat mereka sedang fokus pada pemecahan masalah dalam pelajaran matematika.” Untuk menetapkan research theme, sekolah mengadakan pertemuan guru dua kali. Semua tim guru dari berbagai kelas berbagi pandangan mereka tentang kondisi kemampuan belajar siswa, kelemahan siswa dalam belajar dan harapan mereka terhadap siswa. Kemudian guru-guru mengidentifikasi beberapa masalah umum yang dapat mereka sepakati untuk melakukan perbaikan kemampuan belajar siswa.<br /><br />Kutipan dari disertasi doktoral Makoto Yoshida, Ph.D. berikut ini lebih jauh menjelaskan bagaimana guru Sekolah Dasar Tsuta menentukan research theme mereka:<br />“Siswa di sekolah ini ceria, patuh dan sangat antusias belajar. Namun, tampaknya mereka belum menguasai kecakapan berfikir mendalam mengenai suatu topik/ permasalahan, kecakapan mendengarkan dan memperhatikan komentar-komentar siswa lain, serta menghargai pendapat mereka. Selain itu, ketika anak-anak mencapai kelas lima dan enam, mereka cenderung semakin takut melakukan kesalahan di hadapan siswa lain. Sebagai akibat dari rasa takut ini, mereka menjadi kurang bergairah menjadi peserta aktif dalam proses belajar. Untuk mengatasi masalah ini, tim memutuskan memilih tujuan lesson study ”Meningkatkan kemam-puan siswa dalam berfikir mandiri, menemukan, dan saling belajar dari sesama siswa.” Mereka merasa bahwa dengan memilih topik ini mereka dapat menumbuhkan hasrat yang kuat dari masing-masing siswa untuk belajar (ketika mereka menghadapi mata pelajaran baru) dan mengajar (mereka meningkatkan kemampuan mereka belajar dari) gagasan-gagasan siswa lain dan dari kesalahan mereka sendiri (dan kesalahan orang lain), pada saat yang sama memperkuat rasa keberhasilan di antara semua siswa.” (Yoshida 1999)<br /><br />Di Jepang, lesson study telah dilaksanakan pada mata pelajaran matematika dan banyak mata pelajaran lainnya. Beberapa contoh research theme (tujuan lesson study) pada beberapa mata pelajaran adalah:<br /><br /> * memberi fokus pada pembelajaran bahasa Jepang yang akan mematangkan kemampuan siswa berekspresi<br /> * mengembangkan pembelajaran matematika dengan persiapan matang sehingga dapat memberi kepuasan kepada siswa dan membuat mereka menyukai kegiatan bermatematika sambil meningkatkan kemampuan mereka memandang masa depan secara positif dan berpikir kritis<br /> * menggunakan kelas bahasa Jepang untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menggeluti topik-topik yang mereka hadapi sehari-hari.<br /> * membentuk perilaku siswa yang otonom serta penuh gairah hidup dengan cara mengembangkan kebugaran dan kesehatan fisik mereka.<br /><br />Sekolah di Jepang biasanya menangani research theme dan mata pelajaran yang sama, matematika sebagai contoh, selama tiga sampai empat tahun. Ini terutama dalam setting konaikenshu, yang di dalamnya sekolah mencoba mengembangkan konsistensi dalam pembelajaran di seluruh sekolah untuk memperbaiki kemampuan belajar siswa. Seperti disebutkan terdahulu, research theme berjangka tiga tahun dari SD Tsuta adalah, “Meningkatkan kemampuan berfikir mandiri siswa, menemukan, dan belajar antar sesama siswa saat mereka sedang fokus dalam pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika.” Untuk mencapai tujuan besar ini, guru-guru biasanya menetapkan serang-kaian sub-tujuan, satu sub-tujuan setiap tahunnya, sambil menjaga research theme sebagai tujuan utama. Tahun pertama mungkin difokuskan pada peningkatan kecakapan pemahaman siswa dalam permasalahan kosakata. Tahun ke dua bisa fokus pada kecakapan presentasi dan mendengarkan, sedangkan tahun ke tiga untuk pengembangan kecakapan berdiskusi. Pendekatan step-by-step dalam pencapaian sub-tujuan ini dimak-sudkan agar research theme dapat tercapai secara utuh.<br /><br />Pelaksanakan Research Lessons<br />Pada tahap persiapan dan kajian, sekelompok guru secara bersama membuat rencana rinci research lesson. Kelompok atau tim ini biasanya disebut tim perencana pembelajaran. Kelompok perencana pembelajaran biasanya terdiri dari empat sampai enam orang. Jika lesson study diselenggarakan dalam setting konaikenshu, guru-guru dibagi ke dalam sub-tim dan berfungsi sebagai tim perencana pembelajaran.<br /><br />Untuk menyiapkan suatu research lesson, tim guru mendiskusikan berbagai masalah. Pertama, guru melihat pada pokok bahasan yang mereka kaji dan diskusikan:<br /><br /> * apa yang diajarkan dan bagaimana buku teks menyajikan suatu pokok bahasan (unit) pembelajaran<br /> * bagaimana buku teks atau bahan ajar yang lain menyajikan unit tersebut dengan cara berbeda<br /> * hubungan unit pelajaran dengan kurikulum<br /> * pengetahuan yang sebelumnya sudah dipelajari siswa dan pemahaman siswa terhadap topik saat sekarang<br /> * tujuan dan konsep matematika yang penting pada unit itu<br /> * bagaimana kesesuaian research lesson dengan unit tersebut<br /> * tujuan dari research lesson<br /><br />Kemudian guru-guru membahas ciri-ciri khusus dari research lesson yang sedang mereka kembangkan. Berikut ini daftar topik yang sering mereka bahas:<br /><br /> * masalah yang akan menjadi fokus pelajaran<br /> * bagaimana memulai pelajaran (bagaimana melibatkan dan membangkitkan minat siswa)<br /> * pertanyaan utama yang akan diberikan untuk memacu berfikir anak<br /> * antisipasi terhadap jawaban siswa dan respon guru<br /> * perangkat pembelajaran dan manipulatif (media pembelajaran)<br /> * handout (lembar kerja siswa) dan catatan-catatan penting<br /> * pengorganisasian penggunaan papan tulis dan pemanfaatan media pembelajaran<br /> * kemajuan, alur, dan keterpaduan (koherensi) pelajaran<br /> * bagaimana dan di mana pelajaran diakhiri<br /> * bagaimana pelajaran dievaluasi<br /><br />Guru-guru sering membahas masalah-masalah lain bersamaan dengan pembahasan research lesson yang sedang mereka kembangkan. Sebagian topik bahasan mereka adalah:<br /><br /> * bagaimana menangani perbedaan individual anak<br /> * bagaimana meningkatkan kecakapan siswa yang beragam dalam memecahkan soal-soal matematika (misalnya, menggambar diagram, tabel, dan grafik, mengu-rutkan dan mengkategorikan)<br /> * bagaimana meningkatkan kecakapan-kecakapan siswa lainnya di samping pengetahuan mereka tentang matematika (misalnya, kecakapan mendengarkan dan kecakapan presentasi)<br /> * jenis pengalaman belajar yang membantu siswa untuk mau terlibat, tertarik dan berkeinginan mendalami pelajarannya lebih lanjut<br /> * persoalan-persoalan abstrak mengenai pendidikan matematika (misalnya, Apa yang kita ajarkan kepada siswa dengan mengajarkan mata pelajaran matematika?)<br /><br />Dalam proses perencanaan pembelajaran, guru-guru mengembangkan research lesson tertulis yang rinci. Perencanaan research lesson tertulis merupakan komponen sangat penting dari proses lesson study. Proses penulisan rencana pelaksanaan pembelajaran itu sendiri akan membantu guru memperdalam pemikiran mereka mengenai masalah-masalah yang terkait. RPP research lesson merupakan rekaman tertulis dari kerja tim. Rencana itu juga berfungsi sebagai sarana komunikasi dengan guru-guru lain di dalam maupun di luar tim selama proses lesson study. Akhirnya, tim bisa berbagi RPP research lesson dengan pelaku-pelaku lesson study lain sehingga upaya tim dapat menjadi sumber inspirasi bagi orang lain dalam upaya memperbaiki pembelajaran (teaching) dan proses belajar siswa (learning).<br /><br />Setelah rencana pelaksanaan pembelajaran tersusun, seorang guru dari anggota tim melaksanakan pembelajaran research lesson di kelasnya sementara anggota-anggota yang lain menjadi pengamat. Guru-guru dari luar tim perencana juga diundang agar dapat memberi saran-saran yang bermanfaat bagi perbaikan pelaksanaan pembelajaran.<br />Setelah pelajaran selesai, lalu diadakan sesi debrefing (refleksi) dan para pengamat merefleksi serta membahas pelaksanaan research lesson. Hal-hal yang mereka pelajari dari diskusi itu menjadi masukan berharga bagi penyempurnaan research lesson yang akan diimple-mentasikan di kelas yang lain. Kegiatan ini bersifat optional, namun sangat dianjurkan, terutama bagi pelaku lesson study pemula, karena pelaksanaan pembelajaran serta kegiatan pengamatannya dalam siklus yang pertama dapat membantu guru-guru untuk mengetahui bagaimana perencanaan yang telah mereka buat akan benar-benar bisa berhasil dilaksanakan di kelas sesungguhnya. Menyaksikan pelaksanaan pembelajaran di kelas juga memfasilitasi terjadinya diskusi yang lebih produktif untuk mengembangkan pelajaran yang lebih baik. Setelah dilakukan revisi research lesson, anggota yang lain dari tim itu mengajarkannya di kelas lain. Jumlah pengamat biasanya lebih banyak dalam pelaksanaan research lesson yang ke dua ini. Seorang penasehat dari luar (knowledgeable other) biasanya diundang pada kesempatan ini. Setelah pelajaran berakhir, kemudian dilaksanakan sesi debriefing untuk merefleksi dan membahas pelaksanaan research lesson. Akhirnya, RPP research lesson dan pemikiran-pemikiran yang dihasilkan dari diskusi itu disusun menjadi sebuah laporan tertulis.<br /><br />Agar pelaksanaan debriefing berjalan lancar dan efektif, perlu ada seorang fasilitator dan notulen. Guru yang mengajar, tim pembuat RPP research lesson, fasilitator, notulen, dan penasehat dari luar biasanya duduk bersama dan berdiskusi dengan pengamat-pengamat lainnya. Sesi debriefing ini dimulai dengan refleksi terhadap pelaksanaan research lesson oleh guru yang melaksanakan pembelajaran. Guru tersebut berbagi pandangan tentang proses belajar siswa, kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, keputusan-keputusan yang diambil yang menyimpang dari rencana semula, dan isu-isu penting lain yang ingin didiskusikannya bersama para peserta diskusi. Kemudian anggota-anggota tim penyusun RPP yang lain berbagi hasil pengamatan mereka. Dari refleksi guru-guru ini, fasilitator menyeleksi beberapa topik yang akan dijadikan fokus pembahasan, baru kemudian diskusi terbuka bagi semua peserta. Lima sampai sepuluh menit terakhir biasanya diperuntukkan bagi penasehat dari luar. Penasehat dari luar akan bertugas merangkum hasil diskusi dan memberikan saran-saran bermanfaat mengenai hal-hal yang dapat dijadikan pelajaran dari pengamatan research lesson itu bagi semua peserta.<br /><br />Refleksi dan Perekaman<br />Untuk membuat ringkasan tentang kegiatan dan capaian tim lesson study serta membuat rekaman/laporan agar dapat dimanfaatkan di kemudian hari, sekolah mengumpulkan RPP research lesson yang telah dibuat sepanjang tahun, data serta catatan hasil observasi, sampel-sampel pekerjaan siswa, catatan hasil diskusi, dan refleksi mengenai kegiatan lesson study untuk dijadikan sebagai laporan akhir. Rekaman ini menjadi resources yang penting bagi para guru untuk memperbaiki praktik pembelajaran mereka di kemudian hari. Di Jepang sekolah-sekolah membuat laporan lesson study semacam ini yang kemudian disimpan di sekolah, di dewan pendidikan dan pusat-pusat pendidikan. Laporan-laporan ini seringkali dibagi-bagikan ketika ada penyelenggaraan lesson study open house dan dihadiahkan kepada tamu-tamu penting yang berkunjung ke sekolah. Di Jepang, guru-guru menerbitkan banyak buku studi kasus tentang lesson study, yang juga tersedia di toko-toko buku besar.<br /><br />Jadwal Tahunan Lesson Study dalam Konaikenshu<br />Dalam setting konaikenshu, masing-masing sub-tim umumnya melaksanakan dua atau tiga siklus lesson study per tahunnya. Tim-tim perencana research lesson terlibat dalam siklus-siklus lesson study saat mereka tidak sedang sibuk dengan kegiatan sekolah. Mereka cenderung menghindari pelaksanaan lesson study ketika sekolah menyelenggara-kan event-event penting, tes, dsb. Ketika mereka punya cukup waktu, guru-guru biasanya terlibat secara intensif dalam kegiatan lesson study. Pada awal tahun, waktu untuk lesson study biasanya dimanfaatkan untuk merencanakan jadwal lesson study dan penetapan tujuan. Di akhir tahun, waktu dicadangkan untuk membuat ringkasan kegiatan-kegiatan lesson study. Terdapatnya banyak tim penyusun RPP research lesson yang berbeda memberi kesempatan lebih banyak kepada para guru untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran yang disiapkan dengan matang serta terlibat dalam diskusi-diskusi pelaksanaan pembelajarannya. Guru-guru Jepang menyatakan bahwa setiap tahun mereka biasanya mepunyai kesempatan sekitar 10 kali melakukan observasi research lesson di maupun di luar sekolah mereka dan mendapat satu atau dua kesempatan mengajar di hadapan guru-guru lain sebagai bagian dari lesson study. Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa lesson study dalam setting konaikenshu ini membantu guru-guru melaksanakan pembelajaran yang konsisten dan koheren bagi siswa di sekolah (Yoshida 1999).<br /><br />Lesson Study Open House<br />Sesekali, sekolah-sekolah di Jepang membuka diri untuk umum guna memperlihatkan prestasi mereka dalam pelaksanaan lesson study. Tujuan lesson study open house adalah untuk berbagi capaian lesson study suatu sekolah dengan sekolah-sekolah lain dan berdiskusi dengan tamu-tamu undangan agar bisa belajar dari mereka. Biasanya, juga dilaksanakan sejumlah pembelajaran research lesson sementara para tamu bertindak sebagai pengamat. Lalu disusul dengan diskusi tentang pelaksanaan research lesson. Sekolah tuan rumah biasanya membuat booklet berisi RPP research lesson disertai brosur yang memberi gambaran tentang keadaan sekolah serta hasil-hasil dari pelaksanaan lesson study. Guru-guru setempat yang cukup berpengaruh, widyaiswara, dan profesor dari perguruan tinggi sering diundang sebagai knowledgeable other (penasehat dari luar) untuk menyampaikan perspektif mereka tentang pencapaian pelaksanaan lesson study di sekolah itu.<br /><br />Ciri-ciri Utama Lesson Study<br />Lesson study memberi kesempatan nyata kepada para guru menyaksikan pembelajaran (teaching) dan pemelajaran atau proses belajar siswa (learning) di ruang kelas. Lesson study membimbing guru untuk memfokuskan diskusi-diskusi mereka pada perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan, dan refleksi pada praktik pembelajaran di kelas. Dengan menyaksikan praktik pembelajaran yang sebenarnya di ruang kelas, guru-guru dapat mengembangkan pemahaman atau gambaran yang sama tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran efektif, yang pada gilirannya dapat membantu siswa memahami apa yang sedang mereka pelajari.<br /><br />Karakteristik unik yang lain dari lesson study adalah bahwa lesson study menjaga agar siswa selalu menjadi detak jantung kegiatan pengembangan profesi guru. Lesson study memberi kesempatan pada guru untuk dengan cermat meneliti proses belajar serta pemahaman siswa dengan cara mengamati dan mendiskusikan praktik pembelajaran di kelas. Kesempatan ini juga memperkuat peran guru sebagai peneliti di dalam kelas. Guru membuat hipotesis (misalnya, jika kami mengajar dengan cara tertentu, anak-anak akan belajar) dan mengujinya di dalam kelas bersama siswanya. Kemudian guru mengumpul-kan data ketika melakukan pengamatan terhadap siswa selama berlangsungnya pelajaran dan menentukan apakah hipotesis itu terbukti atau tidak di kelas.<br /><br />Ciri lain dari lesson study adalah bahwa ia merupakan pengembangan profesi yang dimotori guru. Melalui lesson study, guru dapat secara aktif terlibat dalam proses perubahan pembelajaran dan pengembangan kurikulum. Selain itu, kolaborasi dapat membantu mengurangi isolasi di antara sesama guru dan mengembangkan pemahaman bersama tentang bagaimana secara sistematik dan konsisten memperbaiki proses pembelajaran dan proses belajar di sekolah secara keseluruhan. Selain itu, lesson study merupakan bentuk penelitian yang memungkinkan guru-guru mengambil peran sentral sebagai peneliti praktik kelas mereka sendiri dan menjadi pemikir dan peneliti yang otonom tentang pembelajaran (teaching) dan pemelajaran atau proses belajar siswa (learning) di ruang kelas sepanjang hidupnya.<br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-10236905437232431352009-02-07T03:59:00.000-08:002009-02-07T04:30:00.203-08:00ARTIKEL KURIKULUM PAUDKURIKULUM PAUD; ANTARA ADA DAN TIADA<br />Oleh : Sukir, S.Pd, M.Pd<br />Guru SMPN 2 Bringin Ngawi<br /><br /><br />PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) menjadi sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut the golden age (usia emas)<span class="fullpost"><br />KURIKULUM PAUD; ANTARA ADA DAN TIADA<br />Oleh : Sukir, S.Pd, M.Pd<br />Guru SMPN 2 Bringin Ngawi<br /><br /><br />PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) menjadi sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut the golden age (usia emas). Namun demikian, kita memahami bahwa PAUD selama ini kurang mendapat perhatian yang serius baik dari masyarakat maupun pemerintah. Eksistensi PAUD selama ini hanya dipandang sebagai ’tempat penitipan anak’ yang akibatnya tidah banyak yang diharapkan oleh masyarakat selain menitipkan anaknya saja. <br />Apapun dalihnya, pendidikan anak usia dini atau pendidikan prasekolah harus tetap diperhatikan. Oleh karena itu, kiranya yang perlu dipahamkan adalah bagaimana PAUD ini bisa berjalan terstruktur, terprogram ataupun terencana secara sistematis. Dengan kata lain (maaf.....) PAUD saat ini kurang berjalan sesuai dengan kurikulum TK/RA yang sudah ada, sehingga tidak bisa disalahkan jika mucul asumsi bahwa sekolah TK itu sama dengan ’tempat penitipan anak’. <br />Untuk menghilangkan asumsi tersebut maka upaya peningkatan kualitas pendidik perlu ditingkatkan. Sebab, secara realitas hampir 80% pendidik pada lembaga PAUD belum memiliki kompetensi yang relevan dengan PAUD. Hal tersebut bisa tampak dengan jelas ketika kita membuka Data Base tenaga kependidikan yang langsir oleh BKN, rata-rata tenaga pendidik anak usia dini kita saat ini berasal dari SMP, SMA, SMEA dan yang sederajad. Padahal kalau mengacu pada kurikulum PAUD (kedepan) disebutkan bahwa kompetensi pendidik anak usia dini diharapkan memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya Diploma Empat (D-IV) atau Sarjana (S1) di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi; dan memiliki sertifikasi profesi guru PAUD atau sekurang - kurangnya telah mendapat pelatihan pendidikan anak usia dini. <br />Rendahnya kualitas pendidik jelas akan berpengaruh pada proses atau kegiatan belajar mengajar di sekolah. Anak-anak kita memerlukan perhatian lebih, yang tidak hanya ”bagaimana anak tidak menangis jika ditinggal bapak/ibunya pergi kerja, bagaimana bisa menyanyi balonku ada lima dan sebagainya”. Aspek perkembangan mereka memerlukan sentuhan ilmu-ilmu yang secara khusus harus dimiliki oleh seorang pendidik yang notabene hanya dapat diperoleh melalui pendidikan yang relevan. Bagaimanapun baiknya rambu-rambu yang dijadikan acuan dalam penyusunan kurikulum dan silabus (rencana pembelajaran) pada tingkat satuan pendidikan anak usia dini jika tidak bisa dipahami, tidak bisa diterjemahkan dan tidak bisa diaplikasikan maka hal tersebut akan sia-sia saja.<br />Untuk itulah, kepada pemerintah yang dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota hendaknya memperhatikan kualitas para pendidik pada lembaga-lembaga PAUD yang tersebar di seluruh dusun, desa maupun kota. Mereka memerlukan perhatian untuk mengembangkan dirinya sehingga memahami ”ilmu mendidik anak usia dini” secara benar. Tanpa kualitas sumber daya yang tinggi maka keberadaan kurikulum pendidikan anak usia dini yang telah digagas dan rancang oleh para pakar pendidikan itu bisa dikatakan antara ada dan tiada karena meskipun ada akan tetapi keberadaanya tidak mampu diterjemahkan oleh para pendidiknya. Semoga bermanfaat.<br /><br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-21488175073201522572009-02-07T03:52:00.000-08:002009-02-07T03:56:20.442-08:00SUBTANSI KURIKULUM PENDIDIKAN PRASEKOLAHSUBTANSI KURIKULUM PENDIDIKAN PRASEKOLAH<span style="font-style:italic;"></span><br />Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah (PP 27/1990).<span class="fullpost"><br />Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah (PP 27/1990). Mengingat pentingnya pendidikan prasekolah, maka diharapkan semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat ikut bertanggungjawab akan keberhasilannya sebab selama ini hampir-hampir pemerintah melepas tanggungjawabnya (misalnya jumlah TK negeri di kabupaten yang baru satu atau dua saja, guru-guru TK yang berstatus negeri bisa dihitung dan masih banyaknya tingkat pendidikan guru TK yang belum memiliki kualifikasi pendidik anak TK, dan lain sebagainya)<br /> Terlepas dari realitas tersebut tentunya kita tidak lantas patah semangat untuk mendidik anak-anak bangsa, buah hati dan tunas-tunas intelektual yang sangat kita sayangi. Dan oleh karenanya, dengan maraknya lembaga pendidikan kita yang saat ini gencar-gencarnya menyusun KTSP maka handaknya beberapa lembaga pendidikan prasekolah yang ada ini juga mampu menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (KTSPAUD) yang kapabel. Artinya saat ini kita membutuhkan juga KTSPAUD yang memiliki orientasi pada karakteristik anak usia dini.<br /> Dari pentingnya KTSPAUD tersebut, kiranya kepada para tim penyusun perlu memehami subtansi kurikulum pendidikan anak usia dini atau pendidikan prasekolah itu sendiri. Untuk itulah berikut akan kami sampaikan beberapa subtansi/isi dari kurikulum pendidikan prasekolah yang penting untuk diperhatikan, di antaranya: <br />1. Dunia anak adalah bermain<br />Kuriklum diharapkan mampu merujuk pada prilaku individu untuk berfikir dan bertindak imajinatifdan penuh daya hayal melalui kegiatan bermain.<br />2.Menyentuh segala aspek perkembangan <br />Kuriklum hendaknya mampu memberi sentuhan empiris sehinga mampu menyentuh aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, dan bahasa anak<br />3.Menghargai perbedaan individu<br />Kurikulum hendaknya mampu memberi inspirasi pada pengembangan sikap anak untuk senantiasa menghargai perbedaan individu.<br />4.Mengembangkan harga diri <br />Kurikulum hendaknya mampu mengembangkan harga diri anak dengan senantiasa merujuk pada kekurangan sekaligus kelebihannya. <br />5.Non diskrimatif (ras, agama, suku, gender)<br />Kurikulum hendaknya memberikan ruang yang sama sehingga anak akan mendapatkan peluang yang luas dalam mengembangkan kegiatan bermainnya.<br />6.Melibatkan lingkungan tumbuh anak <br />Kuriklum hendaknya memberikan porsi baik orang tua, keluarga, maupun masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pendidikan maupun tumbuh kembang anak <br />7.Bebas tanpa paksaan<br />Kurikulum hendaknya mampu merangsang anak untuk berani mengekspresikan dirinya secara bebas tanpa tekanan baik dari pihak guru maupun orang tua sehingga anak akan menjadi kreatif.<br />8.Aman dan melindungi<br />Kurikulum hendaknya mampu memberikan alternative tindakan pada anak sehingga akan merasa bebas dan tidak takut untuk mengebangkan kreativitasnya.<br />Dengan memperhatikan beberapa subtansi/isi kuriklum tersebut diharapkan akan tercipta suatu KTSPAUD yang benar-benar terciri keunikan dunia anak namun tetap mampu mengembangkan potensi anak didik kita. Amien.<br /><br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-52994435935743606782009-02-05T16:05:00.000-08:002009-02-05T16:11:40.917-08:00ISTILAH-ISTILAH INTERNETMungkin anda perlu mengetahui istilah-istilah dalam internet? Tulisan ini kiranya dapat anda gunakan untuk memahami internet, ya...walaupun hanya sedikit. Tulisan ini setidaknya bisa digunakan untuk anak-anaku siswa SMP di Kabupaten Ngawi<span class="fullpost"><br /><br />ISTILAH-ISTILAH INTERNET<br />1. Browsing adalah menelusur secara langsung buku tertentu pada kumpulan buku-buku yang dijajarkan di rak. Untuk dapat melakukan kegiatan ini dengan tepat dan cepat, pengguna harus memahami terlebih dahulu sistematika penyusunan koleksi perpustakaa<br />2. chatting adalah suatu fasilitas dalam Internet untuk berkomunikasi sesama pemakai Internet yang sedang on-line. Komunikasi dapat berupa teks atau suara (chatting voice). <br />3. Teleconference adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dilakukan melewati telefon atau koneksi jaringan. Pertemuan tersebut hanya dapat menggunakan suara (audio conference) atau menggunakan video (video conference) yang memungkinkan peserta konferensi saling melihat. Dalam konferensi juga dimungkinkan menggunakan whiteboard yang sama dan setiap peserta mempunyai kontrol terhadapnya, juga berbagi aplikasi. Produk yang mendukung teleconference pertama melalui internet adalah NetMeeting yang dikeluarkan oleh Microsoft. <br />4. Download adalah transfer data melalui jalur komunikasi digital dari sistem yang lebih besar atau pu sat (host atau server) ke sistem yang lebih kecil (client). kebalikan dari download adalah upload. <br />5. Spam merujuk kepada praktek pengiriman pesan komersial atau iklan kepada sejumlah besar news group atau email yang sebetulnya tidak berkeinginan atau tidak tertarik menerima pesan tersebut. <br />6. Mailing List adalah Fasilitas E-mail Internet ,dimana pemakai dafat mendaftarkan diri ke suatu daftar pengiriman E-mail untuk suatu topik tertentu,sehingga pemakai akan secara otomatis mendapatkan kiriman E-mail setiap anggota Mailing_List Manager,. <br />7. VoIP (Voice over Internet Protocol) adalah nama lain internet telephony. Lihat internet telephony.<br />8. E-coomerce (electronic commerce) adalah bisnis yang transaksinya dilakukan dengan bantuan jaringan komputer secara online. Transaksi tersebut adalah penjual dan pembelian barang dan jasa serta pembayaran yang dilakukan melewati komunikasi digital. Teknologi yang digunakan antara lain adalah Internet dan electronic data interchange (EDI).<br />9. E-mail (electronic mail) adalah pesan elektronik yang dikirim dari komputer seorang pengguna ke komputer lainnya. E-mail dapat dikirimkan melalui local area network (LAN) atau Internet. Kalau dahulu, data yang dikirim hanya berupa teks, sekarang dengan e-mail dapat berisi gambar, suara, dan bahkan klip video.<br />10.Browser adalah singkatan untuk istilah Web Browser. Browser adalah sebuah program yang digunakan untuk mengakses World Wide Web (atau internet), dan fasilitas lainnya. Saat ini terdapat sejumlah browser yang populer, seperti Internet Explorer, Netscape Navigator, Opera, dan Mozilla<br /><br />11.ASP (Active Server Pages) adalah spesifikasi untuk membuat halaman Web dinamis menggunakan ActiveX script. Sewaktu browser membuka halaman ASP, server Web membuat halaman dengan kode HTML dan mengirimkannya kepada browser. <br />12. FTP (file transfer protocol) adalah protokol Internet yang digunakan untuk menyalin file antarkomputer. <br /><br />Berikut ini beberapa istilah tersebut beserta artinya<br />•ADSL - Asymetric Digital Subscriber Line.Sebuah tipe DSL dimana upstream dan downstream berjalan pada kecepatan yang berbeda <br />•Anonymous FTP -Situs FTP yang dapat diakses tanpa harus memiliki Login tertentu <br />•Bandwidth : Besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network. <br />•Banner :adalah media informasi dalam bentuk image / gambar untuk menayangkan iklan bergambar pada sebuah webpage.<br />•CGI/Perl :bahasa komputer yang digunakan untuk membuat program interaktif di dalam sebuah webpage. Dikembangkan oleh pemakai komputer UNIX/LINUX.<br />•Chat :adalah sebuah program yang diterapkan dalam sebuah jaringan komputer (termasuk internet) yang digunakan oleh user untuk mengirim dan menerima pesan dalam bentuk tulisan (ketik) secara realtime (idealnya tidak ada waktu tunggu).<br />•Chatting :istilah khusus yang digunakan untuk melakukan interaksi di program chat.<br />•Client :adalah sebuah komputer yang bertugas menerima data dan informasi yang telah diolah oleh Server yang diperlukan oleh user. Client biasanya di kendalikan / digunakan oleh seorang user.<br />•Dial-Up :adalah jenis koneksi internet dengan menggunakan jaringan telpon.<br />•Dial-Up Networking :adalah fasilitas network yang dimiliki oleh sistem operasi Microsoft Windows yang dapat digunakan untuk melakukan koneksi Dial-Up, yaitu koneksi jaringan, baik jaringan komputer atau internet, dengan menggunakan fasilitas jaringan telpon.<br />•DNS - Domain Name Service.Merupakan layanan di internet untuk jaringan yang menggunakan Tcp/IP. Layanan ini digunakan untuk mengidentifikasi sebuah komputer dengan nama bukan dengan menggunakan alamat IP (IP Adress)adalah nama khusus dan unik yang digunakan untuk penamaan situs web pada internet.<br />•Download :adalah proses pengambilan atau transfer file dari sebuah situs web internet ke media penyimpanan yang terdapat di komputer Client yang dipakai oleh user.<br />•E-Commerce :Electronic Commerce adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan perdagangan atau transaksi perbankan elektronis di internet, baik Business to Business E-Commerce maupun Business to Costumer E-Commerce.<br />•E-mail :atau elektronic mail atau surat elektronik adalah sebuah program yang diterapkan dalam sebuah jaringan komputer (termasuk internet) yang digunakan oleh user untuk mengirimkan pesan dalam bentuk tulisan (ketik) atau gambar kepada user lain di dalam atau di luar jaringan komputer tersebut. User dapat pula menerima (receive e-mail), membalas (reply e-mail), dan meneruskan (forward e-mail) kepada user lain<br />•FAQ Frequently Asked Questions. Iaitu kumpulan pertanyaan yang sering diajukan beserta jawabannya. <br />•Firewall Aplikasi pengaman komputer dari aktivitas hacking<br />•finger Protocol untuk mengetahui informasi seorang user di sebuah komputer. <br />•flame Amukan seseorang terhadap orang lain melalui Internet. Flame biasanya dilontarkan terhadap orang yang melanggar kesopanan. <br />•FreewareAplikasi yang dapat didownload dan digunakan secara gratis. <br />•freenet :Suatu sistem on-line yang gratis <br />•FTP :file transfer protocol adalah protokol (antarmuka) yang digunakan untuk men-transfer, mengirim atau menerima file dari internet.<br />•Googling: Melakukan Pencarian dengan mesin Pencari Google <br />•Hacker :adalah seorang yang ahli dalam bidang komputer, internet pada khususnya, dimana dengan keahliannya tersebut dapat menembus, merusak, serta melakukan hal-hal yang tidak diinginkan dalam suatu jaringan komputer (termasuk internet). Misalnya merusak website yang ada, merusak program yang telah di buat oleh webmaster, atau administrator.<br />•Homepage :adalah halaman muka atau halaman utama yang ditampilkan dari sebuah website di internet, jika user memasuki alamat site tersebut pada webbrowser.<br />•HTML :Hyper Text Markup Language, adalah bahasa komputer yang digunakan untuk membuat sebuah halaman webpage.<br />•Http:// http atau Hyper Text Transfer Protocol adalah kode yang dituliskan pada awal site, untuk menjelaskan pada program webbrowser bahwa protokol (antarmuka) yang digunakan adalah http<br />•Internet Explorer :program komputer yang digunakan untuk dapat menampilkan halaman-halaman yang ada pada sebuah website di internet, yang dibuat oleh Microsoft Corp.<br />•Internet-TV : adalah sebuah TV yang dimodifikasi untuk dapat digunakan sebagai media / alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi melalui internet.<br />•Intranet : sumber daya informasi yang digunakan untuk kepentingan internal dari suatu instansi atau perusahaan dengan menggunakan jaringan komputer yang ada.<br />•ISP : Internet Service Provider, adalah lembaga/instansi/perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan penyedia jaringan internet.<br />•Login : otorisasi yang dilakukan oleh seorang user dengan memasukkan username dan password di dalam sebuah jaringan komputer (termasuk internet), program interaksi, atau surat elektronik (e-mail).<br />•Logoff :tidak melanjutkan kembali atau keluar dari sebuah sebuah jaringan komputer (termasuk internet), program interaksi, atau surat elektronik (e-mail).<br />•Lycos : adalah search engine di internet yang dapat digunakan oleh user untuk mencari. http://www.lycos.com<br />•MalwareKepanjangan dari Malicious Software. Program yang biasanya digunakan untuk mencari kelemahan suatu software dan biasanya merusak software dalam komputer anda.<br />•Modem : adalah alat komunikasi tambahan yang digunakan oleh komputer / notebook agar bisa melakukan koneksi dengan jaringan komputer lain, internet misalnya<br />•Netscape Navigator : program komputer yang digunakan untuk dapat menampilkan halaman-halaman yang ada pada sebuah website di internet, yang dibuat oleh Netscape Corp.Password : kode rahasia yang digunakan oleh user untuk dapat mengotorisasikan username yang dia miliki untuk dapat semasuki sebuah jaringan komputer (termasuk internet), program interaksi, atau surat elektronik (e-mail).<br />•PhisingTindakan kejahatan di internet yang memperdaya korbannya dengan membuat suatu situs mirip dengan aslinya untuk mendapatkan data pribadi korban. <br />•Plugin : adalah program khusus yang dapat di tambahkan pada program webbrowser dimana dapat membantu webbrowser untuk dapat menampilkan animasi, program interaksi, 3D object, tertentu dengan baik.<br />•Script : adalah kumpulan perintah yang disusun dalam bahasa komputer tertentu (Java, VisualBasic, CGI/Perl) untuk melakukan sebuah program interaktif atau animasi dalam sebuah webpage.<br />•Search Engine : adalah sebuah program di internet (website tertentu) yang digunakan untuk mencari informasi tertentu yang di perlukan oleh user. Misal : Yahoo, Lycos, Altavista, Excite dan lainnya.<br />•Server : adalah sebuah komputer yang bertugas melayani pembagian serta pengolahan informasi yang diperlukan oleh Client. Server biasanya di kendalikan oleh seorang admin.<br />•SpamPesan berupa e-mail masal yang tidak qta inginkan, bisa berup pesan tak berarti atau iklan yang kurang bermanfaat dari pihak yang tidak dikenal. <br />•Spammer Orang yang mengirim junk mail atau spam<br />•SpoofingMerupakan sebuah teknik serangan melalui authentifikasi suatu sistem ke sistem lainnya dengan menggunakan paket-paket tertentu. Biasanya spoofing dilakukan dengan cara membuat situs web tiruan berdasarkan sebuah web.Upload : adalah proses pengiriman atau transfer file dari media penyimpanan yang terdapat di komputer Client yang dipakai oleh user ke sebuah situs web di internet.<br />•SpywareProgram yang dirancang untuk mengintip isi komputer dan aktivitas seseorang saat berkomputer, dan hasil dari intipan akan dikirim kepada pihak yang mengontrol program tersebut. Program ini juga bisa mengintip isi PC yang dimasukinya. <br />•User : pemakai atau pengguna dalam sebuah jaringan komputer (termasuk internet), program interaksi, atau surat elektronik (e-mail).<br />•Virus : adalah program tersembunyi yang dapat ‘menebeng’ atau ‘membonceng’ pada program lain yang terdapat pada internet, atau pada surat elektronik, yang sangat merugikan user dan admin, dimana program tersebut dapat merusak program lain yang dimiliki oleh user di komputernya, dan juga dapat merusak program interaksi yang terdapat pada situs web yang sedang di maintain oleh admin.<br />•VisualBasic : bahasa komputer yang digunakan untuk membuat program interaktif di dalam sebuah webpage. Dikembangkan oleh perusahaan Microsoft Corp.<br />•Voice-mail : sama seperti halnya dengan e-mail akan tetapi yang dikirimkan bukan berupa teks, melainkan berupa suara.<br />•WAP : Wireless Application Protocol, adalah fasilitas pada handphone yang dapat digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu yang terhubung dengan internet. Dengan WAP kita dapat menggunakan internet tidak saja untuk menerima dan mengirim handphone, bahkan untuk kalender, jadwal, serta gambar.<br />•Web browser : program komputer yang digunakan untuk menampilkan webpage. Contoh web browser : netscape navigator, internet explorer, dan lain-lain.<br />•Webmaster : seorang yang bertanggungjawab untuk membuat dan memelihara situs web yang bersangkutan.<br />•Web page : adalah halaman yang dapat ditampilkan di sebuah website di internet, yang dapat menampilkan, teks, gambar, bahkan suara, animasi dan video.<br />•Website : adalah sebuah kumpulan halaman (webpages) yang di awali dengan halaman muka (homepage) yang berisikan informasi, iklan, serta program interaksi.<br />•www : world wide web adalah istilah yang digunakan dalam internet untuk awal<br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-64769307490760621872009-02-05T05:16:00.000-08:002009-02-05T05:19:13.556-08:00Judul-Judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK)Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan melalui Penerapan Strategi Inkuiri pada Siswa Kelas III SD Negeri Karangtegah 4 Ngawi semester 2 Tahun Pelajaran 2007/2008<span class="fullpost"><br /><br />Penerapan Metode Investigasi Kelompok Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas III SD Negeri Karangtegah 4 Ngawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2006/2007<br /><br />Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Olah Raga pada Siswa Kelas III SD Negeri Karangtegah 4 Ngawi Semester 1 tahun pelajaran 2008/2009<br /><br />Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan Penilaian Otentik Dengan Strategi FIKIR Pada Kelas III SD Negeri Karangtegah 4 Ngawi Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2006/2007<br /><br />Efektivitas Penggunaan Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPA pada siswa kelas III SD Negeri Karangtegah 4 Ngawi Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2007/2008<br /><br />Mengatasi Emosional Sensitif Siswa Melalui Pembimbingan Secara Intesif pada Siswa Kelas III SD Negeri Karangtegah 4 Ngawi semester 2 Tahun pelajaran 2006/2007<br /><br />Peningkatan Prestasi Belajar matematika pada Materi Perkalian dan Pembagian melalui Metode Snowball Trowing siswa kelas III SD Negeri Karangtegah 4 Ngawi Semester 2 Tahun Pelajaran 2007/2008<br /><br />Efektifitas Pendekatan Pemecahan Masalah melalui Tugas Terstruktur terhadap Prestasi Belajar Matematika di Kelas III SD Negeri Karangtegah 4 Ngawi semester 1 Tahun pelajaran 2006/2007<br /><br />Efektifitas Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Make-a match atau mencari pasangan dalam Meningkatkan prestasi belajar pendidikan Kewarganegaraan pada siswa kelas SD Negeri Karangtegah 4 Ngawi III Semester I tahun pelajaran 2007/2008<br /><br />Pengaruh Kemampuan Micara dengan Kemampuan Nulis Lapuran pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangtegah 4 Ngawi Semester Ganjil tahun pelajaran 2008/2009<br /><br />Meningkatkan Kemampuan Nulis Karangan Argumentasi melalui Media Gambar Seri pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangtegah 4 Ngawi Semester Genap tahun Pelajaran 2008/2009<br /><br />Meningkatkan Prestasi Belajar Nulis Layang Kiriman melalui Teknik Modeling pada Siswa Kelas V SD Negeri Karangtegah 4 Ngawi Semester 2 Tahun Pelajaran 2007/2008<br /><br />Efektifitas Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Stad Dalam Meningkatkan Kemampuan Micara Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Karangtegah 4 Ngawi Semester 2 Tahun 2006/2007<br /><br />Upaya Meningkatkan Minat Belajar Dan Kemampuan Memahami Teks “Wacan Crita Wayang” Melalui Media Gambar Wayang Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Karangtegah 4 Ngawi Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2007/2008<br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-38015829592806137552009-02-05T04:20:00.000-08:002009-02-07T04:32:22.033-08:00METODE PEMBELAJARAN INOVATIFModel-Model Pembelajaran<br />Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.<br /><span class="fullpost"><br />Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kjondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur) yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.<br /><br />Koperatif (CL, Cooperative Learning). <br />Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. <br /><br />Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.<br />Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.<br /><br />Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)<br />Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.<br /><br />Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek dengan berbagai cara).<br /><br />Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)<br />Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengembangan matakognisi).<br /><br />Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal dalam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-interkoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).<br /><br />Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)<br />Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).<br /><br />Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)<br />Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal. <br /><br />Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri<br /><br />Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang memenuhi kriteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi. <br /><br />Problem Posing<br />Problem posing yaitu pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan. <br /><br />Problem Terbuka (OE, Open Ended)<br />Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntun unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjutynya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Dengan demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentuk pola pikir, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.<br /><br />Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram, table), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri). <br /><br />Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat respon siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.<br /><br />Probing-prompting<br />Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan sikap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.<br /><br />Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi<br /><br />Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)<br />Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan prasyarat, eksplanasi berarti mengenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.<br /><br />Reciprocal Learning<br />Weinstein & Meyer (199 mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999) mengemukan bhawa belajar efektif dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya, representasi, hipotesis. <br /><br />Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul, membaca-merangkum.<br /><br />SAVI<br />Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melallui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan. <br /><br />TGT (Teams Games Tournament)<br />Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan seperti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas. <br /><br />Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai berikut:<br />Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan<br /><br />Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesewpakatan kelompok.<br /><br />Selanjutnya adalah opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesua dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.<br /><br />Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.<br />Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.<br /> <br />VAK (Visualization, Auditory, Kinestetic)<br />Model pebelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siwa yang telah dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic.<br /><br />AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)<br />Model pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalama, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau quis.<br /><br />TAI (Team Assisted Individualy)<br />Terjemahan bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (Bidak) dengan karateristik bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi. <br /><br />Sintaksi Bidak menurut Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.<br /><br /><br />STAD (Student Teams Achievement Division)<br />STAD adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.<br /><br />NHT (Numbered Head Together)<br />NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.<br /><br />Jigsaw <br />Model pembeajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti berikut ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksana tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.<br /><br />TPS (Think Pairs Share)<br />Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.<br /><br />GI (Group Investigation)<br />Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengoalahn data penyajian data hasi investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor perkem\angan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.<br /><br />MEA (Means-Ends Analysis)<br />Model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks: sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga terjadli koneksivitas, pilih strategi solusi<br /><br />CPS (Creative Problem Solving)<br />Ini juga merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sintaksnya adalah: mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan, identifikasi permasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukan solusi, presentasi dan diskusi.<br /><br />TTW (Think Talk Write)<br />Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laopran hasil presentasi. Sinatknya adalah: informasi, kelompok (membaca-mencatatat-menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.<br /><br />TS-TS (Two Stay – Two Stray)<br />Pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, laporan kelompok.<br /><br />CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)<br />Sintaknya adalah (C) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi ide untuk memahami materi, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.<br /><br />SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)<br />Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat, dengan sintaks: Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan cari jawabanya, Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama), dan Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh<br /><br />SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)<br />SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan.<br /><br />MID (Meaningful Instructionnal Design)<br />Model ini adalah pembnelajaran yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis. Sintaknya adalah (1) lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisi pengalaman, dan konsep-ide; (2) reconstruction melakukan fasilitasi pengalaan belajar; (3) production melalui ekspresi-apresiasi konsep<br /><br />KUASAI <br />Pembelajaran akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka pikir untuk sukses, Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan (mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan hafalkan kata kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman, dan Introspeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar.<br /><br />CRI (Certainly of Response Index)<br />CRI digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinan siswa tentang kemampuan yang dimilkinya untuk memilih dan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya. Hutnal (2002) mengemukakan bahwa CRI menggunakan rubric dengan penskoran 0 untuk totally guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk not sure, 3 untuk sure, 4 untuk almost certain, dn 5 untuk certain. <br /><br />DLPS (Double Loop Problem Solving)<br />DPLS adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama daritimbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa. Selanutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap uyang menyebabkan munculnya masalah tersebut.<br /><br />Sintaknya adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan solusi, analisis kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih. Langkah penyelesai maslah sebagai berikurt: menuliskan pernyataan masalah awal, mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi, mengidentifikasui kausal, imoplementasi solusi, identifikasi kausal utama, menemukan pilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.<br /><br />DMR (Diskursus Multy Reprecentacy)<br />DMR adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok. Sintaksnya adalah: persiapan, pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan penutup.<br /><br />CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)<br />Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok. Sintaksnya adalah: membentuk kelompok heterogen 4 orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.<br /><br />IOC (Inside Outside Circle)<br />IOC adalah mode pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Sintaksnya adalah: Separuh dari sjumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam, siswa yang berhadapan berbagi informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkaran luar berputar kemudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya<br /><br />Tari Bambu<br />Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukartan pengalaman dan pengetahuan antar siswa. Sintaksnya adalah: Sebagian siswa berdiri berjajar di depoan kelas atau di sela bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa opertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalaman dan pengetahuan, siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya pada jajarannya, dan kembali berbagai informasi.<br /><br />Artikulasi<br />Artikulasi adalah mode pembelajaran dengan sintaks: penyampaian konpetensi, sajian materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.<br /><br />Debate<br />Debat adalah model pembalajaranb dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu setrusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya bila perlu.<br /><br />Role Playing<br />Sintak dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan scenario pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan dan refleksi.<br /><br />Talking Stick<br />Sintak pembelajan ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa mebaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepada siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.<br /><br />Sintaknya adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyuimpulan, refleksi dan evaluasi<br /><br />Student Facilitator and Explaining<br />Langkah-langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya dan menjelaskan lagi ke siswa lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.<br /><br />Course Review Horay<br />Langkah-langkahnya: informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya, pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.<br /><br />Demonstration<br />Pembelajaran ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen. Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.<br /><br />Explicit Instruction<br />Pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah bertahap. Sintaknya adalah: sajian informasi kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural, membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.<br /><br />Scramble<br />Sintaknya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.<br /><br />Pair Checks<br />Siswa berkelompok berpasangan sebangku, salah seorang menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan, pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.<br /><br />Make-A Match<br />Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpukanl lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.<br /><br />Mind Mapping<br />Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi kelompok, siswa membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.<br /><br />Examples Non Examples<br />Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, valuasi dan refleksi.<br /><br />Picture and Picture<br />Sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.<br /><br />Cooperative Script<br />Buat kelompok berpasangan sebangku, bagikan wacana materi bahan ajar, siswa mempelajari wacana dan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang lain menanggapi, bertukar peran, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.<br /><br />LAPS-Heuristik<br />Heuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bersifat tuntunan dalam rangaka solusi masalah. LAPS ( Logan Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya, adakah alternative, apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya. Sintaks: pemahaman masalah, rencana, solusi, dan pengecekan.<br /><br />Improve<br />Improve singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment. Sintaknya adalah sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep, siswa latihan dan bertanya, balikan-perbaikan-pengayaan-interaksi.<br /><br />Generatif<br />Generatif adalah konstruksivisme dengan sintaks orintasi-motivasi, pengungkapan ide-konsep awal, tantangan dan restruturisasi sajian konsep, aplikasi, ranguman, evaluasi, dan refleksi<br /><br />Circuit Learning<br />Pembelajaran ini adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang. Sintaknya adalah kondisikan situasi belajar kondusif dan focus, siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta konsep-bahasa khusus, Tanya jawab dan refleksi<br /><br />Complete Sentence<br />Pembelajaran dengan model melengkapi kalimat adalah dengan sintakas: siapkan blanko isian berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap, sampaikan kompetensi, siswa ditugaskan membaca wacana, guru membentuk kelompok, LKS dibagikan berupa paragraph yang kaliatnya belum lengkap, siswa berkelompok melengkapi, presentasi.<br /><br />Concept Sentence<br />Prosedurnya adalah penyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, tiap kelompok membeuat kalimat berdasarkan kata kunci, presentasi.<br /><br />Time Token<br />Model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan.<br /><br />Take and Give<br />Model pembelajaran menerima dan memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa - bahan belajar - dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi, pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling informasi tentang materi atau pendalaman-perluasannya kepada siswa lain kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara bergantian, evaluasi dan refleksi<br /><br />Super item<br />Pembelajaran ini dengan cara memberikan tugas kepada siswa secara bertingkat-bertahap dari simpel ke kompleks, berupa pemecahan masalah. Sintaksnya adalah ilustrasikan konsep konkret dan gunakan analogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan sal tes bentuk super item, yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi informasi, integrasi, dan hipotesis.<br /><br />Hibrid<br />Model hibrid adalah gabungan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara siswa mengadopsi konsep. Sintaknya adalah pembelajaran ekspositori, koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshop menggunakan computer-internet.<br /><br />Treffinger<br />Pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. Sintaks: keterbukaan-urun ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam pemecahan masalah secara mandiri melalui pemanasan-minat-kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.<br /><br />Kumon<br />Pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman-menyenangkan. Sintaksnya adalah: sajian konsep, latihan, tiap siswa selesai tugas langsung diperiksa-dinilai, jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima kali salah guru membimbing.<br /><br />Quantum<br />Memandang pelaksanaan pembelajaran seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward. Strategi quantum adalah tumbuhkan minat dengan AMBak, alami-dengan dunia realitas siswa, namai-buat generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi-komunikasi, ulangi dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman, dan rayakan dengan reward dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan. <br /><br /><br /> </span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-75367462760102573302009-02-04T23:44:00.000-08:002009-02-05T04:25:59.174-08:00Judul PTK1.KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI<br />PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGAWI TAHUN PELAJARAN 2008/2009<br />2.PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF<br />MODEL GROUP INVESTIGATION PADA KELAS VII SMP AL ISLAM PARON TAHUN PELAJARAN 2008/2009<br />3.PENERAPAN STRATEGI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SINE TAHUN PELAJARAN 2008/2009<br /><span class="fullpost"><br />4.PENERAPAN TEKNIK GERAK MATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT PADA SISWA KELAS VII-H SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 2 NGAWI TAHUN PELAJARAN 2008/2009<br />5.PENINGKATAN KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROSES DAN MEDIA GAMBAR DI KELAS II SD NEGERI KAWU I KEDUNGGALAR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2008/2009<br />6. PENGARUH KEMAMPUAN BERBICARA<br />TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS VI SEMESTER GENAP<br />DI SD NEGERI KERSIKAN 2 GENENG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2008/2009<br />7. KARAKTER TOKOH SENTRAL NOVEL AYAT-AYAT CINTA (AAC) KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY<br /><br />TERSEDIA PTK UNTUK SD/SMP/SMK/SMA:<br />1, PTK BAHASAIDNDONESIA<br />2, PTK MATEMATIKA<br />3, PTK PPKN<br />4, PTK BAHASA INGGRIS<br />5, PTK BAHASA JAWA<br />6. PTK IPS,PTK EKONOMI,PTK GEOGRAFI,PTK SEJARAH<br />7, PTK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM<br />8. PTK OLAHRAGA/PENJASKES<br />9, PTK IPA; PTK FISIKA, PTK BIOLOGI<br />10 PTK TIK<br />11 PTK TATA BOGA<br />12 PTT KESENIAN<br /></span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-73830361144526766052009-01-01T06:32:00.000-08:002009-02-05T04:26:19.543-08:00DESAINS PEMBELAJARANMEN-DESAINS PEMBELAJARAN<br />PADA PEKAN EFEKTIF FAKULTATIF<br />Oleh : Sukir, S.Pd, M.Pd.<br />(Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Bringin Ngawi)<br /><br /><br />Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". (az-Zumar 39: 9).<br /><span class="fullpost"><br />Pengantar<br />Fakultatif berarti tidak diwajibkan atau bersifat pilihan (KUBI, 1989:239) Pekan efektif fakultatif berarti pekan yang bersifat pilihan antara efektif dan tidak efektif (dalam pembelajaran). Memang, kalender pendidikan kita mengenal adanya istilah pekan efektif fakultatif dan kebetulan selalu ditempatkan pada saat datangnya bulan Ramadhan. Pekan efektif fakultatif dapat diterjemahkan menjadi dua persepsi, pertama bahwa pekan efektif fakultatif memungkinkan seorang guru memilih untuk tidak efektif dalam pembelajaran, kedua, bahwa pekan efektif fakultatif memungkinkan seorang guru memilih untuk tetap efektif dalam pembelajaran.<br />Namun demikian, kalau kita melihat ayat yang penulis nukilkan di atas (az-Zumar 39: 9), tentu dalam pekan efektif fakultatif tersebut, guru tetap memilih pekan efektif fakultatif sebagai pekan pembelajaran yang tetap bermakna bagi siswa. Kebermaknaan pembelajaran dalam hal ini terindikasi dari (1) tersampainya materi pelajaran, (2) bertambahnya wawasan tentang materi lain (terkait nilai religius) yang selama ini hanya tersampaikan secara implisit dalam mata pelajaran, (3) kondisi siswa yang tetap melaksanakan ibadah puasa, dan (4) bernilainya kegiatan mengajar (bagi guru) sebagai ibadah. Dan untuk itulah kiranya perlu seorang guru men-desains pembelajaran secara efektif pada pekan efektif fakultatif sehingga bisa bermakna ibadah.<br /><br />Orientasi Pembelajaran<br />Bulan Ramadhan memang hanya satu kali dalam satu tahun. Dan tentu sebagai orang muslim bulan Ramadhan adalah bulan penantian di mana banyak nilai yang bisa dipetik dari dalamnya, yang kesumuanya berharap agar apa yang dilakukan masuk dalam bingkai ibadah dan bernilai ibadah. Oleh karena itulah tidak hanya diperlukan niat saja (agar semua prilaku bernilai ibadah) akan tetapi dalam prakteknya pun dituntut agar menjadi ibadah. Mengajar bagi seorang guru memang rutinitas karena memang itu pekerjaan utama akan tetapi jika bisa diniatkan untuk ibadah. Sebenarnya bukan hanya pada bulan Ramadhan saja pekerjaan itu akan bernilai ibadah melainkan di luar Ramadhan pun juga akan bernilai ibadah jika niatkan untuk ibadah. Pendek kata ‘segala sesuatu tergantung pada niatnya’.<br />Dari dasar tersebut, maka tidak ada alasan untuk menjadikan pekan dalam bulan Ramadhan sebagai pekan yang tidak efektif untuk kegiatan belajar mengajar. Artinya, justru bulan Ramadhan inilah bulan untuk memulai meniatkan kegiatan mengajar itu sebagai bentuk ibadah (meskipun sebenarnya niat ibadah itu bisa dilakukan setiap saat) paling tidak bulan inilah mementum yang paling tepat.<br />Yang menjadi masalah adalah bagaimana mengemas materi pelajaran itu sehingga sesuai dengan kondisi siswa yang sedang melaksanakan ibadah puasa. Bagi sebagian guru tentu ini tidak menjadi masalah namun pada sebagian yang lain hal ini membuat guru menjadi bingung. Sebab, Pengelolaan pembelajaran hendaknya bertolak dari butir-butir pembelajaran (Buku:III-C2, dalam Hariyanto 2006:10). Terus kalau demikian apa yang bisa dilakukan?. Bukankan hal itu jutru akan menyulitkan siswa, padahal target penguasaan materi di batasi oleh waktu?<br />Sebenarnya, upaya pengintegrasian nilai budi pekerti dan pengintegrasian nilai Imtaq dalam mata pelajaran selama ini telah disuarakan dan tentunya bulan Ramadhan inilah saat yang tepat untuk mengiplementasikanya. Dengan kata lain orientasi mata pelajaran dalam bahasan ini tetap mengacu pada kompetensi yang akan di ajarkan, hanya saja perlu diintegrasikan dengan nilai-nilai budi pekerti dan nilai-nilai Imtaq dalam mata pelajaran.<br />Desains Pembelajaran<br /> Semua mata pelajaran bisa mengintegrasikan nilai-nilai budi pekerti maupun nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan. Hal tersebut sangat tergantung pada kemampuan guru bidang studi masing-masing.Untuk melakukan pembelajaran yang terintegrasi diperlukan langkah-langkah yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi yang akan diajarkan. Artinya, dalam hal ini seorang guru perlu mengelola pembelajaran secara tepat dan cermat. Adapun langkah-langkahnya pembelajaran di antaranya:<br />1. Memilih atau menetapkan tujuan pembelajaran<br />Langkah pertama dalam upaya mengintegrasikan nilai imtaq dalam mata pelajaran adalah memilih atau menetapkan tujuan pembelajaran. Artinya, apa sebenarnya tujuan yang hendak kita capai dalam pembelajaran tersebut, misalnya anak mampu memahami ayat tertentu dari Al Quran, mampu meneladani prilaku Rasullullah atau kajian ilmu yang mendasar pada Al Quran dan sebagainya. Tentunya seorang guru menguasahi satu di antara sekian banyak nilai yang ada dalam agama. Dan penetapan tujuan ini penting karena tanpa tujuan yang tepat maka kita tidak akan tahu kemana akan melangkah<br />2. Menetapkan aspek pembelajaran yang akan diajarkan<br /> Setelah memiliki tujuan maka langkah berikutnya adalah menetukan aspek pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini semua pelajaran memiliki aspek-aspek pembelajaran yang berbeda satu dengan lain. Seperti contoh kalau dalam pembelajaran bahasa Indonesia kita mengenal aspek berbicara, mendengarkan, membaca, menulis dan sastra. Ketepatan penetapan aspek ini sangat penting mengingat tidak semua nilai imtaq itu bisa diintegrasikan pada semua aspek pembelajaran.<br />3. Menentukan SK dan KD yang akan diajarkan<br /> Agar sasaran pembelajaran tidak terlepas dari kurikulum maka seorang guru tetap harus perpedoman pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada. Artinya, kita tidak boleh sembarangan menetapkan SK dan KD untuk menginegrasikan nilai imtaq yang kita pilih. Hal ini bertujuan agar pembelajaran tetap berorientasi pada kurikulum yang berlaku.<br />4. Menetukan materi pembelajaran yang akan diajarkan.<br />Sebagaimana di sampaikan di atas bahwa tidak semua materi pembelajaran itu disisipi nilai imtaq. Oleh karena itu diperlukan kemmpuan guru di dalam memilih materi yang tepat dan sesuai dengan SK dan KD yang telah ditetapkan. Sebagai contoh dalam pembelajaran bahasa Indonesia, pada materi tokoh idola, selama ini anak-anak tergiring pada paradigma berpikir bahwa tokoh idola itu selalu yang ada di sekitar siswa misalnya negarawan, seniman atau tokoh lain yang belum tentu memiliki karakteristik ketokohan yang universal. Bukankan kita bisa mengambil tokoh Rasulullah atau sahabat nabi yang jelas-jelas ucapan dan prilakunya bisa dijadikan tuntunan atau uswatun hasanah. Hal ini sebagaimana dalam Al Quran Surat Al Ahzab ayat 21 seperti berikut.<br /> ………...<br />“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu………...”<br /><br />Oleh karenanya sebagai guru dituntut benar-benar mampu menentu-kan materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, aspek pembelajaran, SK dan KD yang akan diajarkan. Dan tentunya setiap mata pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda.<br />5. Menyusun Skenerio Pembelajaran<br />Skenerio pembelajaran atau rencana rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan merupakan rancangan kegiatan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, langkah pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Langkah pembelajaran setidaknya memuat kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Dengan dasar itulah maka penyusunan skenerio pembelajaran ini menjadi bagian yang sangat penting karena kegiatan pembelajaran akan berlangsung sesuai dengan skenerio yang dibuat (tak perlu dikomentari pun semua guru memahami).<br />Namun demikian, mengingat desain pembelajaran ini dikhususkan pada kegiatan pekan efektif fakultatif maka yang perlu diperhatikan adalah (1) kondisi siswa sedang berpuasa sehingga diharapkan pembelajaran tidak memerlukan energi yang banyak, (3) Pembelajaran harus menyenangkan sehingga guru harus memilih metode pembelajaran yang bersifat Joyfull Learning yakni Belajar yang menyenangkan sebagai paradigma baru dalam belajar dan pembelajaran. Karena unsur kegembiraan dalam belajar dapat menjadi penentu kualitas dan kuantitas belajar secara terus menerus (Meier dalam Haryanto, 2006:3).<br />Dengan penyusunan skenerio pembelajaran yang senantiasa berorientasi pada kegiatan pembelajaran yang menyenangkan maka setidaknya (1) tujuan pembelajatan akan tercapai (2) nilai imtaq maupun budi pekerti juga akan dikuasai (3) pembelajaran yang oleh sebagain orang dikatakan rutinitas tetap akan bernilai ibadah.<br />Penutup<br />Pekan efektif fakultatif bukan berarti pekan fakultatif yang bisa digunakan senaknya. Pekan efektif fakultatif hakekatnya adalah tetap sebagai pekan yang efektif. Kebijakan seorang guru sangat menentukan pekan efektif fakultatif sebagai pekan pembelajaran efektif dan bermakna bagi siswa. Kemampuan guru sangat dituntut untuk men-desain pembelajaran seefektif mungkin. Bahkan dengan pekan efektif fakultatif seorang guru dapat melaksanakan tugas sebagai guru sekaligus beribadah dengan ilmu yang bermanfaat bagi siswa dan juga bagi guru di hari akhirat. Selamat bekerja dan beribadah puasa.<br /><br /><br /><br /><br />BUKU RUJUKAN<br /><br />Depdiknas. 2003. Mode Pengintegrasian Budi Pekerti ke dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Dimenum.<br />Depag. 1989.Al Quran dan Terjemahannya. Surabaya: Mahkota<br />Hariyanto. 2006. Pembelajaran Menyenangkan. Solo: CV Andhika<br />Irsyad D. 1977. Petujuk Jalan Yang Lurus. Surabaya: Darussaggaf<br /></span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-29487177443809824672008-12-31T06:29:00.000-08:002009-02-05T04:27:39.810-08:00ARTIKELANTARA SUPERVISI KELAS DAN LESSON STUDY<br />Oleh : Sukir, S.Pd.M.Pd.<br />Guru Bahasa Indonesia SMPN 2 Bringin Ngawi<br /><br />Pengantar<br /><br />Bagi guru kata “Supervisi” merupakan kata yang membuat mules perut, berdebar di<br /><span class="fullpost">dada dan bahkan pusing kepala. Itu dulu……sekarang sudah tidak lagi. Duloe, ketika ada informasi bahwa akan ada pengawas yang akan melakukan supervisi, semua guru dibuat cemas dan ketakutan sebab seorang pengawas adalah orang yang sangat berwibawa, pandai, dan menguasahi materi, metode, teknik dan pendekatan dalam pembelajaran sehingga kesalahan sekecil apapun (dalam pembelajaran) pasti mengetahuinya. Oleh karena keprofesionalismenya tersebut membuat guru baik yang senior maupun yang yunior menjadi keder. Itu dulu…….sekarang tidak lagi.<br />Seiring dengan otoda, di mana daerah memiliki kewenangan yang lebih dalam mengelola daerahnya termasuk pendidikan maka salah fungsi pengawas dalam supervisi tidak lagi terdengar. Dan ketika salah satu peran pengawas termasuk kepala sekolah mulai samar itulah kemudian muncul suatu program yang bernama Lesson Study. Namun, akankah lesson study akan menggantikan supervisi kelas sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru atau tidak, tentunya hanya waktu yang akan menjawab.<br />Persamaan Lesson study dan Supervisi Kelas<br />Antara keduanya memang tidak bisa dikatakan sama persis tetapi kalau dikatakan identik itu baru mungkin. Dilihat dari pengertiannya, supervisi kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pengawas/kepala sekolah untuk mengawasi, meneliti semua administrasi terkait dengan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru di dalam kelas. Semuanya akan diawasi dan dilihat kelemahan dan kekuranganya kemudian akan dilanjutkan pada pemberian nasehat dan masukan positif bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaranya. Sedangkan lesson study adalah suatu model peningkatan mutu pembelajaran melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community. Antara keduanya menyiratkan adanya persamaan yakni berupa serangkaian kegiatan yang diarahkan pada upaya menemukan kekurangan dan kelemaham dari seorang guru dalam pembelajaran yang kemudian dilakukan upaya perbaikan sehingga pembelajaran bisa lebih berkualitas. Kedua kegiatan tersebut (supervisi kelas dan lesson study) bermuara pada tercapainya sebuah profesionalisme guru dalam pembelajaran<br />Perbedaan Lesson study dan Supervisi Kelas<br /><br />Bagi sebagian guru tentu masih ada yang belum mengenal lesson study karena memang selain bukan berasal dari Indonesia, lesson study itu baru dikenalkan pada sebagian kecil guru saja. Dan perlu diketahui bahwa pada awalnya lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya Jugyokenkyu adalah proses pengembangan profesi inti yang dipraktikkan guru-guru di Jepang agar secara berkelanjutan mereka dapat memperbaiki mutu proses pembelajaran. Sedangkan supervisi yang telah kita kenal adalah salah satu tupoksi dari seorang pengawas pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dari seorang guru. Dan kalau kita cermati selain dari pengertian yang memang berbeda, ternyata keduanya memang memiliki prebedaan yang prinsipil, di antaranya:<br /><br />1. Pelaksana<br /><br />Supervisi yang kita kenal dilakukan oleh pengawas pendidikan atau kepala sekolah sedangkan lesson study dilakukan oleh teman sejawat dalam satu MGMP (bisa disertai kepala sekolah) dan yang jelas lesson study melibatkan banyak orang (guru, ketua MGMP, atau orang lain yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang sama dengan seorang guru di dalam kelas bahkan bisa melibatkan seorang juru rekam. Dalam supervisi (mungkin) kondisi kelas tidak terpengaruh kehadiran pengawas karena hanya 1 orang sedangkan dalam lesson study yang melibatkan banyak orang maka akan menjadikan suasana pembelajaran yang kaku karena siswa merasa diawasi dalam belajarnya.<br /><br />Dilihat dari tingkat kompetensi (dalam supervisi ) pengawas atau kepala sekolah tentu memiliki sedikit kekurangan sebab sehebat apaun pengawas tentu memiliki keterbatasan jika harus melakukan supervisi pada guru dengan latar belakang pendidikan yang berbeda dengan dirinya. Misalnya seorang pengawas yang memiliki disiplin ilmu matematika tentu akan kesulitan jika harus melakukan supervisi pada guru bahasa Inggris atau bahasa Jawa atau yang lain (jika tidak mau dikatakan memaksakan diri). Sedangkan dalam lesson study, tim yang melakukan pengamatan terhadap pembelajaran adalah orang-orang yang memiliki kompetensi sama dengan guru di dalam kelas sehingga mereka akan mampu mengatasi kekurangan dalam pembelajaran. Selain itu dalam lesson study dimungkinkan untuk mengambil pakar dari luar (knowledgeable other) untuk memberi masukan secara praktis maupun teoritis untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran.<br /><br />2. Tahapan<br /><br />Dalam supervisi kita mengenal 3 tahapan dalam melaksanakannya yakni (a) Tahap sebelum melakukan supervisi kelas dimana pengawas dan kepala sekolah melakukan kesepakatan baik waktu, materi dan perangkat pembelajaran (b) Tahap pelaksanaan supervisi kelas yakni pengawas masuk dan mengamati pembelajaran, (c) Tahap setelah supervisi kelas di antara melakukan refleksi, pembinaan dan tindak lanjut. Sedangkan dalam lesson study juga mengenal tiga tahapan yakni perencanaan (plan), implementasi (do) dan observasi serta refleksi (see) pada suatu mata pelajaran. Perbedaan yang tampak bahwa tahapan supervisi dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah sedangkan dalam lesson study tahapan yang ada direncanakan oleh guru dalam MGMP itu sendiri.<br />3. Identifikasi Research Theme<br />Dalam supervisi, research theme (tujuan utama) adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya dalam melaksanakan tugas dalam proses belajar mengajar. Secara khusus research theme supervisi adalah (a). Meningkatkan efektifitas kurikulum sehingga berdayaguna dan berhasil guna, baik dalam proses belajar serta mendukung dimilikinya kemampuan pada diri lulusan (b). Meningkatakan keefektifan sarana dan efisiensi prasarana untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik (c). Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah (d). Meningkatkan kualitas situasi umum. Sedangkan dalam lesson study research theme adalah (a). Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya) (b). Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya (c). Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan urutan materi dalam kurikulum. (d). Membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa.(e). Menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan tentang pemahaman berpikir dan belajar siswa (f). Meningkatkan kolaborasi pada sesama guru.<br />4. Pelaksanakan Research Lessons<br /><br />Pelaksanaan supervisi diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan oleh pengawas atau kepala sekolah berdasarkan instrument yang telah dipersiapkan, yang dalam hal ini menyangkut kelengkapan administrasi pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup) yang materi pembelajarannya diserahkan guru. Sedangkan lesson study dilaksanakan dengan cara seorang guru menyusun seluruh perangkat pembelajaran secara lengkap untuk suatu topik tertentu (yang bermasalah) untuk didiskusikan dengan beberapa teman sejawat. Selanjutnya ia tampil sebagai guru model dan teman sejawat melakukan observasi, lalu melakukan refleksi dan tindak lanjut atas pembelajaran yang telah dilakukan.<br />5. Refleksi dan Tindak Lanjut<br /><br />Hasil pelaksanaan supervisi biasanya hanya pengawas dan kepala sekolah yang mengetahui. Artinya bagaimana keberhasilan pembelajaran, seorang guru tidak mengetahui. Jika hasilnya baik biasanya tidak banyak komentar yang dilontarkan oleh pengawas sedang jika hasilnya jelek maka tidak hanya masukan yang diberikan melainkan kemarahan. Sebagai tindak lanjut maka dari supervisi seorang pengawas atau kepala sekolah melakukan pembinaan terhadap guru yang bersangkutan..<br /><br />Sedangkan dalam lesson study setelah pelajaran selesai, tim melakukan debrefing (refleksi) dan para pengamat merefleksi serta membahas pelaksanaan pembelajaran. Hal-hal yang mereka temukan selama pembelajaran didiskusikan dan menjadi masukan berharga bagi guru. Bagi pelaku lesson study pemula, pelaksanaan pembelajaran serta hasil pengamatannya dapat membantu untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama pembelajaran. Menyaksikan pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan segala kekurangan dan kelebihannya dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran baik pada guru maupun anggota tim. Dan dalam tahap refleksi ini, tim bisa mengundang pakar dari luar (knowledgeable other) untuk memberi masukan secara praktis maupun teoritis untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran. Setelah dilakukan revisi, anggota yang lain dari tim itu bisa mengajarkannya di kelas atau sekolah lain.<br /><br />Sebagai tindak lanjut, dalam supervisi guru hanya diberi masukan untuk memperbaiki baik administrasi maupun pelaksanaan pembelajaran dan biasanya akan berhenti setelah pengawas meninggalkan sekolah karena tidak mungkin seorang pengawas melakukan supervisi lebih dari 1 hari dengan guru yang sama. Sedangkan dalam lesson study, tindak lanjut dilakukan secara berkesinambungan mengingat tim lesson study adalah teman sejawat yang ada dalam satu MGMP sekolah.<br /><br />Terlepas dari adanya persamaan dan perbedaan, kekurangan dan kelebihannya, sebagai suatu program supervisi kelas dan lesson study jika keduanya dilaksanakan secara professional maka akan mampu menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Supervisi kelas tetap akan bermakna jika dilakukan secara professional dan tidak akan bermakna jika hanya sebagai sarana menakut-nakuti, memarahi dan merendahkan guru. Sedangkan lesson study juga akan bermakna jika dilakukan secara professional dan akan berakhir dengan sia-sia jika hanya dibuat main-main dan sekedar pemanis bibir. Namun sekali lagi, semua akan kembali pada diri kita yakni sejauhmana kita memiliki niat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini. Semoga berguna, amien.<br /></span>SUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-732160356682773110.post-18324245609010259382008-09-17T02:36:00.000-07:002009-02-05T04:32:37.843-08:00NGAWI EDUCATIONAssalamu 'alaikum wr. wb<br /><br />Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia yang paling azazi. oleh karenanya melalui media ini kita perlu menjalin komunikasi agar bisa mewujudkan pendidikan yang mampu menjadikan manusia lebih manusiawi. Tanpa kerja sama maka kita akan lemah namun sebaliknya dengan kerja sama yang kuat tanpa menunjukkan dibanding yang lain maka akan terwujud suatu motivasi tersendiri dalam memajukan pendidikan anak-anak kita. amien<br /><br /><br />Wassalamu 'alaikum wr.wb<br />Sukir, S.Pd, M.Pd<br />NgawiSUKIR, SPD, M.PDhttp://www.blogger.com/profile/06648540149697579342noreply@blogger.com2